Minggu, 30 Agustus 2009

MAKALAH SEJARAH TENTANGPULAU BALI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bali adalah tempat
berkembangnya agama Hindu
dan Hampir seluruh
Masyarakatnya menjadi
penganutnya. Agama Hindu di
Bali mulai tumbuh dan
berkembang sejak abad ke –
8, bersamaan dengan
pertumbuhan agama Hindu di
Jawa Tengah, Agama Hindu
banyak pengaruhnya terhadap
kebudayaan setempat, juga
terhadap sistem pemerintah
Berita Cina menyebutkan pada
abad ke – 7 ada daerah
Dwapatan (Bali) yang
mempunyai adat yang sama
dengan Jawa (Holing). Prsasti
Bali 804 Caka (882 M)
menyebutkan pemberian izin
pembuatan pertapaan di bukit
Kintamani. Prasasti berangka
tahun 896 caka (991 M) isinya
menyebutkan tempat suci dan
istana Raja terletak di
Singhamandawa dekat Sanur
berhuruf Dewa Nagari dan
Bali Kuno
Kitab Usana Bali abad ke 16
menyebutkan Raja Jayapangus
memerintah setelah Raja
Jayakusuma. Ia Raja
penyelamat Bali yang terkena
malapetakaa karena lupa
menjalankan ibadah Raja ini
juga mendapat wahyu untuk
melakukan upacara agama
kembali yang sekarangsebagai
hari Galungan
Raja – Raja Bali:
a. Khesari Warmadewa yang
beristana di Singhadwala
menurunkan Wangsa
Warmadewa
b. Ugrasena
c. Raja Haji Tabanendra
Warmadewa ia di candikan di
Air Mandu
d. Raja Jayasingha Wamadewa
ia membangun pemandian di
Desa Manukraya yaitu
Pemandian Tirta Empul dekat
tampak Siring tahun 960
e. Raja Jayasadhu Warmadewa
f. Sri MahaRaja Sri Wijaya
Mahdewi (mungkin dari
Sriwijaya)
g. Raja Udayana yang
memerintah bersama istrinya
yakni Gunapriyadarmapatni
yang melahirkan Airlangga,
Marakata, Anak wungsu
h. Marakata bergelar
Marakata Utungga Dewa yang
di segani rakyatnya, ia
membangun bangunan suci di
Gunung Kawi, Tampak Siring
Bali
i. Anak Wungsu, mengaku
penjelmaan Wisnu yang masa
pemerintahannya di bantu 10
senopati rakyat hidup dari
bertani, binatang yang
berharga adalah Kuda. Untuk
golongan pedagang laki – laki
disebut Wanigrama dan untuk
perempuan disebut Wanigrami
j. Raja Walaprabu
k. Raja Jayasakti, pada masa
pemerintahanya ada dua kitab
undang – undang yakni UU
Utara Widdi Balawan dan Raja
Wacana (Rajaniti)
l. Jayapangus yang dikenal
penyelamat negara karena
mengajak rakyatnya kemBali
melakukan upacara agama
sehingga mendapat wahyu
(Hari Galungan)
B. Perumusan Masalah
Sistem pembagian Raja – Raja
di Bali di dasarkan atas
keturunan, biasanya pengganti
Raja yang meninggal adalah
putra laki – laki tua atau satu
– satunya putra laki – laki
yang lahir dari permaisuri
yang berasal dari golongan
bangsawan (Ksatria). Tetapi
apabila putra mahkota
pengganti Raja tersebut masih
di bawah umur, biasanya
diwakili oleh ibunya atau salah
seorang bangsawannya yang
di pilih pada penggawa
pendanda istana
Dalam menjalankan
pemerintahan, Raja dibantu
oleh pejabat pemerintah yang
masing – masing menduduki
fungsi tertentu. Raja di
dampingi oleh sebuah Dewan
Kerajaan yang di sebut
Pasamuan Agung. Tugas
Pokok dari Pasamuan Agung
adalah memberikan nasihat
dan pertimbangan para Raja
dalam memecahkan masalah
– masalah yang berhubungan
dengan pemerintahan. Selain
itu mereka juga di tugasi
untuk mengurus hubungan
dengan penguasa di luar
Kerajaan
Raja juga dibantu oleh patih,
Prebekel atau Pambekel dan
penggawa – penggawa
daerah. Penggawa –
penggawa ini kedudukanya
sama dengan kepala distrik.
Di Kerajaan Buleleng disebut
Pembekel Gede yang
kebanyak mempunyai darah
keturunan maju dan
bertempat tinggal di Puri
Masyarakat Bali hidup dari
bercocok tanam, berternak
dan berdagang, mereka
menghiasi mayat yang telah
meninggal dengan emas dan
diberi harum – haruman.
Orang Bali sebagian besar
memeluk Hindu Waisanawa
adapun ada sedikit pemeluk
agama Budha. Karena agama
Hindu di Bali Berkembang
dengan pesat maka di juluki
museum hidup
Di Bali di kenal beberapa
susunan pejabat yang
mengurusi masalah pengairan,
mereka itu adalah:
a. Sedekah Gede / Sedahan
Agung / Penyaringan Gede
b. Sedahan Tembuk yang
bertugas mengawasi aliran air
ke sawah – sawah dan
menrima pajak dari para
pemakai air
c. Klian Subak, yang bertugas
langsung pengairan air ke
sawah – sawah dan mengurus
administrasinya
Kesulitan kesulitan para
pemakai air di tampung setiap
35 hari sekali dan diadakan
rapat. Rapat itu diadakan
setiap hari Anggara Kasih
atau Aelasa Kliwon
Pada abad ke – 8 di Bali
berdiri sebuah Kerajaan yang
berpusat di Singhamandawa
yang diperintah oleh seorang
Raja, yaitu Sri Ugrasena
daerahnya kemungkinan
SingaRaja sekarang.
Sedangkan pada abad ke 10
Bali berada di bawah
kekuasaan Jawa Timur dengan
kebudayaan Jawa – Hindu, dan
di Bali ini kebudayaanya
tersebut berkembang dengan
pesat. Pada tahun 982 M di
Bali berkuasa seorang Ratu
yang bernama Sri MahaRaja
Wijaya Mahadewi yang
memerintah dengan sistem
pemerintahan di Jawa.
Susunan dan nama – nama
jabatan pemerintah yang biasa
berlaku di Jawa di pergunakan
di Bali
Setelah masa pemerintahan
Sri MahaRaja berakhir, Bali
kemudian diperintah oleh
seorang Raja keturunan Bali,
yaitu Dharma udayana
Marwadewa, yang biasa di
panggil Dharmodayana. Beliau
memerintah bersama – sama
dengan permaisurinya yaitu
Gunapriya Dharmapatni, yang
merupakan keluarga Raja
Sindok. Pada tahun 1000
Dharmopatni melahirakan
seorang putra yaitu Airlangga.
Dalam menjalankan
pemrintahanya, Dharma
Udayana dan Dharmapatni
selalu berbeda. Hal ini
berakibat perginya Raja ke
Jawa Timur dan menikah lagi
dengan adik Raja
Dharmawangsa, yaitu
Mahendradatra. Kemudian
Dharmaptni di buang ke hutan
C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan
diantaranya yaitu:
1. Sesuai dengan judulnya
yaitu untuk memenuhi salah
satu tugas guru mata
pelajaran Sejarah
2. Untuk menambah nilai yang
mungkin kurang dari target
yang di tentukan
3. Melatih agar siswa siswi
mampu melakukan suatu
pekerjaan dengan gotong –
royong atau belajar kelompok
Tujuan kami bukan hanya itu,
kami bukan hanya nilai yang
tinggi dan baik kamipun ingin
dengan tugas – tugas yang di
berikan kualitas belajar kami
menjadi lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN
Di Bali terdapat sejumlah
Kerajaan yang mempunyai
Raja dan pemerintahan
sendiri, yaitu, Kerajaan
Buleleng, Karang Asem,
Klungkung, Gianjar, Badung
Badung, Mangur dan lain –
lain. Tetapi Raja – Raja Bali
mengakui Raja Klungkung
sebagai Raja tertinggi,
disebabkan karena asal usul
keturunan dan keturunan dan
kedudukan Raja Klungkung
sebagai Dewa Agung, tiap –
tiap Kerajaan dalam
wilayahnya masing – masing di
kepalai oleh Raja baru
Pamade atau keluarga dekat
dari Raja. Misalnya Kerajaan
Buleleng dibagi dalam wilayah
– wilayah SingaRaja, tejakula
dan Badung, sedangkan
Kerajaan Badung terbagi
menjadi tiga wilayah yaitu
Denpasar, Pernade, dan
Kasiman
Raja – Raja Bali memakai
gelar Anak Agung. Raja – Raja
Bali masing – masing
bertempat tinggal di dalam
istana (puri) bersama – sama
keluarga dekat Raja. Di dalam
puri ini banyak tersimpan
benda – benda pusaka dan
benda – benda untuk upacara
keagamaan
Legenda mengenai Udayana
dan Dharmapatani yang di
baung ke hutan, kemudian
mengembangkan ilmu sihir
bersama – sama muridnya,
ilmu sihir tersebut di dapat
dari Dewi Durga yang ia puji.
Kemudian Dharmapatni ini
dikenal dengan nama Rangda
dan sebagai ahli sihir, ia
dipanggil dengan Calon Arang
Dharmapatni sangat sakit hati
terhadap suaminya yang
kawin lagi dengan
menghukum ia kehutan.
Kemarahan memuncak,
karena putrinya Ratna
Menggali yang cantik tidak
ada yang melamar, karena
para jejaka takut terhadap
Calon Arang, yang menjadi
sasaran kemarahan adalah
Airlangga tidak dapat
menghalangi ayahnya untuk
kawin lagi
Kerajaan Airlangga hampir
hancut akibat terjangkitnya
penyakit menular yang
tersebar di wilayah
Kerajaannya. Dan wabah
penyakit ini ditimbulakan oleh
Rangda, ibunya sendiri,
Airlangga meminta bantuan
kepada pendeta sakti, yaitu
Mpu Bharada melawan calon
Arang. Calon Arang menjelma
menjadi makhluk yang
menakutkan dan Mpu Bharada
menjelma menjadi makhluk
ajaib yang di sebut Barong.
Dalam perkelahian tersebut
Barong menang dan Kerajaan
Airlangga selamat dari
bencana
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Bali muncul pada
abad ke 9 yang di perintah
oleh Raja Sri
Kesariwarmadewa, Udayana
dan anak Wungsu. Tahun 915
Raja Bali Ugrasena berhasil
membangun Kerajaan Bali dan
berkembang dan serta
menjalin persahabatan
Mataram, dan di tandai
perkawinana Udayana
Wamadewa (956 – 1022) kawin
dengan putrid Makutawangsa
Whardana yang bernama
Mahendratta, hubungan
berlanjut setelah putra
Udayana yang bernama
Airlangga menikah dengan
putrid Darmawangsa Tguh
sampai akhirnya terjadi
perlaya 1016. karena diserang
oleh Raja wurawari dari
wengker yang merupakan
sekutu Sriwijaya
Pada masa pemerintahan
anak Wungsu (1049 – 1077)
berhasil dibangun Candi
Tampak Siring. Pengganti
Anak Wungsu, Jaya Sakti,
Jayapangus dan Bedahulu
adalah Raja lemah dan
akhirnya ditaklukan oleh
Gajah Mada dalam meluaskan
Kerajaan Majapahit
DAFTAR PUSTAKA
- Bearsted, S.H. 1938
Geschichte Aegyptens. Grose
Ilustierte Phaidon; Ausgate
- Ensiklopedia Nasional
Indonesia. 1990, Jakarta; Cipta
Adi Pustaka
- Wolters.O.W. 1967 Early
Indonesian Commerse

Tidak ada komentar:

Posting Komentar