Selasa, 30 Juni 2009

MAKALAH FIQIH TENTANGSHOLAT TAHAJUD

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ibadah sunnah adalah
ibadah yang apabila
dikerjakan mendapat pahala
dan apabila tidak dikerjakan
tidak berdosa. Sengaja
disyariatkan Shalat sunnat
ialah untuk menambal
kekurangan yang mungkin
terdapat pada shalat-shalat
fardlu juga karena Shalat itu
mengandung keutamaan yang
tidak terdapat pada ibadat-
ibadat lain. Umumnya, setiap
individu memandang bahwa
Shalat sunnah itu tidak begitu
penting karena ada ibadat lain
yang lebih penting dan
hukumnya wajib yaitu Shalat
fardlu. Dalam hal ini penyusun
merasa tertarik untuk
membuat makalah yang
membahas tentang Shalat
tahajjud. Maka dengan ini
penyusun mengambil judul
“Shalat Thajjud”.
2. Identifikasi Masalah
Umumnya, Shalat
tahajjud dikerjakan karena
seseorang sedang mempunyai
masalah dalam hidupnya atau
karena semata-mata ingin
mendekatkan diri dan
mendapatkan ridho Allah
SWT. Dari uraian di atas,
penyusun mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Alasan-alasan seseorang
melakukan Shalat tahajjud
2. Alasan-alasan seseorang tidak
melakukan ibadat Shalat
tahajjud
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui lebih
dalam tentang sholat tahajjud
dan alasan-alasan orang
melakukan dan tidak
melakukan shalat tahajud.
4. Ruang Lingkup Masalah
Agar masalah
penelitian tidak terlalu luas
dan lebih terfokus pada
masalah dan tujuan penelitian
maka dengan ini penulis
membatasi masalah penelitian
hanya pada ruang lingkup
shalat tahajud.
5. Metode Penelitian
Untuk memperoleh
data bahan penelitian makah
ini, penulis menggunakan
metode deskriptif. Penelitian
ini bertujuan untuk
memberikan gambaran
tentang suatu masyarakat
atau kelompok orang tertentu
atau gambaran tentang suatu
gejala atau lebih (Atheron dan
Klemmack: 1982).Biasanya
penelitian deskriptif dimulai
dengan mendesain penelitian,
pengumpulan data,
pengolahan data sampai
penyajian data.
Adapun azas teknik
pengumpulan data yang
dilakukan penulis adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan
Merupakan penelitian dengan
cara penelitian langsung ke
lapangan untuk memperoleh
data dan informasi yang
diperlukan dari objek
penelitian. Hal ini dilakukan
dengan beberapa cara yaitu
sebagai berikut:
1. Wawancara
Adalah pengumpulan data
dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung
oleh pewawancara
(pengumpul data) kepada
responden, dan jawaban-
jawaban responden dicatat
atau direkam (Soehartono
Irwan DR: 1995).
2. Observasi
Secara luas, observasi atau
pengamatan berarti setiap
kegiatan untuk melakukan
pengukuran (Soehartono
Irwan DR:1995). Atau
observasi disebut pula dengan
pengamatan, meliputi
kegiatan pemusatan perhatian
terhadap sesuatu objek
dengan menggunakn seluruh
alat indera (Arikunto
Suharsimi Dr:1989).
2. Penelitian Kepustakaan
Yaitu penelitian yang
dilakukan melalui
kepustakaan, mengumpulkan
data-data dan keterangan
melalui buku-buku dan bahan
lainnya yang ada hubungannya
dengan masalah-masalah yang
diteliti.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN
Shalat tahajjud adalah shalat
sunnah yang dikerjakan pada
malam hari setelah
tidur,adapun batas waktunya
adalah setelah shalat isya
sampai sebelum subuh.
1. KEUTAMAANNYA
Allah telah memerintahkan
kepada Nabi-Nya agar
menjalankan shalat malam itu
sebagaimama firman-Nya:
َو َنِم ِلْيَلْا ْدَجَهَتَف ِهِب
ًةَلِفاَن َكَل ىَسَع ْنَأ
َكَثَعْبَي َكُّبَر
اًدْوُمْحَماًماَقَم
“Dan dari sebagian malam itu
gunakanlah untuk bertahajjud
sebagai shalat sunnah bagimu,
semoga Tuhanmu akan
membangkitkanmu pada
kedudukan yang terpuji.”
Dijelasakan oleh Allah bahwa
orang-orang yang menjaga
shalat malam itulah
sebenarnya yang berhak dan
layak menerima kebaikan
serta rahmat-Nya,
sebagaimana firman-Nya:
َّنِإ ََنْيِقَتُملا ىِف ٍتاَنَج
ٍنْوُيُعَو ًَنِذِخأ ْمُهاَتااَم
ْمُهُّبَر ْمُهَّنِإ َلْبَقاْوُناَك
َكِلَذ َنْيِنِسْحُم
ًالْيِلَقاوُناَك َنِم ِلْيَللا
َنْوُعَجْهَياَم َو
ْمُهِراَحْسَألاِب
َنْوُرِفْغَتْشَي.
“Sesungguhnya orang-orang
yang bertaqwa itu berada
dalam kebun-kebun dikelilingi
mata air. Mereka menerima
segala pemberian Allah,
sebab dahulu sebelum itu
mereka selalu berbuat
kebaikan. Bahkan dahulu
mereka sedikit sekali tidur di
waktu malam dan selalu
memohonkan ampunan di
waktu pagi-pagi sebelum
fajar.
Mereka dipuji oleh Allah dan
dimasukkan dalam golongan
hamba-hamba-Nya yang
berbakti,sebagaimana firman-
Nya:
ِنَمْحَّرلاُداَبِعَو َنْيِذَّلا
َنْوُشْمَي ىَلَع ِضْرَألا اًنْوَه
اَذِإَو ُمُهَبَطَخ َنْوُلَهاَجَلْا
اًمَالَسْاوُلاَق,َنْيِذَّلَاَو
َنْوُتْيِبَي ْمِهِّبَرِل
اًدَّجُس اًماَيِقَو.
“Dan hamba-hamba Allah
Yang Maha Pengasih, ialah
mereka yang berjalan di bumi
dengan merendahkan diri dan
apabila diganggu oleh
pembicaraan orang-orang
bodoh, mereka itu semalam-
malaman beribadat kapada
Allah, baik dengan sujud
maupun dengan berdiri.”
Mereka diakui keimanannya
oleh Allah.
Abdullah Bin Salam berkata:
“Pada waktu pertama kali
Rasulullah saw datang di
Madinah, orang-orang pun
berduyun–duyun
mengerumuninya. Saya sendiri
orang yang datang
kepadanya. Ketika saya
perhatikan wajahnya, yakinlah
saya bahwa wajah beliau itu
bukan wajah seorang
pendusta. Pertama-tama
sabda yang saya dengar dari
beliau adalah: ‘Wahai sekalian
manusia, sebarkanlah salam,
berikanlah makanan,
hubungilah semua kerabat,
bershalatlah di waktu malam
dikala orang-orang sedang
tidur, pasti kamu semua akan
masuk surga dengan selamat
sejahtera.
Salman Farisi berkata:
“Rasulullah saw bersabda:
‘Kerjakanlah shalat malam,
sebab itu adalah kebiasaan
orang-orang shaleh
sebelummu dahulu, juga suatu
jalan untuk mendekatkan diri
kepada Allah, pula sebagai
penebus kejelekan-
kejelekanmu, pencegah dosa
serta dapat menghalaukan
penyakit dari badan’.”
3. WAKTUNYA
Shalat tahajjud itu dapat
dikerjakan dipermulaan, di
pertengahan atau di
penghabisan malam, asalkan
sesudah menunaikan shalat
isya dan sesedah tidur. Sebaik-
baiknya waktu untuk
melakukan shalat malam itu
ialah sepertiga malam yang
terakhir.
1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa
Rasulullah saw
bersabda:”Tuhan kita ‘azza wa
jalla tiap malam turun ke
langit dunia pada sepertiga
malam yang terakhir. Pada
saat itu Allah berfirman:
‘Barang siapa yang berdo’a
kepada-Ku pasti Kukabulkan,
barang siapa yang memohon
pada-Ku pasti Kuberi, dan
barang siapa yang meminta
ampun padaKu pasti Ku
ampuni.’
2. Dari Amr bin Absah : “Saya
mendengar Nabi saw
bersabda: ‘Sedekat-dekatnya
hamba pada Allah ialah pada
tengah malam yang terakhir.
Maka jikalau engkau dapat
termasuk golongan orang
yang berdzikir kepada Allah
pada saat itu, usahakanlah’!
4. BILANGAN RAKAATNYA
Shalat malam itu tidak
mempunyai bilangan yang
terbatas atau tertentu, jadi
sudah hasil hanya dengan
serakaat shalat sunnah witir
sesudah isya.
Dari Anas r.a. dari Nabi saw
sabdaya: “Shalat di mesjidku
ini sama nilainya dengan
sepuluh ribu shalat, shalat di
masjidil haram sama dengan
seratus ribu shalat, shalat di
medan jihad sama dengan dua
juta shalat. Tapi yang lebih
banyak dari kesemuanya itu
adalah dua rakaat yang
dikerjakan oleh seseorang
hamba di tengah malam.”
Yang lebih utama ialah
menetapkan shalat malam
secara terus-menerus
sebanyak sebelas atau tiga
belas rakaat.
5. BEBERAPA TATA TERTIBNYA
Seseorang yang hendak
melakukan shalat malam itu
disunatkan:
1. Di waktu akan tidur,
hendaklah ia berniat hendak
bangun untuk bershalat.
2. Berusaha menghilangkan
kantuk itu dari mukanya di
kala bangun, kemudian
bersuci.
3. Sebaiknya shalat malam itu
dimulai dengan mengerjakan
dua rakaat yang ringan dan
selanjutnya bolehlah bershalat
sesuka hati.
4. Hendaknya dibangunkan pula
keluarga.
5. Hendaklah menghentikan
shalat dulu dan kembali tidur
bila terasa sangat mengantuk
sampai hilang kantuknya itu.
6. Hendaknya jangan
memberatkan diri. Jadi
hendaklah bershalat malam
itu tidak sekedar tenaga,
tetapi hendaklah
mengerjakannya dengan
tekun dan jangan sampai
meninggalkan kecuali dalam
keadaan yang sangat
terpaksa.
6. KIAT MEMPERMUDAH
BANGUN MALAM
Imam Ghazali rah.a. telah
membagi asbab (cara
memudahkan) bangun malam
menjadi dua, yaitu zahir dan
sebab bathin.
1. Asbab zhahir yaitu:
1. Menyedikitkan makan, karena
banyak makan akan banyak
minum dan banyak tidur
sehingga susah bangun
tahajjud.
2. Mengurangi kesibukan,
keletihan dan pekerjaan-
pekerjaan berat di siang hari
karena apabila terlalu letih
maka akan banyak tidur.
3. Jangan meninggalkan qailullah
(tidur pada siang hari) karena
ini juga akan memudahkan
bangun malam. Rasulullah
saw bersabda “Qailullah-lah di
siang hari dan carilah
pertolongan Allah
Qiyamullail”.
4. Hindarilah maksiat dan dosa-
dosa karena ini juga
memudahkan bangun malam.
Sebab apabila seorang
berdosa maka hatinya akan
keras dan kerasnya hati akan
menjauhkan diri dari Allah
SWT.
2. Asbab Bathin yaitu:
1. Menjaga hati dari sifat kinah
(mengada-ada), bid’ah serta
merisaukan dan memikirkan
perkara duniawi, karena
barang siapa sibuk dengan
memikirkan dunia, ia tidak
akan mudah untuk bangun
malam.
2. Takut akan akhirat,
membayangkan pemandangan
neraka, dan menahan tidur
manusia.
3. Fikirkanlah keutamaan
tahajjud yang tertera dalam
ayat al-qur’an, hadits, dan
atsar. Supaya timbul gairah
dalam hati untuk
mendapatkan pahala.
4. Timbulkanlah keyakinan
dalam hati bahwa berapa
banyak ayat Al-qur’an yang di
baca dalam shalat,
hakekatnya adalah berbicara
pada Allah SWT dan Allah
SWT mengetahuinya.
7. ADAB-ADAB TAHAJJUD DAN
MASALAH–MASALAH
TAHAJJUD SECARA FIQH
Adapun adab-adab shalat
tahajjud adalah sebagai
berikut:
1. Apabila bangun untuk shalat
tahajjud maka yang pertama
kali adalah berdzikir kepada
Allah SWT,
2. Apabila bangun shalat
tahajjud maka berwudhulah
dan bersiwaklah karena itu
adalah salah satu adab-adab
dalam shalat tahajjud.
3. Sebagian para ulama
berpendapat bahwa apabila
bangun pada malam hari
hendaknya mandi. Kebiasaan
Abdul Azis bin Zakaria dan
kawan-kawannya, yaitu setiap
malam setelah shalat isya
mandi untuk beribadah karena
mandi sebelum shalat tahajjud
adalah lebih baik.
4. Memakai wangi-wangian dan
memakai pakaian yang bagus.
5. Setelah semua yang telah
disebutkan di atas
dilaksanakan maka
bentangkan sajadah dan
berdirilah menghadap kiblat
dengan penuh khusu dan
khudu. Kemudian bacalah doa
sebagaimana yang terdapat
dalam berbagai hadits.
Setelah itu mulailah shalat.
6. Pada waktu shalat tahajjud
yakni pada waktu ruku,
berdiri, dan sujud hendaknya
setiap bacaannya dibaca satu
kali, sebagaimana telah
diriwayatkan dari Rasulullah
saw.
7. Hendaklah membaca Al-
qur’an dengan tartil.
8. Hendaklah berdo’a ketika
mendengar ataupun membaca
ayat rahmat atau ayat azab.
9. Ketika melaksanakan shalat
tahajjud, hendaklah tawajjuh
pada Allah dengan sempurna
dan hendaklah menangis.
10. Apabila datang kantuk maka
tidurlah.
11. Kalau tertinggal bangun
malam (shalat tahajjud) maka
hendaklah menggantinya pada
siang hari hal ini juga
termasuk adab.
12. Berniat untuk bangun malam
(shalat tahajjud) sebelumnya,
karena kalau tertidur terus
(sehingga tidak bangun), Allah
akan memberikan juga pahala
shalat tahajjud.
13. Barang siapa meyakini akan
bangun pada akhir malam
maka sunnah baginya
mengakhirkan shalat witir.
Masalah-masalah tahajjud
secara fiqh:
1. Menurut para fuqaha (ulama
ahli fiqh) shalat tahajjud
adalah mustahab, dan mereka
menggolongkannya pada
mandubat lail (amalan sunnah
di malam hari). Akan tetapi
qadhi tsanaullah mencatatnya
sebagai sunnah muakadah
(sunnah yang dikuatkan/
ditekankan).
2. Para fuqaha pada umumnya
berpendapat bahwa shalat
tahajjud sekurang-kurangnya
dua rakaat dan sebanyak-
banyaknya delapan rakaat.
Akan tetapi pada sebagian
riwayat di jelaskan juga dua
belas rakaat dan tidak ada
sumbernya lebih dari dua
belas rakaat.
3. Orang yang sudah biasa
istiqomah melakukan shalat
tahajjud maka makruh
meninggalkannya jika tanpa
udzur (halangan)
4. Berdasarkan hasil fatwa
ulama shalat tahajjud lebih
utama dilakukan dua rakaat
dua rakaat.
5. Shalat tahajjud pada sepertiga
malam yang akhir adalah
lebih utama.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kesempatan ini,
penulis mengambil 100 orang
sebagai objek penelitian.
Jenis kelamin St
L P Pelajar / mahasisw
70 30 70
1. Tabel alasan orang
melakukan ibadah shalat
tahajjud.
Dari grafik diatas dapat
dilihat bahwa alasan orang
melakukan shalat tahajjud
adalah karena sedang sedih/
banyak masalah. Dalam hal ini
sedang sedih/banyak masalah
bisa disebabkan karena
diputuskan pacar, banyak
hutang, masalah keluarga,
sedang tertimpa musibah,dll.
Dan …..% alasan orang
melakukan ibadah shalat
tahajjud adalah karena sedang
ujian. Hal ini sangat mungkin
terjadi mengingat objek
penelitian penulis sebagian
besar berasal dari kalangan
pelajar/mahasiswa yaitu 70%.
Para pelajar/mahasiswa yang
melakukan shalat tahajjud
karena sedang ujian/test
tentunya mempunyai harapan
agar ketika ujian/test diberi
ketenangan hati, kejernihan
fikiran, kondisi badan yang
sehat serta sukses/lulus dalam
ujian. Sedangkan dari
kalangan kepala keluarga/ibu
rumah tangga alasan
bertahajjud karena ingin
anaknya yang sedang ujian
lulus, karena ingin masalah
dalam keluarga bisa
terselesaikan serta
keluarganya dijadikan
keluarga yang sakinah,
mawadah, warohmah,dll. Dan
….% alasan orang bertahajjud
karena ingin mendapat ridha
dari Allah. Hal ini merupakan
persentasi yang terkecil dari
dua alasan lainnya karena
mengingat sifat manusia
memang seperti itu yaitu
dekat dengan Allah ketika
sedang dirundung masalah
dan ketika masalah itu sudah
terselesaikan manusia menjadi
malas kembali untuk
bertahajjud.
2. Tabel alasan orang tidak
melakukan ibadah shalat
tahajjud
TABEL
GRAFIK
Dari grafik di atas dapat
dilihat bahwa sebagian besar
alasan tidak bertahajjud
adalah karena malas/ngantuk.
Sedangkan sisanya karena
tahajjud hukumnya sunnah …..
% dank arena sedang tidak
ada masalah ….%. dalam hal
ini alasan sedang tidak ada
masalah maksudnya adalah
untuk para pelajar/mahasiswa
sebab sedang tidak ada ujian,
tidak dalam keadaan sedih/
bimbang sedangkan bagi para
kepala/ibu rumah tangga
karena sedang tidak punya
hutang, tidak dalam keadaan
sedih/bimbang.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di
BAB IV, maka dapat penulis
simpulkan bahwa sebagian
besar orang bertahajjud
karena sedang sedih/banyak
masalah dalam hidupnya, hal
ini sangat manusiawi
mengingat sifat manusia
memang seperti itu yaitu
dekat dengan Allah ketika
dirundung masalah dan ketika
masalah itu sudah berakhir
manusia menjadi malas
kembali untuk bertahajjud dan
bahkan lupa dengan
pertolongan Allah
terhadapnya. Dan alasan
lainnya seperti karena sedang
ujian ….% dan karena semata-
mata ingin mendapatkan ridha
Allah ….%.
Dan alasan paling banyak
tidak bertahajjud adalah
karena malas atau ngantuk
dengan persentasi…% dari dua
alasan yang lainnya.Hal ini
sangat mungkin terjadi karena
shalat tahajjud dilaksanakan
pada tengah malam, diwaktu
orang sedang tidur sehingga
banyak orang yang malas
untuk bangun dari tidurnya
dan melakukan shalat
tahajjud.
2. Saran
Jika manusia hanya menuruti
hawa nafsu maka tentunya
ibadah sunnah shalat tahajjud
akan semakin jarang
dilakukan. Dan jika manusia
bertahajjud hanya karena
sedang dirundung masalah
dan membutuhkan
pertolongan Allah SWT, hal ini
sangatlah tidak adil bagi Allah
seolah-olah menimbulkan
kesan habis manis sepah
dibuang, setelah diberikan
pertolongan Allah manusia
menjadi lupa bahkan tidak
bersyukur karena
pertolongan-Nya.
Setelah mencoba menarik
kesimpulan dari data-data
yang ada, penulis ingin
memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Janganlah malas bangun dari
tidur untuk bertahajjud pada
malam hari karena
sesungguhnya shalat pada
malam hari memberikan
kekhusuan dalam ibadah dan
sesungguhnya orang yang
bangun dari tidur dengan
niatnya saja bertahajjud sudah
mendapatkan pahala dari
Allah.
2. Bertahajjudlah baik dalam
keadaan senang atau sedih.
3. Rajinlah bertahajjud karena
banyak keutamaannya/
hidayahnya.
4. Janganlah memandang shalat
tahajjud itu sunnah hukumnya
karena dengan hal itu orang
akan malas bertahajjud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar