Senin, 06 Juli 2009

MAKALAH ILMU PENDIDIKANTENTANG ANALISISKURIKULUM 2006 (KTSP) DANPEMBELAJARAN PKn Di KELASI SD

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka secara
otomatis pola pikir
masyarakat berkembang
dalam setiap aspek. Hal ini
sangat berbengaruh besar
terutama dalam dunia
pendidikan yang menuntut
adanya inovasi baru yang
dapat menimbulkan
perubahan, secara kualitatif
yang berbeda dengan
sebelumnya. Tanggung jawab
melaksanakan inovasi
diantaranya terletak pada
penyelenggaraan pendidikan
di sekolah, dimana guru
memegang peranan utama
dan bertanggung jawab
menyebarluaskan gagasan
baru, baik terhadap siswa
maupun masyarakat melalui
proses pengajaran dalam
kelas.
Pendidikan perlu
mengantisipasi dampak global
yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan dimana
IPTEK sangat berperan
sebagai penggerak utama
perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum dalam pendidikan
harus dikembangkan secara
berkala dan
berkesinambungan sejalan
dengan IPTEK. Perubahan
yang terjadi pada kurikulum
diharapkan dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan
lebih baik lagi. Kurikulum
yang diberlakukan sekarang
yaitu kurikulum 2006 (KTSP),
diharapkan dapat berjalan
secara operasional, sehingga
dapat memberikan
kompetensi yang cukup bagi
peserta didik untuk
mengembangkan dirinya,
namun tidak menyimpang dari
peraturan dan norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
Perubahan-perubahan
kurikulum dalam setiap mata
pelajaran, khususnya mata
pelajaran PKn yang dalam
KTSP ini merupakan suatu
mata pelajaran yang
bertujuan untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya
yang berlandaskan pada
Pancasila, UUD dan norma-
norma yang berlaku di
masyarakat. Pembelajaran
PKn diterapkan mulai dari
dasar pendidikan formal yaitu
SD kelas 1. Kehadiran KTSP
diharapkan dapat memberikan
jawaban yang konkrit
terhadap mutu pendidikan di
Indonesia. Adapun
pembahasan mengenai isi
KTSP ini akan dibahas lebih
lanjut pada Bab II.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari
laporan ini, adalah :
1. Analisis isi KTSP yang
meliputi kelebihan dan
kelemahan KTSP.
2. Analisis proses belajar
mengajar pada pembelajaran
Pkn di kelas I SD, berdasarkan
format observasi.
BAB II
ANALISIS PEMBELAJARAN PKn
BERDASARKAN KTSP
2.1 Analisis Isi Kurikulum 2006
(KTSP)
Kurikulum merupakan
seperangkat perencanaan dan
pengaturan mengenai tujuan
isi dan bahan pengajaran serta
cara yang digunakan sebagai
pedoman penyediaan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) yang
diberlakukan Departemen
Pendidikan Nasional melalui
Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP),
sesungguhnya dimaksudkan
untuk mempertegas
pelaksanaan KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) artinya
kurikulum baru initetap
memberikan tekanan pada
pengembangan kompetensi
siswa.
KTSP untuk jenjang pendidikan
dasar dikembangkan oleh
sekolah komite sekolah
dengan berpedoman pada
standar isi dan standar
kompetensi lulusan serta
panduan penyusunan
kurikulum yang diterbitkan
oleh BSNP. Pengembangan
KTSP berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki
potensi sentral untuk
mengembangkan potensinya
agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan
menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab. Hal ini selaras dengan
tujuan mata pelajaran PKn.
KTSP juga dikembangkan
dengan memperhatikan
keragaman karakteristik
peserta didik serta
kepentingan nasional dan
daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara,
dimana antara kepentingan
nasional dan daerah harus
saling mengisi serta jenis
pendidikan dengan tanpa
membedakan suku, agama,
dan antar golongan (SARA),
adat istiadat, status sosial,
ekonomi dan gender. Sehingga
sejalan dengan prinsip
Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam
penyusunan KTSP adalah
sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan
takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia menjadi
dasar pembentukan
kepribadian peserta didik
secara utuh. Kurikulum
disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman
dan takwa serta akhlak yang
mulia, terutama pada mata
pelajaran agama dan PKn.
2. Peningkatan potensi,
kecerdasan sesuai dengan
tingkat perkembangan dan
kemempuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses
sistematik untuk
meningkatkan martabat
manusia secara holistic yang
memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal.
3. Perkembangan IPTEK dan
Seni
Pendidikan perlu
mengantisipasi dampak global
yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan. Oleh
karena itu kurikulum harus
dikembangkan secara berkala
dan berkesinambungan
sejalan dengan IPTEK dan
Seni.
4. Dinamika perkembangan
global
Pendidikan harus menciptakan
kemandirian baik pada
individu maupun bangsa yang
sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas.
5. Persatuan nasional dan
nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk
membangun karakter dan
wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya
memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa. Oleh karena
itu, kurikulum harus
mendorong berkembangnya
wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperat
keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
6. Kondisi sosial budaya
masyarakat setempat
Kurkulum harus
dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat
setempat dan menunjang
kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya
setempat harus lebih dahulu
ditumbuhkan sebelum
mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
Hal-hal tersebut diatas
mempunyai prinsip dan tujuan
yang sama dengan mata
pelajaran PKn di sekolah
dasar karena secara ideal PKn
membentuk warga negara
yang memiliki wawasan
berbangsa dan berneagara
serta nasionalisme yang
tinggi.
A. Kelebihan kurikulum 2006
(KTSP)
Setiap kurikulum yang
diberlakukan di Indonesia
memiliki kelebihan masing-
masing tergantung pada
situasi dan kondisi pada saat
kurikulum diberlakukan.
Kelebihan-kelebihan KTSP ini
antara lain :
1. Mendorong terwujudnya
otonomi sekolah dalam
pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa
salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum
damasa lalu adalah adanya
penyeragaman kurikulum
diseluruh Indonesia, tidak
melihat situasi riil dilapangan,
dan kurang menghargai
potensi keunggulan lokal.
Untuk itulah kehadiran KTSP
diharapkan dapat memberikan
jawaban yang konkrit
terhadap mutu dunia
pendidikan di Indonesia.
Dengan semangat otonomi itu,
sekolah bersama dengan
komite sekolah dapat secara
bersama-sama merumuskan
kurikulum sesuai dengan
kebutuhan situasi dan kondisi
lingkungan.
2. Mendorong guru, kepala
sekolah dan pihak manajemen
untuk semakin meningkatkan
kreatifitasnya dalam
penyelenggaraan program
pendidikan.
Dengan berpijak pada
panduan KTSP sekolah diberi
kebebasan untuk merancang,
mengembangkan, dan
mengimplementasikan
kurikulum sekolah sesuai
dengan situasi, kondisi dan
potensi keunggulan local yang
bisa dimunculkan oleh
sekolah.
3. KTSP sangat memungkinkan
bagi tiap sekolah untuk
mengembangkan mata
pelajaran tertentu bagi
kebutuhan siswa.
KTSP menitikberatkan pada
mata pelajaran tertentu yang
dianggap paling membutuhkan
siswanya. Sebagai contoh
sekolah yang berada dalam
kawasan pariwisata dapat
lebih menfokuskan pada mata
pelajaran bahasa Inggris atau
mata pelajaran di bidang
kepariwisataan lainnya.
4. KTSP mengurangi beban
belajar siswa yang sangat
padat dan memberatkan
kurang lebih 20 persen.
Dengan diberlakukannya KTSP
beban belajar siswa berkurang
karena KTSP lebih sederhana.
Tetapi tetap memberikan
tekanan bagi perkembangan
siswa. Alasan diadakannya
pengurangan jam pelajaran ini
karena menurut pakar
pendidikan anak bahwa jam
pelajaran di sekolah-sekolah
selama ini terlalu banyak.
Sehingga suasana yang
tercipta pun terkesan sangat
formal. Akibat yang lebih jauh
lagi dapat mempengaruhi
perkembangan jiwa anak. Hal
ini dirasakan oleh siswa SD
yang masih anak-anak dan
mereka membutuhkan waktu
bermain yang cukup untuk
mengembangkan
kepribadiannya secara alami.
5. KTSP memberikan peluang
yang lebih luas kepada
sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum
sesuai dengan kebutuhannya.
B. Kelemahan kurikulum 2006
(KTSP)
Setiap kurikulum yang
diberlakukan di Indonesia
disamping memiliki Kelebihan
juga memiliki kelemahan.
Kelemahan-kelemahan KTSP
antara lain :
1. kurangnya SDM yang
diharapkan mampu
menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan
yang ada.
Pola penerapan KTSP
terbentur pada masih
minimnya kualitas guru.
Sebagian guru belum bisa
diharapkan memberikan
kontribusi pemikiran dan ide-
ide kreatif untuk menjabarkan
panduan KTSP. Selain itu juga
disebabkan pola kurikulum
lama yang terlanjur
mengekang kreatifitas guru.
2. kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana
pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan
KTSP.
Ketersediaan sarana dan
prasarana yang lengkap
merupakan salah satu syarat
yang paling penting bagi
pelaksaan KTSP. Sementara
kondisi di lapangan
menunjukan masih banyak
satuan pendidikan yang minim
alat peraga, laboratorium
serta fasilitas penunjang
lainnya.
3. masih banyaknya guru yang
belum memahami KTSP
secara komprehensip baik
konsepnya, penyusunannya,
maupun praktek pelaksaannya
di lapangan.
Masih rendahnya kuantitas
guru yang diharapkan mampu
memahami dan menguasai
KTSP dapat disebabkan
karena pelaksanaan sosialisasi
masih belum terlaksana
secara menyeluruh.
4. penerapan KTSP yang
merekomendasikan
pengurangan jam pelajaran
berdampak pada pendapatan
guru.
b. Analisis Pembelajaran PKn
berdasarkan Format
Berdasarkan hasil format
observasi pada pembelajaran
PKn di kelas I SDN Johar Baru
11 Pagi cukup baik, namun
masih terdapat beberapa
kekurangan yang harus
diperbaiki lagi. Kekurangan
tersebut salah satunya
penggunaan alat peraga yang
kurang maksimal pada proses
pembelajaran PKn. Sedangkan
alat peraga merupakan hal
penting dalam proses
pembelajaran untuk setiap
mata pelajaran terutama di
kelas I, yang pada dasarnya
bahwa tahap perkembangan
anak di kelas I masih
menggunakan benda-benda
yang kongkrit untuk dapat
menerima materi
pembelajaran dengan baik,
khususnya pada mata
pelajaran PKn. Selain itu
format penilaian hasil
pembelajaran tidak tercantum
dalam RPP.
Secara ideal mata pelajaran
PKn disekolah memegang
peranan penting untuk
mengembangkan potensi
peserta didik sebagai Warga
Negara Indonesia yang
berkepribadian mantap serta
mempunyai rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Adapun
aktualisasi dari PKn tersebut
adalah melahirkan peserta
didik sebagai ilmuan
professional sekaligus Warga
Negara Indonesia yang
memiliki rasa kebanggan dan
cinta tanah air (Nasionalisme)
yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisis KTSP dan
proses pembelajaran PKn di
kelas I SD, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perubahan kurikulum yang
terjadi dalam dunia
pendidikan sejalan dengan
IPTEK yang terus berkembang.
2. Kurikulum 2006 (KTSP)
dalam pembelajaran PKn
mempunyai tujuan yang sama
yaitu untuk melahirkan
peserta didik sebagai ilmuan
professional sekaligus warga
negara Indonesia yang taat
terhadap peraturan dan
norma yang berlaku di
masyarakat serta cinta tanah
air (Nasionalisme) yang tinggi.
3. Kelebihan dari kurikulum
2006 (KTSP) yaitu mendorong
terwujudnya otonomi sekolah
dalam penyelenggaraan
pendidikan, mendorong guru
dan pihak manajemen sekolah
untuk meningkatkan
kreatifitas dalam program
pendidikan, menitikberatkan
dan mengembangkan mata
pelajaran tertentu bagi
kebutuhan peserta didik, dan
memberikan peluang yang
lebih luas untuk
mengembangkan kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
4. Kelemahan dari kurikulum
2006 (KTSP) yaitu kurangnya
SDM, kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana, masih
banyak guru yang belum
memahami KTSP,
pengurangan jam pelajaran
yang berdampak pada
berkurangnya pendapatan
guru.
5. Proses belajar mengajar
pada pembelajaran PKn cukup
baik, namun penggunaan alat
peraga yang kurang maksimal
dan format penilaian yang
belum lengkap.
3.2 SARAN
Dari kesimpulan diatas maka
penulis berusaha memberikan
saran yang diharapkan dapat
membantu program
pelaksanaan KTSP dengan
baik. Saran-saran tersebut
antara lain :
1. Lebih ditingkatkan lagi
sosialisasi KTSP sehingga
dapat meningkatkan SDM
guru dan kepala sekolah
sesuai dengan perkembangan
IPTEK
2. Penyediaan sarana dan
prasarana untuk pelaksanaan
program KTSP.
3. Perlu ditingkatkannya
proses belajar mengajar yang
menggunakan alat peraga
dalam setiap pembelajaran
khususnya mata pelajaran PKn
di kelas I tingkat SD.
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, Mimin. 2007. Model
dan Teknik Penilaian Pada
Tingkat Satuan Pendidikan.
Edisi Pertama. Gaung Persada
Press Jakarta. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar