Jumat, 25 September 2009

kucing yang gemar ke perpustakaan

Sebuah perpustakaan di Kent, Inggris dikunjungi oleh seekor kucing hampir setiap hari selama 2 tahun terakhir, demikian menurut keterangan kantor kecamatan Kent. Fidel, kucing hitam berusia 8 tahun, hampir setiap hari datang ke perpustakaan daerah Deal sementara tuannya bekerja. Seharian dia duduk di kursi biru kesukaannya dan hanya meninggalkan gedung perpustakaan ketika dia melihat tuannya kembali ke rumah. Staff perpustakaan mengatakan mereka tidak pernah memanjakannya dengan memberikan makanan kepada Fidel dan bahkan mereka pernah mengeluarkannya di masa awal kedatangannya, tetapi Fidel selalu kembali. Kritikus seni Heather Hilton, manajer distrik untuk Perpustakaan Deal mengatakan: “Fidel jelas suka datang kemari dan dia sangat populer diantara para pengunjung perpustakaan. “Saya pikir dia juga kritikus seni karena kadang-kadang kami melihat dia memelototi lukisan-lukisan yang tergantung di dinding galeri,” tambah Heather seperti dikutip BBC. Seorang jurubicara untuk Kantor Kecamatan Kent yang mengelola perpustakaan ini mengatakan, Fidel adalah ‘pelanggan yang sangat setia’ sampai-sampai dia kadang- kadanga tiba di perpustakaan lebih dulu dari para pegawai dan seringkali ditemukan sudah menunggu di pintu depan. Fidel adalah kucing yang diselamatkan, yang dipilih tuannya dari tempat penampungan setempat setelah dia diabaikan di satu apartemen di daerah Deal. – ahi(REPUBLIKA.COM)

Minggu, 20 September 2009

Jumat, 11 September 2009

MAKALAH SEJARAH TENTANGCANDI BOROBUDUR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Memilih Judul
Yang menjadi alasan memilih
judul dalam karya tulis yang
berjudul “ Candi Borobudur “
ini adalah sebagai berikut:
1. Kita sebagai siswa yang
masih banyak memerlukan
pengetahuan yang perlu di
ketahui
2. Sebagai siswa Supaya dapat
menggali ilmu Pengetahuan
lebih dalam dan
mengembangkannya
3. Sebagai siswa tertarik
kepada keindahan dan seni
budaya bangunan Candi
Borobudur
4. Untuk mengetahui lebih
lanjut tentang sejarah
berdirinya Candi Borobudur
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan sesuai
dengan yang di inginkan
penulis dapat tercapai dengan
tepat dan benar maka penulis
membatasi masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Sejarah Candi
Borobudur?
2. Apakah Arti Borobudur?
3. Benda – Benda Apa Saja
Yang Ada Di Candi Borobudur?
4. Bagaimana Peranan Candi
Borobudur Bagi Obyek
Wisata?
C. Tujuan Yang Ingin Di Capai
Dengan di buatnya karya tulis
ini, penulis mempunyai tujuan
pokok yang ingin di capai
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan
menghayati sejarah berdirinya
Candi Borobudur
2. Sebagai siswa harus tahu
latar belakang di dirikannya
Candi Borobudur
3. Untuk mengetahui makna
dan arti yang terkandung
dalam komplek bangunan
Candi Borobudur
4. Mengetahui peranan Candi
Borobudur sebagai objek
Wisata
D. Sumber – Sumber Yang Di
Gunakan
Sumber – Sumber bahasan
yang di gunakan untuk
pembuatan karya tulis ini
adalah sebagai berikut:
1. Metode Deskriptif: yaitu
Metode yang menggambarkan
masalah yang ada pada masa
sekarang
2. Metode Biografi: Yaitu
metode dengan cara meneliti
batu – batu majalah dan
media lainya
3. Metode Observasi: yaitu
penulis terjun langsung ke
lapangan untuk penelitian
agar mudah mendapat data –
data
4. Dan informasi dari
beberapa tokoh masyarakat di
sekitar Candi Borobudur
BAB II
SEJARAH SINGKAT CANDI
BOROBUDUR
A. Waktu Di Dirikan
Banyak buku – buku sejarah
yang menuliskan tentang
Candi Borobudur akan tetapi
kapan Candi Borobudur itu di
dirikan tidaklah dapat di
ketahui secara pasti namun
suatu perkiraan dapat di
peroleh dengan tulisan singkat
yang di pahatkan di atas
pigura relief kaki asli Candi
Borobudur ( Karwa
Wibhangga ) menunjukan
huruf sejenis dengan yang di
dapatkan dari prasati di akhir
abad ke – 8 sampai awal abad
ke – 9 dari bukti – bukti
tersebut dapat di tarik
kesimpulan bahwa Candi
Borobudur di dirikan sekitar
tahun 800 M.
Kesimpulan tersebut di atas
itu ternyata sesuai benar
dengan dengan kerangka
sejarah Indonesia pada
umumnya dan juga sejrah
yang berada di daerah jawa
tengah paa khususnya periode
antara abad ke – 8 dan
pertengahan abad ke – 9 di
terkenal dengan abad Emas
Wangsa Syailendra kejayaan
ini di tandai di bangunnya
sejumlah besar candi yang di
lereng – lereng gunung
kebanyakan berdiri khas
bangunan hindu sedangkan
yang bertebaran di dataran –
dataran adaaalah khas
bangunan Budha tapi ada juga
sebagian khas Hindu
Dengan demikian dapat di
tarik kesimpulan bahwa Candi
Borobudur di bangun oleh
wangsa Syailendra yang
terkenal dalam sejarah
karena karena usaha untuk
menjungjung tinggi dan
mengagungkan agama Budha
Mahayana.
B. Penemuan Kembali
Borobudue yang menjadi
keajaiban dunia menjulang
tinggidi antara dataran rendah
di sekelilingnya
Tidak akan pernah mamasuk
akal mereka melihat karya
seni terbesar yang merupakan
hasil karya sangat
mengagumkan dan tidak lebih
masuk akal lagi bila di
katakan Candi Borobudur
pernah mengalami kerusakan
Memang demikian
keadaannya Candi Borobudur
terlupakan selama tenggang
waktu yang cukup lama
bahkan sampai berabad –
abad bangunan yang begitu
megahnya di hadapkan pada
proses kehancuran. Kira – kira
hanya 150 tahun Candi
Borobudur di gunakan sebagai
pusat Ziarah, waktu yang
singkat di bandingkan dengan
usianya ketika pekerja
menghiasi / membangun bukit
alam Candi Borobudur dengan
batu – batu di bawah
pemerintahan yang sangat
terkenal yaitu
SAMARATUNGGA, sekitar
tahun 800 – an dengan
berakhirnya kerajaan
Mataram tahu 930 M pusat
kehidupan dan kebudayaan
jawa bergeser ke timur
Demikian karena terbengkalai
tak terurus maka lama – lama
di sana – sini tumbuh macam –
macam tumbuhan liar yang
lama kelamaan menjadi
rimbun dan menutupi
bangunannya. Pada kira – kira
abad ke – 10 Candi Borobudur
terbengkalai dan terlupakan.
Baru pada tahun 1814 M
berkat usaha Sir Thomas
Stamford Rafles Candi
Borobudur muncul dari
kegelapan masa silam. Rafles
adalah Letnan Gubernur
Jendral Inggris, ketika
Indonesia di kuasai / di jajah
Inggris pada tahun 1811 M –
1816 M.
Pada tahun 1835 M seluruh
candi di bebaskan dari apa
yang menjadi penghalang
pemandangan oleh Presiden
kedua yang bernama
Hartman, karen begitu
tertariknya terhadap Candi
Borobudur sehingga ia
mengusahakan pembersihan
lebih lanjut, puing –puing yang
masih menutupi candi di
sigkirkan dan tanah yang
menutupi lorong – lorong dari
bangunan candi di singkirkan
semua shingga candi lebih
baik di bandingkan
sebelumnya.
C. Penyelamatan I
Semenjak Candi Borobudur di
temukan dimulailah usaha
perbaikan dan pemugaran
kembali bangunan Candi
Borobudur mula – mula hanya
dilakukan secara kecil –
kecilan serta pembuatan
gambar – gambar dan photo –
photo reliefnya. Pemugaran
Candi Borobudur yang pertam
kali di adakan pada tahun
1907 M – 1911 M di bawah
pimpinan Th Van erf dengan
maksudnya adalah untuk
menghindari kerusakan –
kerusakan yang lebih besar
lagi dari bangunan Candi
Borobudur walaupun banyak
bagian tembok atau dinding –
dinding terutam tingkat tiga
dari bawah sebelah Barat
Laut, Utara dan Timur Laut
yang masih tampak miring dan
sangat mengkhawatirkan bagi
para pengunjungmaupun
bangunannya sendiri namun
pekerjaan Van Erp tersebut
untuk sementara Candi
Borobudur dapat dsi
selamatkan dari kerusakan
yang lebih besar.
Mengenai gapura – gapura
hanya beberapa saja yang
telah di kerjakan masa itu
telah mengembalikan
kejayaan masa silam, namun
juga perlu di sadari bahwa
tahun – tahun yang di lalui
borobudur selama
tersembunyi di semak – semak
secara tidak langsung telah
menutupi adan melindungi
dari cuaca buruk yang
mungkin dapat merusak
bangunan Candi Borobudur,
Van Erp berpendapat miring
dan meleseknya dinding –
dinding dari bangunan itu
tidak sangat membahayakan
bangunan itu, Pendapat itu
sampai 50 tahun kemudian
memang tidak salah akan
tetapi sejak tahun 1960 M
pendapat Tn Vanerf itu mulai
di ragukan dan di khawatirkan
akan ada kerusakan yang
lebih parah
D. Pemugaran Candi
Borobudur
Pemugaran Candi Borobudur
di mulai tanggal 10 Agustus
1973 prasati dimulainya
pekerjaan pemugaran Candi
Borobudur terletak di sebelah
Barat Laut Menghadap ke
timur karyawan pemugaran
tidak kurang dari 600 orang
diantaranya ada tenaga –
tenaga muda lulusan SMA dan
SIM bangunan yang memang
diberikan pendidikan
khususnya mengenai teori dan
praktek dalam bidang
Chemika Arkeologi ( CA ) dan
Teknologi Arkeologi ( TA )
Teknologi Arkeologi bertugas
membongkar dan memasang
batu - batu Candi Borobudur
sedangkan Chemika Arkeologi
bertugas membersihkan serta
memperbaiki batu – batu yang
sudah retak dan pecah,
pekerjaan – pekerjan di atas
bersifat arkeologi semua di
tangani oleh badan
pemugaran Candi Borobudur,
sedangkan pekerjaan yang
bersifat teknis seperti
penyediaan transportasi
pengadaaan bahan – bahan
bangunan di tangani oleh
kontraktor ( PT NIDYA KARYA
dan THE CONTRUCTION AND
DEVELOPMENT CORPORATION
OF THE FILIPINE ).
Bagian – bagian Candi
Borobudur yang di pugar ialah
bagian Rupadhatu yaitu
tempat tingkat dari bawah
yang berbentuk bujur sangkar
sedangkan kaki Candi
Borobudur serta teras I, II, III
dan stupa induk ikut di pugar
pemugaran selesai pada
tanggal 23 Februari 1983 M di
bawah pimpinan DR Soekmono
dengan di tandai sebuah batu
prasati seberat + 20 Ton.
Prasasti peresmian selesainya
pemugaran berada di halaman
barat dengan batu yang
sangat besar di buatkan
dengan dua bagian satu
menghadap ke utara satu lagi
menghadap ke timur
penulisan dalam prasasti
tersebut di tangani langsung
oleh tenaga yang ahli dan
terampil dari Yogyakarta yang
bekerja pada proyek
pemugaran Candi Borobudur.
E. Bangunan Candi Borobudur
a. Uraian Banguan Candi
Borobudur
Candi Borobudur di bangun
mengunakan batu Adhesit
sebanyak 55.000 M3 bangunan
Candi Borobudur berbentuk
limas yang berundak – undak
dengan tangga naik pada ke –
4 sisinya ( Utara, selatan,
Timur Dan Barat ) pada Candi
Borobudur tidak ada ruangan
di mana orang tak bisa masuk
melainkan bisa naik ke atas
saja.
Lebar bangunan Candi
Borobudur 123 M
Panjang bangunan Candi
Borobudur 123 M
Pada sudut yang membelok
113 M
Dan tinggi bangunan Candi
Borobudur 30.5 M
Pada kaki yang asli di di tutup
oleh batu Adhesit sebanyak
12.750 M3 sebagai selasar
undaknya.
Candi Borobudur merupakan
tiruan dari kehidupan pada
alam semesta yang terbagi ke
dalam tiga bagian besar di
antaranya :
1. Kamadhatu: Sama dengan
alam bawah atau dunia hasrat
dalam dunia ini manusia
terikat pada hasrat bahkan di
kusai oleh hasrat kemauan
dan hawa nafsu, Relief – relief
ini terdapat pada bagian kaki
candi asli yang
menggambarkan adegan –
adegan Karmawibangga ialah
yang melukiskan hukum sebab
akibat.
2. Rupadhatu: Sama dengan
alam semesta antara dunia
rupa dalam hal manusia telah
meninggalkan segala urusan
keduniawian dan
meninggalkan hasrat dan
kemauan bagian ini terdapat
pada lorong satu sampai
lorong empat
3. Arupadhatu: Sama dengan
alam atas atau dunia tanpa
rupa yaitu tempat para dewa
bagian ini terdapat pada teras
bundar ingkat I, II, dan III
beserta Stupa Induk.
b. Patung
Di dalam bangunan Budha
terdapat patung – patung
Budha berjumlah 504 buah
diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat
pada relung – relung : 432
Buah
Sedangkan pada teras – teras
I, II, III berjumlah : 72 Buah
Jumlah : 504 Buah
Agar lebih jelas susunan –
susunan patung Budha pada
Budha sebagai berikut:
1. Langkah I Teradapat : 104
Patung Budha
2. Langkah II Terdapat : 104
Patung Budha
3. Langkah III Terdapat : 88
Patung Budha
4. Langkah IV Terdapat : 22
Patung Budha
5. Langkah V Terdapat : 64
Patung Budha
6. Teras Bundar I Terdapat :
32 Patung Budha
7. Teras Bundar II Terdapat :
24 Patung Budha
8. Teras Bundar III Terdapat :
16 Patung Budha
Jumlah : 504 Patung Budha
Sekilas patung Budha itu
tampak serupa semuanya
namun sesunguhnya ada juga
perbedaannya perbedaan
yang sangat jelas dan juga
yang membedakan satu sama
lainya adalah dalam sikap
tangannyayang di sebut Mudra
dan merupakan ciri khas
untuk setiap patung sikap
tangan patung Budha di Candi
Borobudur ada 6 macam
hanya saja karena macam
oleh karena macam mudra
yang di miliki menghadap
semua arah (Timur Selatan
Barat dan Utara) pada bagian
rupadhatu langkah V maupun
pada bagian arupadhatu pada
umumnya menggambarkan
maksud yang sama maka
jumlah mudra yang pokok ada
5 kelima mudra it adalah
Bhumispara – Mudra Wara –
Mudra, Dhayana – Mudra,
Abhaya – Mudra, Dharma
Cakra – Mudra.
c. Patung Singa
Pada Candi Borobudur selain
patung Budha juga terdapat
patung singa jumlah patung
singa seharusnya tidak kurang
dari 32 buah akan tetapi bila
di hitung sekarang jumlahnya
berkurang karena berbagai
sebab satu satunya patung
singa besar berada pada
halaman sisi Barat yang juga
menghadap ke barat seolah –
olah sedang menjaga
bangunan Candi Borobudur
yang megah dan anggun.
d. Stupa
- Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari
stupa – stupa lainya dan
terletak di tengah – tengah
paling atas yang merupakan
mhkota dari seluruh monumen
bangunan Candi Borobudur,
garis tengah Stupa induk +
9.90 M puncak yang tertinggi
di sebut pinakel / Yasti
Cikkara, terletak di atas
Padmaganda dan juga trletak
di garis Harmika.
- Stupa Berlubang / Terawang
Yang dimaksud stupa
berlubang atau terawang
ialah Stupa yang terdapat
pada teras I, II, III di mana di
dalamnya terdapat patung
Budha.
Di Candi Borobudur jumlah
stupa berlubang seluruhnya 72
Buah, stupa – stupa tersebut
berada pada tingkat
Arupadhatu
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa
- Stupa kecil
Stupa kecil berbentuk hampir
sama dengan stupa yang
lainya hanya saja
perbedaannya yang menojol
adalah ukurannya yang lebih
kecil dari stupa yang lainya,
seolah – olah menjadi hiasan
bangunan Candi Borobudur
keberadaanstupa ini
menempati relung – relung
pada langkah ke II saampai
langkah ke V sedangkan pada
langkah I berupa Keben dan
sebagian berupa Stupa kecil
jumlah stupa kecil ada 1472
Buah.
e. Relief
Relief Karmawibhangga
bagian yang terlihat sekarang
ini tidaklah sebagaimana
bangunan aslinya karena
alasan teknis maupun yang
lainya maka candi di buatkan
batu tambahan sebagai
penutup
Relief Karmawibhanga yang
terdapat pada bagian
Kamadhatu berjumlah 160
buah pigura yang secara jelas
menggambarkan tentang
hawa nafsu dan kenikmatan
serta akibat perbuatan dosa
dan juga hukuman yang di
terima tetapi ada juga
perbuatan baik serta
pahalanya.
Yang di perlihatkan pada
relief – relief itu antara lain:
- Gambaran mengenai mulut –
mulut yang usil orang yang
suka mabuk – mabukan
perbuatan – perbuatan lain
yang mengakibatkan suatu
dosa.
- Perbuatan terpuji, gambaran
mengenai orang yang suka
menolong Ziarah ke tempat
suci bermurah hati kepada
sesama dan lain – lain yang
mengakibatkan orang
mendapat ketentraman hidup
dan dapat pahala
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua masalah tentang
sejarah brdirinya Candi
Borobudur ini ternyata dapat
di ambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sejarah Candi Borobudur
Waktu didirikannya Candi
Borobudur tidaklah dapat
diketahui dengan pasti namun
suatu perkiraan dapat di
peroleh dengan tulisan singkat
yang di pahatkan di atas
pigura relief kaki asli Candi
Borobudur ( Karwa
Wibhangga ) menunjukan
huruf sejenis dengan yang di
dapatkan dari prasati di akhir
abad ke – 8 sampai awal abad
ke – 9 dari bukti – bukti
tersebut dapat di tarik
kesimpulan bahwa Candi
Borobudur di dirikan sekitar
tahun 800 M.
2. Letak dan Lokasi Candi
Borobudur Candi
Borobudur terletak di
Kecamatan Borobudur
Kabupaten Magelang yang
letaknya sebelah selatan + 15
km sebelah selatan kota
Magelang dataran kedu yang
berbukit hampir seluruhnya di
kelilingi pegunungan,
pegunungan yang mengelilingi
Candi Borobudur di antaranya
di sebelah timur terdapat
Gunung Merbabu dan Gunung
Merapi Barat, Laut Gunung
Sumbing dan Gunung Sindoro.
3. Nama Dan Arti Candi
Borobudur
Nama Borobudur berasal dari
gabungan kata Boro dan
Budur, Boro berasal dari kata
Sangsekerta berarti “ Vihara”
yang berarti komplek Candi
dan Bihara atau juga asrama
( Menurut Purwacaraka Dan
Stuten Herm ) sedangkan
Budur dalam bahasa Bali “
Bedudur” yang artinya di Atas.
Jadi nama Borobudur berarti
asrama atau bahasa
( Komplek Candi ) yang
terletak di atas bukit
B. Saran – Saran
Dari pembuatan karya tulis ini
penulis akan menyajikan
beberapa saran diantaranya:
1. kita sebagai generasi muda
harus menadi generasi
penerus bangsa dengan cara
giat belajar dan berlatih
supaya menjadi siswa – siswi
yang terampil dan bertaqwa
2. Kita sebagai warga negara
harus menjaga dan
melestarikan bdaya bangsa
dengan memelihara tempat –
tempat bersejarah sebagai
peninggalan nenek moyang
kita
3. penulis berharap dengan
berkembangnya kebudayaan
barat di harapkan pada rekan
generasi muda mampu
memilih dan menilia budaya
yang masuk dan berusaha
mempertahankan kebudayaan
bangsa sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. MoerTjipto, Drs Borobudur,
Pawon Dan Mendut, Kanisus
Yogyakarta 1993
2. Soediman, Drs Borobudur
Salah Satu Keajaiban Dunia
Gramedia Yogyakarta, 1980

Minggu, 06 September 2009

CONTOH PROPOSAL SKRIPSIBIMBINGAN ORANG TUA DANGURU PENDIDIKAN AGAMAISLAM DALAM MEMBINAAKHLAK SISWA

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI
BIMBINGAN ORANG TUA DAN
GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM MEMBINA
AKHLAK SISWA (draf alias
masih coretan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membina akhlak merupakan
bagian yang sangat penting
dalam tujuan Pendidikan
Nasional. Sebagaimana
tercantum dalam Undang –
Undang No. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan
nasional yang menyatakan
bahwa tujuan Pendidikan
Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Disamping itu, banyaknya
tindak criminal yang dilakukan
para remaja dan seringnya
terjadi tawuran antar pelajar
disinyalir sebagai akibat dari
tidak berhasilnya Pembinaan
Akhlaq dan Budi Pekerti pada
siswa. Kegagalam pembina
akhlaq akan menimbulkan
masalah yang sangat besar,
bukan saja pada kehidupan
bangsa saat ini tetapi juga
masa yang akan datang.
Ini pada posisi yang sangat
penting, bahkan membina
akhlaq merupakan inti dari
ajaran islam. Rosulullah saw
bersabda, yang diwirayatkan
oleh Ahmad :
Artinya : Sesunguguhnya aku
diutus untuk
menyempurnakan akhlaq yang
mulia”.
Menurut sebagian ahli bahwa
akhlaq tidak perlu dibentuk,
karena akhlaq adalah instinct
atau gorizah yang dibawa
manusia sejak lahir. Dalam
pendangan ini, maka akhlaq
yang tumbuh dengan
sendirinya walaupun tanpa
dibentuk atau usahakan.
(Abidin Nata, 1996 : 154)
Namun pendapat lain
mengatakan bahwa akhlaq
adalah hasil dari pendidikan,
latihan, pembinaan dan
perjuangan keras dan sungguh
– sungguh. Imam Al-Ghazali
misalnya mengataka sebagai
berikut :
Artinya : ”Seandainya akhlaq
itu tidak dapat menerima
perubahan, maka batalah
fungsi wasiat, nasihat dan
pendidikan dan tidak ada pula
fungsinya hadist
nabi yang mengatakan
”Perbaikilah Akhlaq kamu
sekalian ”.(Abudin Nata,
1996 : 154)
Pada kenyataan di lapangan
usaha-usaha pembina akhlaq
melalui berbagai lembaga
pendidikan dan mulia berbagai
macam metode terus
dikembangkan. Ini
menunjukan bahwa akhlaq
memang pelu dibina dan
pembinaan ini ternyata
membawa hasil berupa
terbentuknya pribadi-pribadi
muslim yang berakhlak mulia,
taan kepada Allah dan Rosul-
Nya, hormat kepada ibu
bapaknya dan sebagainya.
Untuk itu harus ada upaya
pembinaan terhadap siswa di
sekolah ataupun di luar
sekolah, baik itu oleh orang
tua atau guru sebagai
pebdidik. Upaya tersebut agar
dilakukan dalam hubungan
kerjasama yang harmonis,
baik memalui pendidikan
dalam keluarga maupun
pendidikan (pembinaan
mental) yang diselenggarakan
oleh masyarakat.
Namun pada kenyataannya di
lapangan, tidak sedikit
kendala untuk mewujudkan
kerjasama semacam itu baik
dikarenakan tingkatan
pendidikan orang tua yang
rendah, kesibukan oran tua,
maupun linkungan masyarakat
yang kurang menunjang.
Disamping banyaknya, orang
tua nyang apriori terhadap
pendidikan anak, bahkan ada
orang tua yang tersinggung
ketika menerima laporan
mengenai keburukan tingkah
laku anaknya.
Telepas dari permasalahan
diatas, peneliti ingin mencari
gambaran yang kongkrit dan
akurat mengenai manfaat
peran serta tokoh masyarakat
dan Guru pendidikan Agama
Islam dalam membina akhlaq
siswa sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi
keberhasilan pendidikan pada
umumnya dan keberhasilan
pembinaan akhlaq.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas,
penulis menyusun perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana program
bimbingan orang tua dengan
guru Pendidikan Agama Islam
dalam membina akhlaq Siswa
di SDN Nanggerang?
2. Bagaimana bimbingan
orang tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
3. Apa yang menjadi
hambatan dalam bimbingan
orang tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
4. Bagaimana mengatasi
hambatan bimbingan orang
tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian
diarahkan kepada peran serta
tokoh masyarakat dan Guru
Pendidikan Agama Islam
dalam membina akhlak siswa
di SDN Nanggerang
Kecamatan Leuwimunding
Kabupaten Majalengka.
Sejalan dengan permasalahan
tersebut diatas maka secara
khusus tujuan penelitian
yaitu :
1. Untuk mengetahui program
bimbingan orang tua dengan
guru Pendidikan Agama Islam
dalam membina akhlaq Siswa
di SDN Nanggerang?
2. Untuk mengetahui
pelaksanaan bimbingan orang
tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
3. Untuk mengetahui
hambatan dalam bimbingan
orang tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
4. Untuk mengetahui cara
mengatasi hambatan
bimbingan orang tua dan guru
Pendidikan Agama Islam
dalam membina akhlaq Siswa
di SDN Nanggerang?
D. Kerangka Berfikir
Pokok dari semua ilmu
pengetahuan agar berakhlaq
mulia adalah mengenal Allah
SWT. Tidak mengenal Allah
sama halnya dengan bodoh,
walaupun berpengetahuan
tinggi tapi ia akan bertingdak
taka tahu arah, sembrono
tidak sesuai dengan aturan, ia
akan mempunyai akhlaq yang
tidak baik.
Agar terciptanya manusia dan
masyarakat Indonesia
termasuk generasi muda yang
tepat guna dalam menghadapi
kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang semakin
maju maka perlu adanya
bimbingan dan pembinaan
terhadap mereka. S
Jika diperhatikan akhir-akhir
ini banyak sekali bentuk
aktivitas anak yang
menyimpang yang tidak sesuai
dengan norma-norma susila
maupun norma-norma agama,
seperti perkelahian,
penyalahgunaan obat-obatan
terlarang dan lain-lain.
Jadi kenakanlah anak dengan
berbagai dinamikanya yang
terjadi selama ini mutlak
menuntut perhatian serta
usaha penaggulangnnya dari
berbagai pihak, yaitu
pemerintah, Orang Tua dan
Masyarakat. Usaha ini tidak
bisa dilakukan secara sepihak
melainkan harus ada
kerjasama yang harmonis dan
seimbang. Kerjasama
dimaksud ialah melakukan
suatu usaha yang ditangani
oleh berbagai pihak yaitu
orang tua dan guru Pendidikan
Agama Islam.
Mengingat kedudukan dan
peranan guru Pendidikan
Agama Islam dalam
pembinaan Akhlaq siswa
memiliki posisi yang strategis
dalam hubungan ini Allah SWt
berfirman dalam Al-Qur`an
Ali Imron ayat 104.
Artinya : ”Dan hendaklah ada
diantara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada
yang ma`ruf dan mencegah
dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang
beruntung.” (Al-Qur`an dan
terjemahnya, Departemen
Agama RI, 1984 : 93)
Peran serta orang tua
terhadap pembinaan akhlaq
anak memiliki posisi yang
strategis, mengingat
kedudukan orang tua adalah
merupakan penaggungjawab
pendidikan yang pertama dan
utama. Hal tersebut
menunjukan bahwa
keberhasilan dalam membina
akhlaq sangat ditentukan oleh
adanya pembinaan mental
yang dilakukan melalui
pendidikan dalam keluarga.
Dalam rangka upaya
kerjasama tersebut tentunya
tidak terlepas dari akan
adanya faktor-faktor
penghambat terhadap
pendukung serta faktor-faktor
penghambat terhadap
pembinaan akhlaq anak.
Untuk lebih jelas penulis
gambarkan dalam bentuk
skema sebagai berikut.
E. Lokasi dan Kondisi Obyektif
Lapangan
Lokasi lapangan adalan SDN
Nanggerang yang berda di
Desa Nanggerang Kecamatan
leuwimunding Kabupaten
majalengka.
Kondisi Obyektif SDN
Nanggerang termasuk SD
yang sangat didominasi oleh
masyarakat karena di desa
kami hanya ada satu SD.
Sekolah ini terletak ditengah-
tengah, antara pemukiman
penduduk dengan ladang
masyarakat yang sebagian
besar mata pencaharian
memang sebagai petani dan
sebagian lagi sebagai
pedagang dengan rata-rata
pendidikan orang tua tamatan
sekolah dasar.
Secara geografis SD
Nanggerang
F. Kajian Teoritis Mengenai
Kerjasama Orang Tua Dan
Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Membina Akhlaq Siswa
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian
Pendidikan Islam adalah suatu
sistem pendidikan yang
mencangkup seluruh aspek
kehidupan yang dibutuhkan
oleh hamba Allah. Oleh
karena Islam mempedomani
seluruh aspek kehidupan
manusia muslim baik duniawi
maupun ukhrowi”. (Nur
Uhbiyati, 1999:13)
Dengan demikian jelaslah bagi
kita bahwa semua cabang
ilmu pengetahuan yang secara
materiil bukan Islamis
termasuk ruang lingkup
pendidikan juga, sekurang-
kurangnya menjadi bagian
yang menunjang.
Mengingat luasnya jangkuan
yang harus digarap olah
pendidikan Islam, maka
pendidikan Islam tidak
menganut sistem tertutup
melainkan terbuka terhadap
tuntutan kesejahteraan umat
manusia, baik tuntutan
dibidang ilmu pengetahuan
dan tekhnologi maupun
tuntutan pemenuhan
kehidupan rohaniah.
Kebutuhan itu semakin meluas
sejalan dengan meluasnya
tuntutan hidup manusia itu
sendiri.
Oleh karena itu ditinjau dari
aspek penglamannya,
pendidikan Islam berwatak
akomodatif kepada tuntutan
kemajuan zaman yang ruang
lingkupnya berada didalam
kerangka acuan norma-norma
kehidupan Islam.
2. Tujuan Pendidikan Agama
Islam
Tujuan Pendidikan Islam
secara keseluruhan menurut
Zakiyah Daradjat sebagai
berikut :
”Kepribadian seseorang yang
membuatnya insan kamil
dengan pola taqwa, insan
kami artinya manusia utuh
rohani dan jasmani, dapat
hidup dan berkembang secara
wajar dan normal karena
taqwanya kepada Allah S.
W.T.” (Nur Uhbiyah, 1999 : 41)
Ada beberapa tujuan
pendidikan yang perlu kita
ketahui yaitu :
a) Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan
yang akan dicapai dengan
semua kegiatan pendidikan,
baik dengan pengajaran atau
dengan cara lain. Tujuan itu
meliputi sikap, tingkah laku,
pemapilan, kebiasaan dan
pandangan.
b) Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu
berlangsung selam hidup,
maka tujuan akhirnya
terdapat pada waktu hidup di
dunia ini telh berakhir pula.
Tujuan akhir Pendidikan Islam
itu dapat dipahami dalam
firman Allah Surat Ali Imran
ayat 102 :
Artinya : Wahai orang-orang
yang beriman, bertaqwalah
kamu kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa, dan
janganlah kamu, mati kecuali
dalam keadaan muslim”. )Al-
Qur`an dan terjemahnya,
Departemen Agama RI, 1984 :
92
c) Tujuan Sementara
Tujuan sementara yaitu tujuan
yang akan dicapai setelah
anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang
direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal.
d) Tujuan Operasional
Tujuan operasional yaitu
tujuan praktis yang akan
dicapai dengan sejumlah
kegiatan pendidikan tertentu.
B. Peran Serta Tokoh
Masyarakat dan Guru
Peran serta adalah ”Usaha
yang dilakukan bersama-sama
dalam menghadapi suatu
pekerjaan, guna memperingan
dan mempercepat
terselesaikannya suatu
pekerjaan. Peran serta tokoh
masyarakat dan guru
Pendidikan Agama Islam
maksudnya adalah upaya
bersama-sama antara tokoh
masyarakat dan guru dalam
melaksanakan pembinaan
akhlaq pada anak-anak. Peran
serta ini lebih diarahkan pada
perhatian yang serius dan
berkesinambungan dalam
proses pendidikan dan
pembinaan akhlaq, untuk
menciptakan anak yang
berbudi luhur”. (Zuhairirni
dkk : 1997)
C. Pembina Akhlaq
Pembinaan akhlaq ”Usaha
secara sadar dan terarah
guna menanamkan budi
pekerti yang luhur dan niai-
nilai yang susila kepada anak
sesuai dengan prinsip-prinsip
ajaran islami dan tuntunan
serta peri kehidupan
Rosulullah SAW, sebagai
uswatun hasanah”. (Barnawi
Umary : 1996)
D. Hubungan Peran Serta
Tokoh Masyarakat dan Guru
dengan Pembina Akhlaq
Peran serta tokoh masyrakat
dan guru Pendidikan Agama
Islam sangat diperlukan dalam
pembinaan akhlaq terhadap
siswa. ”Keberadaan anak di
sekolah waktunya sangat
terbatas, anak lebih banyak
berada di lingkungan orang
tuanya dari pada di
lingkungan sekolah. Apabila
orang tua kurang
memperhatikan sikap dan
tingkah laku anaknya di
rumah, maka teori-teori
pelajaran yang diberikan oleh
guru disekolah tidak dapat
dilaksanakan dalam
kehidupan praktis di
lingkungan rumah”. (Zuhairini
dkk : 1997)
II. Kerangka Metode, Populasi,
Sampel dan Penelitian
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
deskriftif, yaitu metode yang
bertujuan melukiskan secara
sistematis fakta atau
karakteristik, populasi
tertentu atau bidang tertentu
secara faktual dan cermat”.
(Wahyu MS, 1987 : 42)
B Populasi
”populasi adalah karakteristik
tertentu dari sekumpulan
obyek yang lengkap yang ingin
dipelajari sifatnya” (Sudjana
1989 : 6)
Yang menjadi populasi adalah
siswa /i SD Nanggerang
C Sampel
”Sampel adalah bagian atau
seluruh elemen yang dapat
mewakili dan
menganalisasikan hasil dari
suatu penelitian”. (Suyatna
Basar, 1987 : 58)
D Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik
pengumpulan data yang lazim
dipergunakan oleh penelitian
antara lain.
1. Obsevasi, yaitu dengan
melakukan pengamatan yang
dijadikan lokasi penelitian
guna mendapatkan data yang
diperlukan.
2. Wawancara, yaitu
pengumpulan data dengan
cara mewawancarai
responden yang diteliti.
3. Dokumentasi, yaitu
pengumpulan data dengan
cara merangkap dokumen
sejarah, cara semacam ini
sangat penting untuk
penelitian yang menggunakan
metode historis.
4. Angket, yaitu cara
mengumpulkan data dengan
menggunakan daftar isian
atau daftar pertanyaan yang
lebih disiapkan dan disusun
sedemikian rupa.
E Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang
didapatkan dari hasil
penyebaran angket akan
dioleh dengan perhitungan
statistik X2 atau Chi Kwadrat
dengan menggunakan rumus :
Keterangan : fo = frekwensi
observasi
fh = frekwensi yang harapkan
III. Kondisi Obyektif Lapangan
Lokasi SD Negeri Nanggerang
Sekolah Dasar Negeri
Nanggerang bertempat di
jalan Arya Kemuning Desa
Nanggerang Kecamatan
Leuwimunding Kabupaten
Majalengka. Secara geografis
sekolah Dasar Negeri
Nanggerang letaknya cukup
strategis karena berada di
pinggir jalan sehingga
memudahkan transportasi
bagi yanga akan berkunjung.
Sehingga besar mata
pencaharian penduduknya
adalah sebagai petani dan
sebagian lagi sebagai
pedagang.
Sekolah Dasar negeri
Nanggerang memiliki tanah
seluas 2460m2 dengan batas-
batas tanah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara = Jalan Raya
Nanggerang
b. Sebelah Timur = Pondok
Pesantren Miftahul Huda
Tsani.
c. Sebelah Selatan = Sawah /
Lahan Pertanian
d. Sebelah Barat = Rumah
Penduduk
IV. Kerangka Berfikir
Kemanya sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto Ngalim. Prinsip-
Prinsip dan Tekhnik Evaluasi
Pengajaran. Rosdakarya
Bandung. 1990.
Uhbiyati nur. Ilmu Pendidikan
Islam. CV. Pustaka Setia. 1999.
Hamalik Damar. Strategi
Belajar Mengajar. CV. Sinar
Baru Bandung. 1990.
Soekarno. Sejarah dan Filsafat
Pendidikan Islam. Akasara
Bandung. 1983
Iman Barnadi Sutarmi.
Pengantar Ilmu Pendidikan
Sistematika. Andi Offset
Yogyakarta. 1988.
Zaeni Syahminan. Prinsip-
Prinsip Dasar Konsepsi
Pendidikan Islam. Kalam
Mulia.
1986.
Ms Wahyu. Petunjuk Praktis
Membuat Skripsi. Usaha
Nasional Surabaya. 1987.
Daradzat Zakiyah. Pendidikan
Islam dalam Keluarga dan
Sekolah. Rosdakarya
Bandung. 1993.
Daradzat Zakiyah. Ilmu Jiwa
Agama. Bulan Bintang.
Bandung. 1976.
Zuhairini. Metodik Khusus
Pendidikan Agama Islam.
Usaha Nasional Surabaya.
1893.