Rabu, 03 Juni 2009

MAKALAH BIOLOGI TENTANGSENI BONSAI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Dalam penyusunan karya
ilmiah ini, tentunya memiliki
tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuannya adalah agar
dapat:
1. Mengetahui bagian – bagian
tanaman yang dapat dibentuk
menjadi bonsai
2. Mengetahui tanaman bibit
bonsai
3. Mengetahui tanaman bakal
bonsai dan bagaimana cara
menanamnya
4. Mengetahui bagaimana
cara membuat tanaman
bonsai
5. Untuk memenuhi tugas
mandiri mata pelajaran
bahasa Indonesia
B. Latar Belakang
Menurut Rismunandar, (1993L
tanpa halaman) menyatakan,
“tanaman kerdil yang
dipelihara di dalam pot yang
beraneka ragam bentuk dan
warnanya itu di Jepang diberi
nama bonsai.”
Dai kutipan di atas
menunjukan tentang
pengertian bonsai, jadi bonsai
adalah tanaman kerdil yang
bentuknya menyerupai
tanaman di alam bebas yang
di tanam di pot yang beraneka
ragam bentuknya dan
warnanya atau sering juga
disebut tanaman hias, itu
karena bentuknya yang indah
dan menarik dan biasa
dipajang di halaman rumah
sebagai Hiasan untuk
menambah keindahan rumah,
sehingga orang yang melihat
akan merasa tertarik.
Pertama kalinya tanaman
bonsai ini dikembangkan di
Tiongkok pada abad ke XI,
kemudian pada abad ke XV
seni tanaman bonsai masuk ke
Jepang, hingga seni tanaman
kerdil ini disebut bonsai.
Dengan keindahan dan
keunikan dari tanaman bonsai
ini akhirnya tanaman bonsai
ini sampai merambah ke
Amerika Serikat bahkan ke
dunia Barat termasuk ke
Indonesia bonsai ini banyak
digemari dan diminati untuk
bisa memiliki tanaman itu.
Dengan demikian untuk bisa
memenuhi hasrat itu, maka
bonsai dalam penyusunan
karya ilmiah ini. Hal ini
sengaja penulis sajikan agar
menambah kreatifitas bagi
yang berminat tanaman hias.
C. Metode
Dalam penyusunan karya
ilmiah ini penulis
menggunakan metode
deskripsi dan pendekatan
yang digunakan yaitu dengan
pendekatan normative,
dimana penulis menjelaskan
dan memaparkan bagaimana
cara membentuk tanaman
menjadi tanaman bonsai
dengan menggunakan
literature yang ada
D. Sistematika Penulisan
Di samping karya ilmiah ini
harus bersifat ilmiah, juga
harus tersusun secara
sistematis. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai
berikut:
Dalam sistematika penulisan
karya ilmiah ini diawali
dengan isi yang terdiri dari
daftar isi, dilanjutkan dengan
isi yang terdiri dari beberapa
Bab yaitu Bab I, Bab II, dan
Bab III, yakni rinciannya
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Isi dari Pendahuluan ini terdiri
dari beberapa sub Bab yaitu;
tujuan, latar belakang,
metode; sistematika
penulisan, dan terakhir
Kegunaan
Bab II Pembahasan
Pembahasan ini menguraikan
materi tentang tanaman
bonsai secara teoritis dimana
dalam hal ini terdiri dari
beberapa sub yaitu: bagian
tanaman, sifat dan fungsinya,
bibit bonsai, bakal bonsai dan
cara menanamnya; dan tahap-
tahap pembentukan bonsai.
Bab III Penutup
Dalam Bab III ini diisi dengan
penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran, dimana
penulis setelah menguraikan
materi tentang bonsai
selanjutnya menyimpulkan
dan memberikan saran
sehingga karya ilmiah ini bisa
bermanfaat.
E. Kegunaan
Manfaat dan kegunaan
penyusunan karya ilmiah ini
diharapkan bisa:
1. Menumbuhkan minat
seseorang untuk bisa memiliki
bonsai
2. Memberikan motivasi untuk
bisa berkreasi dan kreatif
3. Memberikan pengetahuan
dan pengalaman bagaimana
membentuk tanaman bonsai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bagian Tanaman, Sifat Dan
Fungsinya
Bagi seorang yang baru ingin
mengembangkan daya
kreasinya membentuk bonsai,
terlebih dahulu memerlukan
bekal pengetahuan ala
kadarnya tentang tumbuh-
tumbuhan.
Membuat bonsai pada
hakikatnya mempengaruhi
bagian-bagian tanaman
sedemikian rupa sehingga bisa
tampil pertumbuhan yang
dikehendaki pemiliknya.
Perlu diingat, bahwa tumbuh-
tumbuhan sebagai makhluk
yang hidup, walaupun bersifat
pasif, tetap akan memberikan
reaksi terhadap gangguan
pada tubuhnya.
1. Organ-Organ Tanaman dan
Sifatnya
Hingga saat ini tanaman yang
dikerdilkan pada umumnya
termasuk keluarga besar
“Dicotyledon” atau tanaman
yang bijinya berkeping dua,
maka dari itu uraian tentang
bagian-bagian tanaman di
bawah ini khusus ditujukan
terhadap tanaman yang
berkeping dua.
Bagian-bagian tanaman dapat
dibagi dalam dua bagian ialah:
- Bagian vegetatif (organum
nutritivum)
- bagian generatif (organum
reproductivum)
Untuk landasan membuat
bonsai dibatasi pada
penguraian bagian vegetatif
saja, Karena bagian generatif
kurang perannya dalam
membentuk bonsai.
a. Bagian Vegetatif
Bagian vegetatif dapat dibagi
dalam 2 (dua) bagian:
1. Yang berada di atas tanah
(batang pokok, dahan,
ranting, daun) berada di
dalam lingkungan yang penuh
dengan udara dan lembap,
serta sinar matahari dan suhu
udara yang tidak konstan
2. Bagian yang berada di
dalam tanah, perakaran yang
tumbuhnya ke bawah atau ke
dalam tanah dan menghindari
matahari.
Bagian ini terdiri dari:
- Akar tunggang atau akar
pokok yang tumbuhnya lurus
ke bawah
- Akar lateral, tumbuhnya
mendatar, dan keluar dari
dekat leher akar
b. Sifat dan fungsi bagian
vegetatif
1. Batang pokok
Dapat meningkat tingginya,
Karena diperlengkapi dengan
titik tumbuh pucuknya. Dan
dapat memperbesar lingkaran
batangnya Karena
diperlengkapi dengan jaringan
khusus yang disebut kambium.
Letak kambium di atas kayu,
dan di bawah kulit.
2. Dahan
Tumbuh dari kuntum yang
berada di ketiak daun pada
batang pokok yang masih
muda. Tumbuhnya bisa
mendatar atau membentuk
sudut kurang dari 90°. Dengan
adanya dahan-dahan tersebut
dibentuklah mahkota pohon
yang konis, pyramidal, bulat
telur, lonjong dan sebagainya.
3. Ranting
Tumbuh dari kuntum yang
berada di ketiak daun dahan,
dapat tumbuh ke arah yang
beraneka ragam, namun rata-
rata tumbuh ke luar arah
dahan. Pertumbuhan ranting
dapat dihentikan dengan
reaksi membentuk ranting-
ranting baru.
4. Kuntum
Kuntum dapat berada di titik
tumbuh, ketiak daun dan ada
pula yang terpendam (tidak
nampak) yang setiap waktu
dapat tumbuh sebagai ranting
atau dahan baru.
5. Akar
Akar sifatnya menghindari
sinar matahari, sifat ini
disebut “negatif phototropis”.
Pertumbuhan akar tidak kaku,
yang berarti dapat
menyesuaikan diri dengan
ruang lingkup di mana mereka
berada, misalnya akar
tunggang menjadi lateral bila
tumbuhnya terhalang oleh
suatu benda yang tidak bisa
ditembus, akan berubah
arahnya. Sebagai contoh akar
tanaman di dalam pot atau
keranjang akan melingkar-
lingkar bilamana sudah tua
umurnya.
2. Fungsi Bagian Tanaman
Organ-organ tanaman yang
berada di atas tanah, tidak
dapat dipisahkan dari organ-
organ yang berada di dalam
tanah. Dampak pertumbuhan
perakaran, nampak pula pada
pertumbuhan batang pokok
dahan dan sebagainya.
a. Daun merupakan pabrik
untuk menghasilkan zat
karbohidrat, protein dan
lemak. Ketiga zat ini dibentuk
melalui proses fotosintesa.
Sarana dari proses tersebut
adalah:
- Hijau daun yang sehat
- Sinar matahari
- Udara yang mengandung zat
asam arang (CO2)
- Air
b. Fungsi akar
Fungsi akar yang utama
adalah untuk menyerap zat-
zat mineral yang larut di
dalam air atau dari tanah.
Zat-zat mineral ini pada
umumnya diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman.
Air yang diserap bersama zat
mineral, diperlukan untuk
berlangsungnya fotosintesa.
Tanpa air atau kekurangan air
tanaman akan nampak layu,
terutama yang diserang
terlebih dahulu bagian-bagian
yang masih relatif muda.
B. Bibit Bonsai
Bibit untuk bonsai atau bakal
bonsai dapat diperoleh dari:
- Biji yang khusus disemaikan
atau dari semai yang ada di
alam bebas
- Setekan atau cangkokan,
yang pembuatannya
memerlukan sedikit
keterampilan
- Okulasi
- Bongkah-bongkah tanaman
yang masih bertunas dan
masih nampak bertahan untuk
hidup
1. Semai Bakal Bonsai
Untuk mendapatkan bibit
melalui penyemaian sendiri,
akan memakan waktu cukup
lama. Menyemaikan biji
hingga dapat di tanam dalam
pot banyak liku-likunya,
sehingga dapat menghabiskan
semangat untuk memulai
mengayunkan langkah
membentuk bonsai.
Pesemaian bibit bonsai lebih
baik diserahkan saja kepada
perusahaan bibit (bonsai) yang
sekaligus berkecimpung
dalam pembikinan bonsai
untuk di jual.
2. Setek, Cangkok Dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan
membuat okulasi merupakan
seni tersendiri. Menyetek dan
mencangkok dapat
menghasilkan tanaman baru
dalam jangka waktu yang
relatif singkat (1-2 bulan).
Sedangkan membuat okulasi
bisa membutuhkan waktu
lebih dari 1 tahun.
a. Menyetek
Sebelum mempraktekan
teknis menyetek tanaman,
perlu disadari bahwa setiap
jenis tanaman dapat dengan
mudah disetek.
Dikenal 3 jenis setek, yaitu:
- Setek lunak dan setengah
lunak
- Setek keras
- Setek daun
b. Cangkok
Untuk mencangkok, dipilihlah
dahan minimal sebesar pensil
atau ibu jari, dan kulitnya
mudah dikelupas (tidak
lengket).
Teknik mencangkok
- Kupas kulit dahan selebar
3-5 cm
- Buang lendirnya dengan
mengerok atau melap dengan
kain yang kering
- Biarkan 3-4 hari
- Kemudian tutup lukanya
dengan mos yang dibasahi
atau campuran antara tanah
dan remah dengan kompos
yang tua dengan
perbandingan 1:1
- Balut mos atau tanah dengan
lembaran plastik, dan ikat
baik-baik di bagian atas dan
bawah
- Dengan jarum lembaran
plastik dilubangi agar sirkulasi
udara dapat berlangsung.
c. Membikin Okulasi
Bagi yang telah biasa
menanam satu jenis pohon
misalnya buah-buahan dalam
bentuk okulasi untuk dijadikan
bonsai, tidak merupakan suatu
problem yang pelit. Tapi tidak
demikian halnya bagi seorang
pendatang baru, yang ingin
menyibukkan diri dalam seni
bonsai dan harus didahului
dengan membikin ekolusi
sendiri.
Bibit ekolusi terdiri dari 2
(dua) bagian ialah :
- Batang bawah (onderstam)
- Batang atas (entrijs)
Langkah-langkah dalam
perokulasian:
- Batang pokok bersihkan 15
cm di atas tanah
- Sayat kulit 10 cm dari atas
tanah selebar 8 mm, dengan
membikin keratan di bagian
atas dan kanan kiri menurun ±
4 cm panjang
- Tarik kulit ke bawah,
sehingga merupakan lidah,
kemudian potong separuhnya
- Sayat mata dari dahan
entrijs, dengan kayunya
sedikit dari bawah ke atas,
panjang ± 4 cm di atas mata
yang merata, sehingga pas
betul menempel pada keratan
pohon pokok
- Angket kayu perlahan-lahan
tanpa merusak matanya
- Kulit yang bermata,
masukkan antara kayu dan
kulit lidah batang pokok, yang
telah dibuka, dan tempelkan
kembali, usahakan matanya
tidak tertutup
- Balut dengan tali raffia yang
erat
C. Bakal Bonsai Dan Cara
Menanamnya
Prinsip-prinsip menanam
bonsai ini ialah:
- Pot dibikin dari tanah bakar,
porselin atau plastik
- Air di dalam pot yang
berlebih harus dapat mengalir
keluar dengan sendirinya
- Jenis tanahnya adalah tanah
yang tidak mudah padat atau
plastik (liat/lengket)
- Tanah di dalam pot harus
yang cerul, sehingga banyak
mengandung udara bersih
- Daya serap tanahnya
terhadap air baik, sehingga
dapat mempertahankan
kelembapannya.
1. Pot dan isinya
Pot merupakan sarana dalam
kreasi bonsai yang tidak kalah
penting dengan bonsai sendiri.
Dengan bonsai, pot
merupakan rangkaian yang
harus harmonis, yang serasi
dan atraktif dengan kata lain
berukuran seimbang dengan
bentuk bonsainya.
Pot bonsai dapat berbentuk:
bulat, oval, segi lima, segi
panjang dan sebagainya
Ukurannya : besar, sedang,
kecil hingga kecil sekali, tinggi
hingga rendah seperti talam
Warnanya : beraneka ragam
Lubang pembuangan air :
Selain pot berbentuk baki,
semua pot bonsai
diperlengkapi dengan satu
atau lebih lubang
pembuangan air, yang ditutup
dengan gas plastik atau yang
lain
Pada umumnya jenis tanaman
tertentu membutuhkan
campuran tanah yang khas
bagi mereka. Resep umum
medium untuk tanaman yang
berdaun lebar (Beringin,
getahperca, sawo, dan
sebagainya) adalah:
50 % tanah liat sedang
20 % pasir dan
30 % kompos
2. Mengisi Pot
Mengisi pot untuk tanaman
bonsai merupakan duplikasi
dari keadaan yang sebenarnya
di alam bebas. Lapisan paling
atasnya atau topsil, tebalnya
tidak lebih dari 35 cm bersifat
cerul, penuh dengan humus,
dan subur.
Lapisan kedua masih lunak,
masih dapat menyalurkan air
ke bawah menjadi air tanah.
Lapisan ketiga bisa berbentuk
lapisan tanah yang banyak
batu-batuan berukuran
beraneka ragam dan akhirnya
lapisan paling bawah adalah
lapisan induk batu yang kedap
air.
Kesuburan dan tinggi
rendahnya pertumbuhan
tanaman tahunan tergantung
pada tebal tipisnya lapisan
kedua dan ketiga. Bila lapisan
kedua dan ketiga bercadas,
pertumbuhan akar
tunggangnya terhalang. Tanah
yang tidak dalam dan
bercadas dalam musim
kemarau banyak mengalami
kekurangan air. Akibatnya
ialah tanaman tahun yang
tumbuh di atasnya tidak akan
normal, alias pendek.
3. Pengamanan Isi Pot
Batu kerikil, pasir dan tanah
bisa mengandung serangga
tanah yang membahayakan
tanaman bonsai, terutama
cacing dan nematoda. Cacing
tanah atau cacing hujan
walaupun tidak akan merusak
akar namun tetap saja dapat
merisaukan. Selain serangga,
jenis-jenis penyakit yang dapat
mengakibatkan pembusukan
pun bisa berada di dalam
tanah maupun pasir. Biji-biji
rerumputan dan sebaginya
terdapat pula di pasir.
4. Cara Menanami Bonsai
Bakal bonsai dapat diperoleh
melalui beberapa cara ialah:
- Membibitkan sendiri melalui
penyemaian
- Membeli dari penjual bibit di
pinggir jalan atau kebun bibit
- Mencari di luar halaman
atau di alam bebas
5. Pemeliharaan Setelah
Tanam
Setelah penanaman selesai,
siram bakal bonsai dan
tanahnya dengan
mempergunakan spayer yang
halus. Air penyiraman harus
bersih dan tidak berlumpur
dan nentral (tawar). Hentikan
penyiraman jika air sudah
berkelebihan dan mengalir ke
luar melalui lubang air. Bila
air nampak mengenang dan
tidak mau keluar lubang air,
ini merupakan pertanda
bahwa lubang air tersumbat.
Malapetaka kecil ini dapat
diatasi dengan alat
pengungkit.
Untuk menghindari
permukaan tanah di dalam
pot cepat mengering. Dapat
ditutup dengan mos kering
sebagai mulsa atau lumut
hijau bilamana ada. Namun
yang lebih praktis adalah
dibungkus dengan lembaran
plastik. Batu kerikil kecil-kecil
dapat berfungsi juga sebagai
mulsa.
Tempatkan kemudian bakal
bonsai di tempat yang teduh,
tidak banyak angin dan bebas
dari gangguan anak-anak atau
hewan kesayangan.
Untuk mempercepat
tumbuhnya kembali
(recovering) bakal bonsai
dapat diusahakan dengan
menutup seluruh tanaman
dengan kantung plastik
transparan.
D. Tahap-Tahap Pembentukan
Bonsai
Membentuk tanaman kerdil
alias bonsai pada hakikatnya
ialah membuat duplikat dari
bentuk-bentuk pohon-pohonan
di alam bebas. Skala duplikasi
ini bisa kecil, sedang, hingga
cukup besar namun tetap di
bawah ukuran yang normal.
Bentuk bonsai dapat
menggambarkan sejenis
pohon yang bertahan
terhadap keganasan alam,
misalnya angin yang keras,
badai laut di pinggir pantai
yang berlaut-laut. Pohon
nampak porak-poranda namun
tetap survive.
Bonsai dapat menampilkan
bentuk mahkota pohon indah
secara individual, namun
dapat pula berbentuk kebun
mini. Kebun mini ini dapat
berbentuk rata, namun dapat
pula berbentuk puncak
gunung dengan beberapa
tanaman kerdil. Puncak
gunung dapat nampak hijau
karena tertutup mos atau
berbentuk batu-batu karang
yang menampilkan bentuk
tanah yang kritis.
1. Tahap Pertama,
Membentuk Kerangka Dasar
Bakal bonsai yang sudah siap
untuk diberi kerangka dasar
adalah yang sudah benar-
benar sehat kembali, setelah
mengalami pemindahan.
Batang Pokoknya praktis
sudah tidak tergoyahkan lagi
dan sudah cukup mencapai
ketinggian yang diperlukan
pada akhirnya untuk dibentuk.
Kerangka dasar sementara
sudah dimulai pada waktu
memindahkan tanaman ke
dalam pot bonsai. Sebelum
membentuk kerangka dasar,
rencanakan terlebih dahulu
masak-masak bentuk bonsai
yang dikhayalkan, dan
bagaimana kira-kira bentuk
bonsai pada akhirnya nanti.
Kerangka dasar ini terdiri dari
rangkaian batang pokok dan
beberapa dahan
Dahan-dahan yang dianggap
berlebihan dipangkas dengan
gunting pemangkas
sedemikian rupa, sehingga
habis pangkalnya. Tepatnya,
luka bekas dahan nampak
rata dengan permukaan kulit
batang pokok.
Batang Pokok
Batang pokok dapat diatur
sikapnya menjadi:
- Tegak lurus dengan dahan
membentuk mahkota yang
sistematis atau asimatris
- Berliku-liku namun
menjulang ke atas
- Miring hingga
menggelantung
- Berbatang pokok lebih dari
satu yang tumbuh dekat leher
akar atau lebih tinggi dan
sebagainya.
2. Tahap Kedua Merubah Arah
Dan Bentuk
Merubah bentuk dan arah
tumbuhnya batang pokok dan
dahan-dahan merupakan
suatu paksaan dan memakan
waktu hingga bentuk dan arah
yang dikehendaki tercapai.
Untuk keperluan tersebut
diperlukan sarana untuk
memudahkan pelaksanaannya
sebagai berikut:
- Kawat kuningan dari
beberapa ukuran diameternya
- Tali raffia
- Tang untuk memotong kawat
- Gunting pemangkas
- Gunting biasa
- Pisau kecil yang tajam
- Tang yang runcing ujungnya
- Cellotape
E. Penyempurnaan Bentuk
Bonsai
Tidak semua jenis tanaman
dapat dikerdilkan. Misalnya
tanaman advokat yang
berdaun lebar dan panjang
tidak. Mungkin memenuhi
persyaratan agar daunnya
bisa mengecil. Tanaman yang
dapat memenuhi persyaratan
untuk dikerdilkan adalah
tanaman yang mempunyai
daun berukuran kecil,
misalnya Beringin, jeruk kingki
(Triphasi aurantium), jenis-
jenis coniper (cemara, pinus
dll), delima (punika granatum)
, lo (ficus glomerata) dan
sebagainya. Di samping
berukuran kecil hendaknya
mempunyai sifat mudah
rontok.
Penyempurnaan bonsai kini
letaknya untuk menyusun
ranting-ranting dengan
daunnya yang cukup lebat,
namun seimbang dengan
bentuk dan ukuran bonsai
keseluruhannya.
Batang pokok dan dahan
harus nampak tumbuh kuat,
dan menghasilkan ranting-
ranting dan daun yang sehat.
Walaupun bagaikan suburnya
pertumbuhan daun namun
dalam peryempurnaan bentuk
bonsai, batang pokok dan
dahan harus nampak jelas
tidak tertutup. kedua-duanya
merupakan kerangka dasar,
dan sebagai dasar yang harus
tetap menonjol.
Langkah-langkah
penyempurnaan ini dalam
hakikatnya sangat
mengasyikan pemiliknya.
Setiap waktu yang senggang
sering dimanfaatkan untuk
meneliti pohon kerdil
kesayangannya. Langkah-
langkah penyempurnaan ini
terdiri dari.
- Pemangkasan
- Pengetipan/pengurangan
kuntum ranting maupun dahan
- Jika perlu menambah
lakukan dan sebaginya.
1. Pengendalian pertumbuhan
Setiap orang mengetahui,
bahwa tanaman khususnya
yang berbentuk pohon, bila
dibiarkan sekehendak hatinya,
akan berbentuk pohon, bila
dibiarkan sekehendak hatinya,
akan meningkat tingginya dan
akan melebar mahkotanya.
Setiap bagian yang
dilengkungkan, sebagai
reaksinya ialah mengeluarkan
kuntum baru yang dapat
menjadikan dahan maupun
ranting mengakibatkan
kuntum di bawah titik tumbuh
yang semula pasif (tidur) akan
aktif dan tumbuh.
Pengendalian pertumbuhan
tersebut dilaksanakan melalui
pemangkasan dan
pengetipan / Pemetikan titik
tumbuh
Dengan pemangkasan
dibuangnya:
- Cabang/ dahan yang
tumbuhnya di luar rencana
akibat dari lengkungan atau
yang tumbuh dari kuntum
adventif
- Ranting-ranting yang
tumbuhnya saling tindih yang
tampil kurang sedap
- Ranting-ranting yang tumbuh
ke arah bawah atau ke arah
batang pokok
- Ranting-ranting yang lemah
pertumbuhannya
2. Cara dan Waktu
Pemangkasan
Memotong dahan atau
ranting, dilakukan sebagai
berikut:
- Potong sedekat mungkin
dengan kuntum yang nampak
sehat
- Bila ingin membentuk
ranting baru, potong sedekat
mungkin dengan ranting yang
tumbuhnya sehat
- Bila memangkas cabang,
Potonglah sedemikian rupa
hingga lukanya rata dengan
permukaan pangkal
tumbuhnya. Tutup lukanya
yang besar dengan paraffin.
3. Melilit Dahan Dengan
Kawat
Melilit dahan-dahan yang
memanjang karena
pertumbuhannya masih dapat
dilaksanakan. Tindakan ini
dilakukan selama
pertumbuhan baru, masih
memungkinkan tanpa
mengganggu bentuk dan
penampilan bonsai selanjutnya
Langkah-langkah dalam
penyempurnaan bonsai
nampaknya sederhana. Tapi
hasil yang cukup
mengesankan baru dapat
dicapai setelah beberapa
tahun, ada yang tiga ada yang
lima tahun lebih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan
pengkajian secara normative
pada Bab II, maka penulis
menyimpulkan, yaitu:
1. Bonsai adalah tanaman
kerdil yang dipelihara di
dalam pot yang beraneka
ragam bentuknya dan
warnanya.
2. Bagian-bagian tanaman
yang dapat dibentuk menjadi
bonsai adalah, batang pokok,
dahan ranting dan akar.
3. Bibit atau benih yang dapat
dijadikan bakal bonsai dapat
dihasilkan melalui penyemaian
biji, setekan, cangkokan,
okulasi dan langkah-langkah
tanaman yang masih bertunas.
4. Adapun prinsip atau cara
menanam bonsai adalah:
 Pot dibuat dari tanah
bakaran, porslen atau plastik.
 Air di dalam pot harus dapat
mengalir jika berlebih.
 Jenis tanahnya harus yang
tidak mudah padat.
 Tanah di dalam pot harus
cerul, sehingga banyak
mengandung udara bersih.
 Daya serap tanah terhadap
air baik.
5. Membentuk tanaman bonsai
ialah membuat duplikat dari
bentuk pohon-pohonan di
alam bebas. Skala duplikat ini
bisa kecil, sedang, hingga
cukup besar namun tetap
dibawah ukuran.
B. Saran
Agar dalam penyusunan karya
ilmiah ini bisa memberikan
manfaat yang besar maka
penulis menyarankan:
1. Belajar mengkerdilkan
pohon tidak akan selancar
yang diharapkan, kegagalan
pasti akan dialaminya. Dengan
demikian hendaknya bagi para
pemula untuk memiliki
kesabaran yang tinggi
Jadikanlah kegagalan sebagai
ujian untuk mengulang lagi
lebih baik lagi.
2. Bagi yang memiliki tanaman
bonsai, hendaknya
memeliharanya dengan baik,
karena membentuk tanaman
kerdil dan memeliharanya
hingga beberapa ratus tahun
lamanya, merupakan suatu
kesenian tersedirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar