Selasa, 21 Juli 2009

MAKALAH ILMU PENDIDIKANTENTANG SISTEM PENDIDIKANLUAR SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
UNESCO dengan komisi Edgar
faure telah berhasil
meletakan asas pendidikan
yang fundamental dan berlaku
untuk penyelenggaraan
pendidikan, yakni asas
pendidikan seumur hidup / Ife
long edu cation. Sebagai
dampak timbulnya asas
pendidikan ini, maka
dikenallah berbagai bentuk
penyelenggaraan pendidikan
dan yang diarahkan bagi
pendidikan anak, remaja,
orang dewasa maupun orang
tua baik mereka yang belum
bekerja maupun mereka yang
telah bekerja.
Penyelenggaraan pendidikan
demikian pasti berbeda satu
sama lain dan pada umumnya
dikenal berbeda system
pendidikan yang digunakan,
yakni sistem pendidikan
sekolah disatu pihak dan
system pendidikan luar
sekolah di lain pihak.
Sebagaimana asas pendidikan
seumur hidup, sistem
pendidikan luar sekolah telah
lama dikenal dan digunakan
dalam penyelenggaraan
pendidikan baik di negara
maju maupun negara yang
sedang berkembang
1.2 Permasalahan
Dengan meninjau ciri-ciri dan
klasifikasi pendidikan luar
sekolah, maka sasaran
pendidikan luar sekolah, tidak
mudah ditetapkan seperti
pendidikan sekolah. Oleh
karena itu, beberapa
permasalahan dalam makalah
ini diantaranya adalah.
1 Apa saja sasaran pendidikan
luar sekolah untuk pemuda?
2 Apa saja sasaran pendidikan
luar sekolah untuk orang
dewasa?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah
ini yaitu sebagai berikut:
1 Untuk mengetahui sasaran
pendidikan luar sekolah
kepada para pemuda.
2 Untuk mengetahui sasaran
pendidikan luar sekolah
kepada orang dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alasan-alasan Timbulnya
Sistem Pendidikan Luar
Sekolah
Secara terperinci dapat
diungkapkan bahwa alasan-
alasan timbulnya pendidikan
luar sekolah adalah:
1 Alasan dari Segi Faktual-
Historis
a. Kesejarahan
Pada umumnya sementara
orang beranggapan bahwa
bila memperbincangkan
masalah pendidikan maka
arientasinya ke dunia sekolah
dan menghubungkan guru
dengan murid.
Mereka kurang menyadari
bahwa sebelum seseorang
anak menjadi murid, anak-
anak telah memperoleh
pendidikan yang telah
diberikan oleh keluarganya
terutama ayah dan ibunya
Anak-anak bayak belajar di
rumah dari ibunya atau orang
tuanya di mana dan kapan
saja serta menyangkut
berbagai hal yang mereka
perlukan di dalam
petumbuhannya ke arah
sempurna
Hal ini seperti diungkapkan
oleh Drs. SWARNO bahwa: “Di
dalam keluargalah anak
pertama-tama menerima
pendidikan, dan pendidikan
yang diperoleh dalam
keluarga ini merupakan
pendidikan yang terpenting
atau utama terhadap
perkembangan pribadi anak”.
Jadi jelas, anggapan
sementara orang seperti
tersebut di atas merupakan
pengingkaran terhadap
kenyataan yang ada
Di samping itu, sudah
selayaknya orang tua
mempunyai tanggung jawab
moral terhadap pendidikan
anak-anaknya agar mereka
kelak menjadi orang desa
yang tidak tercela
b. Kebutuhan Pendidikan
Kesadaran akan kebutuhan
pendidikan dari masyarakat
semakin meluas seiring
dengan munculnya Negara-
negara yang baru merdeka
dengan segala kekurangannya
akibat penjajahan di masa
lampau yang berlangsung
berpuluh-puluh tahun atau
bahkan beratus-ratus tahun
Sisi lain yang berpengaruh
akan kesadaran kebutuhan
pendidikan ini adalah
kemajuan ilmu dan teknologi,
perkembangan ekonomi,
perkembangan politik, yang
melanda hampir di semua
belahan dunia
Realitas lain adalah makin
dibutuhkannya berbagai
macam keahlian dalam
menyongsong kehidupan yang
semakin kompleks dan penuh
tuntutan, maka wajar
masyarakat menghendaki
berbagai penyelenggaraan
pendidikan dengan program-
program keahlian
Hal ini berimplikasi pada
system dan bentuk-bentuk
pendidikan yang dilaksanakan
seterusnya dikenal adanya
system pendidikan sekolah
dan system pendidikan luar
sekolah serta ada bentuk
pendidikan formal, pendidikan
informal dan pendidikan non
formal
c. Keterbatasan Sistem
Persekolahan
Di sisi lain system
persekolahan, mengharuskan
siswa berada dalam bentuk
menyeluruh dan kahlian yang
sejenis sehingga mereka
terasing dari pengetahuan dan
keahlian lain
Kekurang / kelemahan sistem
persekolahan inilah yang
memungkinkan kegiatan
pendidikan luar sekolah
menerobosnya sehingga
terungkaplah pengetahuan
dan keahlian yang selama ini
dirasakan sebagai
kekurangan.
d. Potensi Sumber Belajar
Di masyarakat teryata
tersebar berbagai sumber
belajar yang tidak terbilang
banyaknya dan sumber belajar
demikian dapat bersifat
makhluk hidup maupun benda-
benda mati
Orang-oang yang ahli, orang-
orang yang pintar, orang-
orang yang terampil penuh
pengalaman merupakan
sumber belajar yang bersifat
manusiawi sedangkan
kepustakaan desa, Koran,
Majalah, Kaset, Film, dan
bengkel kerja yang ada,
merupakan sumber belajar
yang bisa memperoleh ilham
untuk menemukan kebutuhan
yang berguna bagi seseorang.
Sumber-sumber belajar
tersebut, memberi lapangan
bagi penyelenggaraan
pendidikan luar sekolah baik
berupa kursus dan latihan
yang selama ini belum mereka
dapatkan dan alami
e. Keterlantaran Pendidikan
Luar Sekolah
Pada mulanya orang telah
menyelenggarakan berbagai
kegiatan pendidikan yang
pada hakikatnya
menggunakan system di luar
dunia sekolah dan
dilaksanakan bersamaan
denga pendidikan sekolah
biasa, namun kegiatan-
kegiatan banyak yang telah
ditinggalkan orang
1 Masseducation pendidikan
yang memberikan kecakapan
2 Adult Enducation
a. Pendidikan Lanjutan
b. Pendidikan Pembaruan
c. Pendidikan Kader
Organisasi
d. Pendidikan Populer
3 Fundamental Education
 Kecakapan berfikir dan
bergaul dan berumah tangga
 Kecakapan kerajinan dan
kesenian
 Kecakapan kejujuran
 Pengetahuan tentang
Lingkungan alam
 Pendidikan jiwa, akhlak dan
kesehatan
4 Pendidikan Masyarakat
 Kursus dan Latihan
 Kumpulan Belajar
 Kelas Bebas
 Pama dan Pami
 Sekolah Keliling
5 Pendidikan kemasyarakatan
dapat dicontohkan Balai
Pengetahuan Rakyat
6 Extention Education
 Amerika Serikat dengan
nama Defartemen of
Continuation Education,
University Extention
Departement
 Inggris dengan nama
Departemen of Extra Mural
Studies
2 Alasan dari segi Analisa-
Perspektif
a. Palestarian Indentitas
Bangsa
Perubahan-perubahan yang
bermakna ditekankan pada
adanya isi perubahan yang
berhubunhan dengan identitas
bangsa yakni penerusan
kebudayaan nasional dari satu
generasi ke generasi
selanjutnya
Tujuan perubahan ini
menyangkut keselarasan dan
keseniam perkembangan
bangsa yang bersangkutan di
tengah-tengah kemajuan
zaman sekarang ini sehingga
bangsa tersebut dapat hidup
dan berperan aktif di dunia
Perubahan secara sistemtis
dimaksudkan bahwa
perubahan tersebut melalui
langkah-langkah dan saluran-
saluran sehingga perubahan
dapat diarahkan dan
dipertanggung jawabkan
tercapainya tujuan yang
diinginkan
b. Kecenderungan Belajar
Individual-Madiri
Kecenderungan belajar
seseorang tidak bisa dihalangi
oleh siapapun dan keinginan
untuk belajar ini dapat timbul
kapan saja dengan tidak
memendang Jenis Kelamin,
Usia, Latar belakang
pendidikan, tempat tinggal
dan kecenderungan ini juga
diperkuat oleh kemajuan ilmu
dan teknologi seperti: Radio,
Televisi, Mass media cetak
dan kemudahan komunikasi
antar daerah. Tersebarnya
ahli pengetahuan yang lebih
propesional semakin dapat
memenuhi keinginan belajar
mendiri.
3 Alasan dari Segi Formal-
Kebijakan
a. Undang-undang Dasar 1945
1 Pembukaan UUD 1945
menyebutkan
Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social.
2 Batang tubuh UUD 1945
menyebutkan pula:
Pasal 31, ayat (1) : Tiap-tiap
warga negara berhak
mendapatkan pengajaran”.
Pasal 31, ayat (2) : Pemerintah
mengusahakan dan
menyelengarakan satu sistem
pengajaran nasional, yang
diatur dengan undang-
undang”.
b. Garis-garis Besar Haluan
Negara
1 Pendidikan berlangsung
seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga,
sekolah, dan masyarakat
2 Pendidikan juga menjangkau
program-program luar
sekolah yaitu pendidikan yang
bersifat kemasyarakatan,
termasuk kepramukaan,
latihan-latihan keterampilan
dan pemberantasan buta
huruf dengan mendaya
gunakan sarana dan
prasarana yang ada
c. Pelita Ketiga
PLS merupakan salah satu
subsistem dari satu sistem
pendidikan nasional, yang
turut membentuk manusia
seutuhnya dan membina
pelaksanaan konsep
pendidikan seumur hidup.
Kedua subsistem pendidikan
sekolah dan luar sekolah,
yang saling menunjang dan
saling melengkapi
2.2 Definisi Pendidikan Luar
Sekolah
Penbahasan tentang
pendidikan luar sekolah
memang merupakan hal yang
menarik, karena:
1 Pendidikan luar sekolah
merupakan sistem baru dalam
dunia pendidikan yang bentuk
dan pelaksanaanya berbeda
dengan system sekolah yang
sudah ada
2 Dalam pendidikan luar
sekolah terdapat hal-hal yang
sama-sama pentingnya bila
dibandingkan dengan
pendidikan luar sekolah,
seperti: bentuk pendidikan,
tujuannya, sasarannya,
pelaksanaannya dan
sebagainya.
3 Jadi dengan pendidikan luar
sekolah telah terkandung
semua unsure yang
disyaratkan oleh sesuatu
sistem seperti anak didik,
pendidik, waktu, materi dan
tujuan. Dengan sistem
pendidikan luar sekolah
berarti adanya suatu pola
tertentu untuk melakukan
pekerjaan / fungsi yakni
mendidik, pekerjaan / fungsi
mana berbeda dengan
pekerjaan / fungsi system
pendidikan formal.
4 Mengajar bagaimana
caranya belajar
5 Peranan guru makin sebagai
partner anak didik dalam hal
belajar
6 Ada jalinan hubungan antara
sekolah dengan masyarakat
dan agar anak-anak tidak
terasing dari masyarakat
7 Sekolah harus merupakan
system nyang terbuka, bagi
anak-anak. Dalam
hubungannya dengan
penerapan asas pendidikan
seumur hidup “ sistem
pendidikan di sekolah disebut
multi ezit etry system ”. Sebab
dalam asas pendidikan seumur
hidup ini semua orang dapat
saja disebutkan sebagai anak
didik. Sehingga pendidikan
sekolah dan pendidikan luar
sekolah dapat dipandang
sebagai makro maupun mikro
dalam hubungannya dengan
sistem pendidikan.
2.3 Ciri-ciri Pendidikan Luar
Sekolah
1. The diverse types of out-of
school education are designed
to accomplish many purposes
2. The boundary is a skifting
one between what many be
considered as formal
education and these many
complementary types of
education.
3. Tanggung jawab
penyelenggaraan lembaga
pendidikan luar sekoalah di
bagi oleh pengawasan umum /
masyarakat, pengawasan
pribadi atau kombinasi
keduanya.
4. Beberapa lembaga
pedidikan luar sekolah
disiplinkan secara ketat
tehadap waktu pengajaran,
teknologi modern,
kelengkapan dan buku-buku
bacaan
5. Guru-guru mungkin dilatih
secara khusus untuk tugas
tertentu atau hanya
mempunyai kualifikasi
professional di mana tidak
termasuk identitas guru
6. Penekanan pada
penyebaran program teori dan
praktek secara relatif dari
pada pendidikan luar sekolah
7. Tidak seperti pendidikan
formal, tingkat sistem
pendidikan luar sekolah
terbatas yang diberikan
kredensial.
2.4 Sasaran Pendidikan Luar
Sekolah
Adapun sasaran pendidikan
luar sekolah dapat dibagi
menjadi 2 sasaran pokok
yaitu:
1 Pendidikan Luar Sekolah
untuk Pemuda
a. Sebab-sebab timbulnya
1) Banyak anak-anak usia
sekolah tidak memperoleh
pendidikan sekolah yang
cukup
2) Mereka memperoleh
pendidikan yang tradisional
3) Mereka memperoleh
latihan kecakapan khusus
melalui pola-pola pergaulan
4) Mereka dituntut
mempelajari norma-norma
dan tanggung jawab sebagai
sangsi dari masyarakat.
b. Kelompok-kelompok
kegiatan pendidikan luar
sekolah antara lain
1) Klub Pemuda
2) Klub-klub Pemuda tani
3) Kelompok Pergaulan
2 Pendidikan Luar Sekolah
untuk orang Dewasa
Pendidikan ini timbul oleh
karena:
a. Orang-orang dewasa
tertarik terhadap profesi
kerja.
b. Orang dewasa tertarik
terhadap keahlian.
Dalam rangka memperoleh
pendidikan di atas dapat
ditempuh melalui:
1) Khursus-khursus Pendek
2) In Service-training
3) Surat-menyurat
Sesuai dengan rancangan
Peraturan Pemerintah maka
sasaran pendidikan luar
sekolah dapat meliputi:
 Ditinjau dari Segi Sasaran
Pelayan, berupa:
1) Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun)
Fungsi lembaga ini
mempersiapkan anak-anak
menjelang mereka pergi
sekolah (Pendidikan Formal)
sehingga mereka telah
terbiasa untuk hidup dalam
situasi yang berbeda dengan
lingkungan keluarga.
2) Usia Pendidikan Dasar (7-12
tahun)
Usia ini dilaksanakan dengan
penyelenggaraan program
kejar paket A dan
kepramukaan yang
diselenggarakan secara
sesame dan terpadu
3) Usia Pendidikan Menengah
(13-18 tahun)
Penyelenggaraan pendidikan
luar sekolah untuk usia
semacam ini diarahkan untuk
pengganti pendidikan, sebagai
pelenggkap dan penambah
program pendidikan bagi
mereka
4) Usia Pendidikan Tinggi
(19-24 ntahun)
Pendidikan luar sekolah
menyiapakan mereka untuk
siap bekerja melalui
pemberian berbagai
keterampilan sehingga
mereka menjadi tenaga yang
produktif, siap kerja dan siap
untuk usaha mandiri
 Ditinjau dari Jenis Kelamin
Program ini secara tugas
diarahkan pada kaum wanita
oleh karena jumlah mereka
yang besar dan partisipasinya
kurang dalam rangka
produktivitas dan eferiensi
kerja maka pendidikan luar
sekolah membanntu mereka
melalui program-program
PKK, Program KB dan lain-
lainnya
 Berdasarkan Lingkungan
Sosial Budaya
Sasaran pendidikan luar
sekolah dapat berupa:
1) Masyarakat Pendesaan
Masyarakat ini meliputi
sebagian besar masyarakat
Indunesia dan program
diarahkan pada program-
program mata pencarian dan
projgran pendayagunaan
sumber-sumber alam
2) Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan yang
cepat terkena perkembangan
ilmu dan teknologi, sehingga
masyarakat perlu
memperoleh tambahan
tersebut melalui pemberian
informasi dan khursus-khursus
kilat
3) Masyarakat Terpencil
Untuk itu masyarakat
terpencil ini perlu ditolong
melalui pendidikan luar
sekolah yang mereka dapat
mengikuti perkembangan dan
kemajuan nasional
 Berdasarkan kekhususan
Sasaran Pelajar
1) Peseta didik yang dapat
digolongkan terlantar, seperti
anak yatim piatu
2) Peserta didik yang karena
berbagai sebab sosial, tidak
dapat mengikuti program
pendidikan persekolahan
 Berdasarkan Pranata
Dalam pendidikan luar
sekolah memiliki pranata yang
bermacam-macam seperti:
pendidikan keluarga,
pendidikan perluasan
wawasan dasa dan pendidikan
keterampilan
 Berdasarkan Sistem
Pengajaran
Sistem Pengajaran dalam
proses penyelenggaraan dan
pelaksanaan program
pendidikan luar sekolah
meliputi:
1) Kelompok, organisasi dan
lembaga
2) Mekenisme sosial budaya
seperti perlombaan dan
pertandingan
3) Kesenian tradisioanal,
seperti wayang, ludruk,
ataupun teknologi modern
seperti televisi, radio, film,
dan sebagaimana
4) Prasarana dan sarana
seperti balai desa, masjid,
gereja, sekolah dan alat-alat
pelengkapan kerja.
 Berdasarkan Segi
Pelembangan Program
Pelembagaan program yang
dimaksud keseluruhan proses
pengintegrasian anhtara
program pendidikan luar
sekolah dan perkembangan
masyarakat
1) Program antara sektoral
dan swadaya masyarakat
seperti PKK, PKN, dan
P2WKSS.
2) Kordinasi perencanaan dasa
atau pelaksana program
pembangunan
3) Tenaga pengarahan di
tingkat pusat, propinsi,
kabupaten, kecamatan dan
desa
2.5 Wadah Kegiatan
Pendidikan Luar Sekolah
1 Kursus
Kursus tetap memenuhi unsur
belajar-mengajar seperti
warga belajar, sumber
belajar, program belajar,
tempat belajar dan pasilitas.
Sistem pengajaran dapat
berupa ceramah, diskusi,
latihan, praktek dan
penugasan. Dan pada akhirnya
kursus ada evaluasi untuk
menentukan keberhasilan
dalam Bentuk STTB
2 Kelompok Belajar
Kelompok belajar adalah
lembaga kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu
tergantung pada kebutuhan
warga belajar. Program
belajar dapat berupa paket-
paket belajar dan dapat
disusun bersama antara
sumber belajar dan warga
belajar
3 Pusat Pemagangan
Pusat pemagangan adalah
suatu lembaga kegiatan
belajar mengajar yang
merupakan pusat kegiatan
kerja atau bengkel sehingga
peserta didik dapat belajar
dan bekerja
Dalam hal ini ada 2 macam
a) Apprenti peship
b) Internaship
4 Pusat Kegiatan Belajar
PKB terdapat di dalam
masyarakat lyas seperti
pesantren, perpustakaan,
gedung kesenian, took, rumah
ibadat, kebun percobaan dan
lain-lain lembega-lembaga
tersebut para peserta dapat
memperoleh proses belajar-
mengajar sesuai yang mereka
inginkan
5 Keluarga
Keluarga adalah lembaga
pertama dan utama yang
dialami oleh seseorang
dimana proses belajar yang
terjadi tidak berstruktur dan
pelaksanaannya tidak terikat
oleh waktu. Program ini
meliputi: nilai-nilai sosial-
budaya, sosial politik, agama,
idielogi, dan pertahanan
keamanan.
6 Belajar Sendiri
Di pihak lain setiap individu
dapat belajar sendiri di
manapun dan kapanpun
melalui buku-buku bacaan
ilmiah, modul, buku paket
belajar dan sebagainya
7 Kegiatan-kegiatan Lain
Kegiatan ini dapat meliputi
penyuluhan, seminar, dakwah,
lokakarya, diskusi panel dan
sebgainya
BAB III
KONTRIBUSI
3.1 Kajian Secara Teoritis
Kajian secara teoritis pada
makalah yang berjudul “
Pendidikan Luar Sekolah” ini
yaitu. Fundamental Education
artinya Pendidikan Dasar yang
dilancarkan sendiri oleh
UNESCO, terutama menolong
masyarakat untuk mencapai
kemajuan sosial-ekonomi,
agar dengan demikian mereka
dapat menduduki tempat yang
lanyak dalam dunia modern.
Pendidikan ini jelas ditujukan
kepada masyarakat dan
daerah yang terbelakang agar
masyarakat dan daerah ini
dapat menyamai dengan
masyarakat sekitarnya yang
telah maju
3.2 Kajian Secara Praktis
Kajian secara praktis pada
makalah ini yaitu wahana
untuk meleksanakan program-
program belajar dalam usaha
menciptakan suasana
menunjang perkembangan
peserta didik dalam kaitanya
dengan perluasan wawasan
peningkatan keterampilan dan
kesejahteraan keluarga.
Adapun bentuk-bentuknya
yaitu:
a. Kursus
b. Kelompok Belajar
c. Pusat Pemagangan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah
disebut juga suatu sistem
pendidikan yang didalamnya
terdapat keumpalan
komponen (unsur-unsur) yang
saling berhungan dan
diorganisir untuk mencapai
tujuan. Jadi dengan pendidikan
luar sekolah telah terkandung
semua unsur yang disyaratkan
oleh suatu sistem seperti anak
didik, pendidik, waktu, materi
dan tujuan
Dengan sistem pendidikan luar
sekolah berarti adanya suatu
pola tertentu untuk
melakukan pekerjaan / fungsi
yakni mendidik, pekerjaan /
fungsi mana berbeda dengan
perjaklanan / fungsi sistem
pendidikan formal. Misalnya,
sekolah tidak lagi bertugas
utama memberikan pelajaran
yang berupa faktor-faktor dan
pengetahuan hafalan kepada
murid dan sekolah tidak lagi
merupakan sistem tertutup.
Artinya sekolah hendaknya
selalu memberi kesempatan
pada anak setiap saat untuk
memperoleh pendidikan,
sehingga: sekolah harus
merupakan sistem yang
terbuka bagi anak-anak
4.2 Saran
Sebagai suatu proses yang
dinamis, pendidikan akan
senantiasa berkembang dari
waktu ke waktu sesuai dengan
perkembangan yang terjadi di
lingkungan umumnya. Salah
satu ciri dari perkembangan
pendidikan adalah adanya
perubahan-perubahan dalam
berbagai komponen sistem
pendidikan seperti kurikulum
strategi belajar-mengajar, alat
bantu mengajar, sara dan
prasarana, sumber-sumber
dan sebagainya.
Perkembangan ini sudah tentu
akan mempengaruhi
kehidupan para siswa baik
dalam bidang akademik, sosial
maupun pribadi
Oleh karena itu para siswa
diharapkan mampu
menyesuaikan diri dengan
setiap perkembangan
pendidikan yang terjadi untuk
mencapai sukses yang berarti
dalam keseluruhan proses
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Joesoef, Prof Drs. Soeleiman.
1992. Konsep Dasar
Pendidikan Luar Sekolah. Bumi
Aksara. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar