Senin, 13 Juli 2009

MAKALAH ILMU PENDIDIKANTENTANG KONSEP DASARPENGERTIAN DAN TUJUANBIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I
KONSEP DASAR BIMBINGAN
DAN KONSELING
Bila ditinjau dari segi sejarah
perkembangannya ilmu
bimbingan dan konseling di
Indonesia, maka sebenarnya
istilah bimbingan dan
konseling pada awalnya
dikenal dengan istilah
bimbingan dan penyuluhan
yang merupakan terjemahan
dari istilah guidance and
counseling. Penggunaan istilah
bimbingan dan penyuluhan
sebagai terjemahan dari kata
guidance and counseling ini
diceruskan oleh Tatang
Mahmud, MA. Seorang
pejabat Depatemen Tenaga
Kerja Republik Indonesia pada
tahun 1953. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh DR. Tohari
Musnawar (1985:8)
Menurut riwayatnya,
penggunaan istilah
penyuluhan sebagai
terjemahan counseling, sudah
dimulai sejak tahun 1953.
pencetusnya Tatang Mahmud.,
MA. Seorang pejabat di
Departemen Tenaga Kerja
Republik Indonesia. Pada
tahun tersebut ia
menyebarkan suatu edaran
untuk meminta persetujuan
kepada beberapa orang yang
dipandang ahli, apakah istilah
“guidance and conseling dapat
diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia Bimbingan
dan Penyuluhan. Pada waktu
itu ternyata tidak ada yang
menolaknya.
Oleh karena itu Tatang
Mahmud untuk mencarikan
terjemahan istilah Guidance
and Counseling ini dengan
istilah Bimbingan dan
Penyuluhan itu tidak ada yang
membantahnya, maka sejak
saat itu populerlah istilah
bimbingan dan penyuluhan
sebagai terjemahan istilah
Guidance and Counseling.
Akan tetapi dlam
perkembangan bahasa
Indonesia selanjutnya pada
tahun 1970 sebagai awal dari
amsa pembangunan Orde
Baru, istilah penyuluhan yang
merupakan terjemahan dari
kata Counseling dan
mempunyai konotasi
psychological-counseling,
banyak pula dipakai dalam
bidang-bidang lain, seperti
penyuluhan pertanian,
penyuluhan KB, penyuluhan
gizi, penyuluhan hukum,
penyuluhan agama, dan lain
sebagainya, yang cenderung
diartikan sebagai pemberian
penerangan atau informasi
bahkan kadang-kadang hanya
dalam bentuk pemberian
ceramah atau pemutaran film
saja. Menyadari
perkembangan pemakaian
istilah yang demikian, maka
sebagian para ahli bimbingan
dan penyuluhan Indonesia
yang tergabung dalam
oraganisasi profesi IPBI (Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia)
mulai meragukan ketepatan
penggunaan istilah
penyuluhan. Sebagai
terjemahan dari istilah
counseling tersebut. Oleh
karena itu sebagian dari
mereka berpendapat,
sebaiknya istilah penyuluhan
itu dikembalikan ke istilah
aslinya yaitu counseling,
sehingga pada saat itu
dipopulerkan istilah bimbingan
dan konseling untuk ilmu ini,
tetapi ada pula sebagian ahli
bimbingan dan penyuluhan
yang berpendapat bahwa
kalau istilah guidance
diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan
istilah bimbingan, istilah
counseling harus pula
dicarikan istilah bahasa
Indonesianya. Berdasarkan
pemikiran yang demikian
maka ada para ahli itu ada
yang menggunakan istilah
bimbingan dan wawanwuruk,
bimbingan dan wawanmuka,
bimbingan dan wawancara
untuk memberi nama bagi
ilmu ini. Namun diantara
sedemikian banyak istilah
tersebut, saat ini yang paling
populer adalah istilah
Bimbingan dan Konseling.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
A.Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata
bimbingan merupakan
terjemahan dari kata
“Guidance” berasal dari kata
kerja “to guide” yang
mempunyai arti “menunjukan,
membimbing, menuntun,
ataupun membantu”. Sesuai
dengan istilahnya, maka
secara umum bimbingan dapat
diartikan sebagai suatu
bantuan atau tuntunan.
Definisi bimbingan yang
pertama dikemukakan dalam
Year’s Book of Education 1955,
yang menyatakan:
Guidance is process of helping
individual through their own
effort to discover and develop
their potentialities both for
personal happiness and social
usefulness.
Bimbingan adalah suatu
proses membantu individu
melalui usaha sendiri untuk
menentukan dan
mengembangkan
kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan
sosial.
B.Pengertian Konseling
Istilah konseling berasal dari
bahasa Inggris “to counsel”
yang secara etimologis berarti
“to give advice” (Homby:
1958:246) atau memberi saran
dan nasihat.
Konseling merupakan salah
satu teknik dalam pelayanan
bimbingan dimana proses
pemberian bantuan itu
berlangsung melalui
wawancara dalam
serangkaian pertemuan
langsung dan tatap muka
antara guru/konselor dengan
klien itu mampu memperoleh
pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya, mampu
memecahkan masalah yang
dihadapinya dan mampu
mengarahakn dirinya untuk
mengembangkan potensi yang
dimiliki ke arah
perkembangan yang optimal,
sehingga ia dapat mencapai
kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial.
BAB III
PEMBAHASAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A.Tujuan Bimbingan dan
Konseling
Dalam hubungan ini pelayanan
bimbingan dan konseling
diberikan kepada siswa
“dalam rangka upaya agar
siswa dapat menemukan
pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa
depan”. (Prayitno. 1997:23).
Bimbingan dalam rangka
menemukan pribadi, ditujukan
agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan
dirinya sendiri serta
menerimanya secara positif
dan dinamis sebagai modal
pengembangan diri lebih
lanjut. Sebagai manusia yang
normal di dalam setiap diri
individu selain memiliki hal-hal
yang positif tentu ada yang
negatif. Pribadi yang sehat
ialah apabila ia mampu
menerima dirinya
sebagaimana adanya dan
mampu mewujudkan hal-hal
positif sehubungan dengan
penerimaan dirinya itu.
Bimbingan dalam rangka
mengenal lingkungan
ditujukan agar peserta
mengenal lingkungannya
secara objektif, baik
lingkungan sosial dan
ekonomi, lingkungan budaya
yang sangat sarat dengan
nliai-nilai dan norma-norma,
maupun lingkungan fisik dan
menerima berbagai kondisi
lingkungan itu secara positif
dan dinamis pula.
Sedangkan bimbingan dalam
rangka merencanakan masa
depan ditujukan agar peserta
didik mampu
mempertimbangkan dan
mengabil keputusan tentang
masa depan dirinya, baik yang
menyangkkut bidang
pendidikan, bidnag karir,
maupun bidnag budaya,
keluarga dan masyarakat
(Prayito, 1998: 24). Melalui
perencanaan masa depan ini
individu diharapkan mampu
mawujudkan dirinya sendiri
dengan bakat, minat,
intelegensi dan kemungkinan-
kemungkinan yang dimilikinya.
Dan perlu pula diingat bahwa
diri haruslah sejalan dengan
norma-norma dan nilai-nilai
yang berlaku dalam
masyarakat. Apabila
kemampuan mewujudkan diri
ini benar-benar telah ada
pada diri seseorang, maka
akan mampu berdiri sendiri
sebagai pribadi yang mandiri,
bebas dan mantap.
B.Fungsi Bimbingan dan
Konseling
Bimbingan dan konseling
berfungsi sebagai pemberi
layanan kepada peserta didik
agar masing-masing peserta
didik dapat berkembang
secara optimal sehingga
menjadi pribadi yang utuh dan
mandiri. Oleh karena itu
pelayanan bimbingan dan
konseling mengembang
sejumlah fungsi yang hendak
dipenuhi melalui kegiatan
bimbingan dan konseling.
Fungsi-fungsi tersebut adalah
fungsi pemahaman, fungsi
pencegahan, fungsi
pengentasan, fungsi
pemeliharaan dan
pengembangan dan fungsi
advokat. Uraian berikut ini
adalah menjelaskan makna
masing-masing fungsi
bimbingan dan konseling:
1.Fungsi pemahaman
a.Pemahaman tentang diri
peserta didik sendiri
b.Pemahaman tentang
linkungan peserta didik
c.Pemahaman tentang
lingkungan yang lebih luas
(termasuk di dalamnya
informasi pendidikan,
informasi jabatan/pekerjaan,
dan informasi sosial dan
budaya/nilai-nilai), teruatam
oleh peserta didik
2.Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu
fungsi bimbingan dan
konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya
atau terhindarnya peserta
didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin
timbul yang akan dapat
mengganggu, menghambat,
atau menimbulkan kesulitan,
kerugian-kerugian tertentu
dalam proses
perkembangannya.
3.Fungsi pengentasan
Istilah fungsi pengentasan ini
dipakai sebagai pengganti
istilah fungsi kuratif atau
fungsi terapeutik dengan arti
pengobatan atau
penyembuhan.
Melalui fungsi pengentasan ini
pelayanan bimbingan dan
konseling akan menghasilkan
terentaskannya atau
teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami
oleh peserta didik. Pelayanan
bimbingan dan konseling
berusaha membantu
memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi oleh
peserta didik, baik dalam
sifatnya, jenisnya, maupun
bentuknya. Pelayanan dan
pendekatan yang dipakai
dalam pemberian bantuan ini
dapat bersifat konseling
perseorangan maupun
konseling kelompok.
4.Fungsi pemeliharaan dan
pengambangan
Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan adalah fungsi
bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan
terpeliharanya dan
terkembangkannya berbagai
potensi dan kondisi positif
peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara
terarah, mantap dan
berkelanjutan. Dalam fungsi
ini hal-hal yang dipandang
sudah bersifat positif dijaga
agar tetap baik dan
dimantapkan. Dengan
demikian dapat diharapkan
peserta didik dapat mencapai
perkembangan kepribadian
secara optimal.
5.Fungsi advokasi
Fungsi advokasi yaitu
bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan
teradvokasi atau pembelaan
terhadap peserta didik dalam
rangka upata pengembangan
seluruh potensi secara
optimal. Fungsi-fungsi tersebut
diwujudkan melalui
diselenggarakannya berbagai
jenis layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling
untuk mencapai hsil
sebagaimana yang terkandung
di dalam masing-masing fungsi
tersebut. Setiap pelayanan
kegiatan bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan
harus secara langsung
mengacu satu atau lebih
fungsi-fungsi tersebut agar
hasil-hasil yang hendak
dicapainya jelas dapat
diidentifikasi dan dievaluasi.
Secara keseluruhan, jika
semua fungsi-fungsi itu telah
terlaksnaa dengan baik,
dapatlah bahwa peserta didik
akan mampu berkembangan
secara wajar dan mantap
menuju aktualitasi diri secara
optimal pula. Keterpaduan
semua fungsi tersebut akan
sangat membantu
perkembangan peserta didik
secara terpadu pula.
C.Prinsip dan Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling
1.Prinsip-Prinsip Bimbingan
dan Konseling
Prinsip-prinsip bimbingan dna
konseling adalah seperangkat
landasaan praktis atau aturan
main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program
pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Prinsip bimbingan dan
konseling yang dirumuskan
oleh Prayitno dkk dalam buku
Seri Panduan Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseing di
Sekolah, 1997) adalah:
a.Prinsip-prinsip yang
berkenaan dengan sasaran
layanan :
1.Bimbingan dan konseling
melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis
kelamin, suku, agama, dan
status sosial ekonomi
2.Bimbingan dan konseling
berurusan dengan pribadi dan
tingkah laku individu yang
unik dan dinamis.
3.Bimbingan dan konseling
memperhatikan sepenuhnya
tahap-tahap dan berbagai
aspek perkembangan individu
4.Bimbingan dan konseling
memberikan perhatian yang
utama kepada perbedaan
individual yang menjadi
orientasi pokok pelayanannya.
b.Prinsip yang berkenaan
dengan permasalahan individu
1.Bimbingan dan konseling
berurusan dengan hal-hal
yang menyangkut pengaruh
kondisi mental / fisik individu
terhadap penyesuaian dirinya
di rumah, di sekolah serta
dalam kaitannya dengan
kontak sosial dan pekerjaan
dan sebaliknya pengaruh
lingkungan terhadap kondisi
mental dan fisik individu.
2.Kesenjangan sosial,
ekonomi, dan kebudayaan
merupakan faktor timbulnya
maslaah pada individu yang
kesemuanya menjadi
perhatian utama pelayanan
bimbingan dan konseling.
c.Prinsip-prinsip yang
berkenaan dengan program
pelayanan
1.Bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral
dari upaya pendidikan
danpengembangan individu:
oleh karena itu program
bimbingan dan konseling
harus diselaraskan dan
dipadukan dengan program
pendidikan serta
pengembangan peserta didik
2.Program bimbingan dan
konseling harus fleksibel
disesuaikan dengan kebutuhan
individu, masyarakat dan
kondisi keluarga.
3.Program bimbingan dan
konseling disusun secara
berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai
tertinggi.
d.Prinsip-prinsip berkenaan
dengan tujuan dan
pelaksanaan pelayanan
1.Bimbingan dan konseling
harus diarahkan untuk
pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing
diri sendiri dalam menghadapi
permasalahan
2.Dalam proses bimbingan dan
konseling keputusan diambil
dan akan dilakukan oleh
individu hendaknya atas
kemauan individu itu sendiri,
bukan karena kemauan atau
desakan dari pembimbing atau
pihak lain.
3.Permasalahan individu harus
ditangani oleh tenaga ahli
dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang
dihadapi.
4.Kerja sama antara guru
pembimbing, guru-guru lain
dan orang tua anak amat
menentukan hasil pelayanan
bimbingan
5.Pengembangan program
pelayanan bimbingan
dankonseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang
maksimal dari hasil
pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlibat
dalam proses pelayanan dan
program bimbingan dan
konseling itu sendiri.
2.Asas-Asas Bimbingan dan
Konseling
Kegiatan bimbingan dan
konseling, ada asas yang
dijadikan pertimbangan
kegiatan. Menurut Prayitno
ada 12 asas yang harus
menjadi dasar pertimbangan
dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling.
Asas-asas bimbingan dan
konseling itu adalah sebagai
berikut:
1.Asas keberhasilan
Asas ini dikatakan juga
sebagai asas kunci dalam
kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling, karena dengan
adanya asas keberhasilan ini
dapat menimbulkan rasa
aman dalam diri klien.
Disamping itu, asas
keberhasilan ini juga akan
menghilangkan kekhawatiran
klien terhadap adanya
keinginan konselor/guru
pembimbing untuk
menyalahgunakan rahasia dan
kepercayaan yang telah
diberikan kepadanya sehingga
merugikan klien.
2.Asas kesukarelaan
Dalam memahami pengertian
bimbingan dan konseling telah
dikemukakan bahwa
bimbingan merupakan proses
membantu individu. Perkataan
membantu disini mengandung
arti bahwa bimbingan bukan
merupakan suatu paksaan.
Oleh karena itu dalam
kegiatan bimbingan dan
konseling diperlukan adanya
kerja sama yang demokratis
secara konselor/guru
pembimbing dengan kliennya.
Kerjasama akan terjalin jika
klien dapat dengan sukarela
menceritakan serta
menjelaskan masalah yang
dialaminya kepada konselor.
3.Asas keterbukaan
Asas keterbukaan merupakan
asas penting bagi konselor/
guru pembimbing, karena
dengan adanya keterbukaan
ini dapat ditumbuhkan
kecenderungan pada klien
untuk membuka dirinya, untuk
membuka kedok hidupnya
yang menjadi penghalang bagi
perkembangan psikisnya.
4.Asas kekinian
Pada umumnya pelayanan
bimbingan dan konseling
bertitik tolak dari masalah
yang dirasakan klien saat
sekarang atau kini, namun
pada dasarnya pelayanan
bimbingan dan konseling itu
sendiri menjangkau dimensi
waktu yang lebih luas, yaitu
masa lalu, sekarang, dan
masa yang akan datang.
Dalam hal ini diharapkan
konselordapat
mengarahkanklien untuk
memecahkan masalah yang
dihadapinya sekarang.
5.Asas kemandirian
Salah satu tujuan pemberian
layanan bimbingan dan
konseling adalah agar
konselor berusaha
menghidupkan kemandirian di
dalam diri klien. Schuld
berdasarkan hasil
penelitiannya menyimpulkan
bahwa “klien akan terus
menyatakan
ketergantungannya, selama
ketergantungannya itu
memperoleh respon dari
konselor, sebaliknya rasa
ketergantungan akan berhenti
bila tidak ditanggapi oleh
konselor”
6.Asas Kegiatan
Dalam proses pelayanan
bimbingan dan konseling
kadang-kadnag konselor
memberikan beberapa tugas
dna kegiatan kepada kliennya.
Dalam hal ini klien harus
mampu melakukan sendiri
kegiatan-kegiatan tersebut
dalam rangka mencapai
tujuan bimbingan dan
konseling yang telah
ditetapkan. Di pihak lain
konselor harus berusaha/
mendorong agar kliennya
mampu melakukan kegiatan-
kegiatan yang telah
ditetapkan tersebut.
7.Asas kedinamisan
Keberhasilan usaha pelayanan
bimbingan dan konseling
ditandai dengan terjadinya
perubahan sikap dan tingkah
laku klienke arah yang lebih
baik. Untuk mewujudkan
terjadinya perubahan sikap
dan tingkah laku itu
membutuhkan proses dan
waktu tertentu sesuai
kedalaman dan kerumitan
masalah yang dihadapi klien.
Konselor dan klien serta
pihak-pihak lain diminta untuk
memberikan kerjasama
sepenuhnya agar pelayanan
bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat dengan cepat
menimbulkan perubahan
dalam sikap dan tingkah laku
klien.
8.Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan
konseling menghendaki
terjalin keterpaduan berbagai
aspek dari individu yang
dibimbing. Untuk itu konselor
perlu bekerja sama dengan
orang-orang yang diharapkan
dapat membantu
penanggulangan masalah
yang dihadapi klien.
9.Asas kenormatifan
Pelayanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan
hendaknya tidak bertentangan
dengan norma-norma yang
berlaku di dalam masyarakat
dan lingkungannya. Disadari
sepenuhnya bahwa konselor
akan menyertakan norma-
norma yang dianutnya
kedalam hubungan konseling
baik secara langsung atau
tidak langsung.
10.Asas keahlian
Untuk menjamin keberhasilan
usaha bimbingan dan
konseling, para petugas harus
mendapaykan pendidikan dan
latihan yang memadai.
Pengetahuan, keterampilan,
sikap dan kepribadian yang
ditampilkan oleh konselor/
guru pembimbing akan
menunjang hasil konseling.
11.Asas alih tangan
Bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan
profesional yang menangani
masalah-masalah yang cukup
pelik. Dalam hal in ikonselor
perlu mengalihtangankan
(referal) klien pada pihak lain
(konselor) yang lebih ahli
untuk menghadapi masalah-
masalah yang dihadapi oleh
klien tersebut.
12.Asas Tut Wuri Handayani
Sebagaimana yang telah
dipahami dalam pengertian
bimbingan dankonseling
bahwa bimbingan dan
konseling ini merupakan
kegiatan yang telah dilakukan
secara sistematis., sengaja,
berencana, terus menerus,
dan terarah kepada suatu
tujuan. Oleh karena itu
kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling tidak hanya
dirasakan adanya pada saat
klien mengalami maslaah dan
menghadapkannya kepada
konselor atau guru
pembimbing saja. Kegiatan
bimbingan dan konseling
harus senantiasa diikuti secara
terus menerus dan aktif
sampai sejauh mana klien
telah berhasil mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan
dan konseling ditujukan untuk
membimbing dan
mengarahkan individu melalui
usahanya sendiri untuk
menentukan dan
mengembangkan
kemampuannya agar
memperoleh kegahagiaan
pribadi serta bertujuan agar
individu dapat
mengembangkan dirinya
secara optima/sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
B.Saran
Suatu kemampuan dapat
berkembang secara optimal
apabila mendapat bimbingan
dan konseling yang terarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar