Minggu, 06 September 2009

CONTOH PROPOSAL SKRIPSIBIMBINGAN ORANG TUA DANGURU PENDIDIKAN AGAMAISLAM DALAM MEMBINAAKHLAK SISWA

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI
BIMBINGAN ORANG TUA DAN
GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM MEMBINA
AKHLAK SISWA (draf alias
masih coretan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membina akhlak merupakan
bagian yang sangat penting
dalam tujuan Pendidikan
Nasional. Sebagaimana
tercantum dalam Undang –
Undang No. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan
nasional yang menyatakan
bahwa tujuan Pendidikan
Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Disamping itu, banyaknya
tindak criminal yang dilakukan
para remaja dan seringnya
terjadi tawuran antar pelajar
disinyalir sebagai akibat dari
tidak berhasilnya Pembinaan
Akhlaq dan Budi Pekerti pada
siswa. Kegagalam pembina
akhlaq akan menimbulkan
masalah yang sangat besar,
bukan saja pada kehidupan
bangsa saat ini tetapi juga
masa yang akan datang.
Ini pada posisi yang sangat
penting, bahkan membina
akhlaq merupakan inti dari
ajaran islam. Rosulullah saw
bersabda, yang diwirayatkan
oleh Ahmad :
Artinya : Sesunguguhnya aku
diutus untuk
menyempurnakan akhlaq yang
mulia”.
Menurut sebagian ahli bahwa
akhlaq tidak perlu dibentuk,
karena akhlaq adalah instinct
atau gorizah yang dibawa
manusia sejak lahir. Dalam
pendangan ini, maka akhlaq
yang tumbuh dengan
sendirinya walaupun tanpa
dibentuk atau usahakan.
(Abidin Nata, 1996 : 154)
Namun pendapat lain
mengatakan bahwa akhlaq
adalah hasil dari pendidikan,
latihan, pembinaan dan
perjuangan keras dan sungguh
– sungguh. Imam Al-Ghazali
misalnya mengataka sebagai
berikut :
Artinya : ”Seandainya akhlaq
itu tidak dapat menerima
perubahan, maka batalah
fungsi wasiat, nasihat dan
pendidikan dan tidak ada pula
fungsinya hadist
nabi yang mengatakan
”Perbaikilah Akhlaq kamu
sekalian ”.(Abudin Nata,
1996 : 154)
Pada kenyataan di lapangan
usaha-usaha pembina akhlaq
melalui berbagai lembaga
pendidikan dan mulia berbagai
macam metode terus
dikembangkan. Ini
menunjukan bahwa akhlaq
memang pelu dibina dan
pembinaan ini ternyata
membawa hasil berupa
terbentuknya pribadi-pribadi
muslim yang berakhlak mulia,
taan kepada Allah dan Rosul-
Nya, hormat kepada ibu
bapaknya dan sebagainya.
Untuk itu harus ada upaya
pembinaan terhadap siswa di
sekolah ataupun di luar
sekolah, baik itu oleh orang
tua atau guru sebagai
pebdidik. Upaya tersebut agar
dilakukan dalam hubungan
kerjasama yang harmonis,
baik memalui pendidikan
dalam keluarga maupun
pendidikan (pembinaan
mental) yang diselenggarakan
oleh masyarakat.
Namun pada kenyataannya di
lapangan, tidak sedikit
kendala untuk mewujudkan
kerjasama semacam itu baik
dikarenakan tingkatan
pendidikan orang tua yang
rendah, kesibukan oran tua,
maupun linkungan masyarakat
yang kurang menunjang.
Disamping banyaknya, orang
tua nyang apriori terhadap
pendidikan anak, bahkan ada
orang tua yang tersinggung
ketika menerima laporan
mengenai keburukan tingkah
laku anaknya.
Telepas dari permasalahan
diatas, peneliti ingin mencari
gambaran yang kongkrit dan
akurat mengenai manfaat
peran serta tokoh masyarakat
dan Guru pendidikan Agama
Islam dalam membina akhlaq
siswa sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi
keberhasilan pendidikan pada
umumnya dan keberhasilan
pembinaan akhlaq.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas,
penulis menyusun perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana program
bimbingan orang tua dengan
guru Pendidikan Agama Islam
dalam membina akhlaq Siswa
di SDN Nanggerang?
2. Bagaimana bimbingan
orang tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
3. Apa yang menjadi
hambatan dalam bimbingan
orang tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
4. Bagaimana mengatasi
hambatan bimbingan orang
tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian
diarahkan kepada peran serta
tokoh masyarakat dan Guru
Pendidikan Agama Islam
dalam membina akhlak siswa
di SDN Nanggerang
Kecamatan Leuwimunding
Kabupaten Majalengka.
Sejalan dengan permasalahan
tersebut diatas maka secara
khusus tujuan penelitian
yaitu :
1. Untuk mengetahui program
bimbingan orang tua dengan
guru Pendidikan Agama Islam
dalam membina akhlaq Siswa
di SDN Nanggerang?
2. Untuk mengetahui
pelaksanaan bimbingan orang
tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
3. Untuk mengetahui
hambatan dalam bimbingan
orang tua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina
akhlaq Siswa di SDN
Nanggerang?
4. Untuk mengetahui cara
mengatasi hambatan
bimbingan orang tua dan guru
Pendidikan Agama Islam
dalam membina akhlaq Siswa
di SDN Nanggerang?
D. Kerangka Berfikir
Pokok dari semua ilmu
pengetahuan agar berakhlaq
mulia adalah mengenal Allah
SWT. Tidak mengenal Allah
sama halnya dengan bodoh,
walaupun berpengetahuan
tinggi tapi ia akan bertingdak
taka tahu arah, sembrono
tidak sesuai dengan aturan, ia
akan mempunyai akhlaq yang
tidak baik.
Agar terciptanya manusia dan
masyarakat Indonesia
termasuk generasi muda yang
tepat guna dalam menghadapi
kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang semakin
maju maka perlu adanya
bimbingan dan pembinaan
terhadap mereka. S
Jika diperhatikan akhir-akhir
ini banyak sekali bentuk
aktivitas anak yang
menyimpang yang tidak sesuai
dengan norma-norma susila
maupun norma-norma agama,
seperti perkelahian,
penyalahgunaan obat-obatan
terlarang dan lain-lain.
Jadi kenakanlah anak dengan
berbagai dinamikanya yang
terjadi selama ini mutlak
menuntut perhatian serta
usaha penaggulangnnya dari
berbagai pihak, yaitu
pemerintah, Orang Tua dan
Masyarakat. Usaha ini tidak
bisa dilakukan secara sepihak
melainkan harus ada
kerjasama yang harmonis dan
seimbang. Kerjasama
dimaksud ialah melakukan
suatu usaha yang ditangani
oleh berbagai pihak yaitu
orang tua dan guru Pendidikan
Agama Islam.
Mengingat kedudukan dan
peranan guru Pendidikan
Agama Islam dalam
pembinaan Akhlaq siswa
memiliki posisi yang strategis
dalam hubungan ini Allah SWt
berfirman dalam Al-Qur`an
Ali Imron ayat 104.
Artinya : ”Dan hendaklah ada
diantara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada
yang ma`ruf dan mencegah
dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang
beruntung.” (Al-Qur`an dan
terjemahnya, Departemen
Agama RI, 1984 : 93)
Peran serta orang tua
terhadap pembinaan akhlaq
anak memiliki posisi yang
strategis, mengingat
kedudukan orang tua adalah
merupakan penaggungjawab
pendidikan yang pertama dan
utama. Hal tersebut
menunjukan bahwa
keberhasilan dalam membina
akhlaq sangat ditentukan oleh
adanya pembinaan mental
yang dilakukan melalui
pendidikan dalam keluarga.
Dalam rangka upaya
kerjasama tersebut tentunya
tidak terlepas dari akan
adanya faktor-faktor
penghambat terhadap
pendukung serta faktor-faktor
penghambat terhadap
pembinaan akhlaq anak.
Untuk lebih jelas penulis
gambarkan dalam bentuk
skema sebagai berikut.
E. Lokasi dan Kondisi Obyektif
Lapangan
Lokasi lapangan adalan SDN
Nanggerang yang berda di
Desa Nanggerang Kecamatan
leuwimunding Kabupaten
majalengka.
Kondisi Obyektif SDN
Nanggerang termasuk SD
yang sangat didominasi oleh
masyarakat karena di desa
kami hanya ada satu SD.
Sekolah ini terletak ditengah-
tengah, antara pemukiman
penduduk dengan ladang
masyarakat yang sebagian
besar mata pencaharian
memang sebagai petani dan
sebagian lagi sebagai
pedagang dengan rata-rata
pendidikan orang tua tamatan
sekolah dasar.
Secara geografis SD
Nanggerang
F. Kajian Teoritis Mengenai
Kerjasama Orang Tua Dan
Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Membina Akhlaq Siswa
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian
Pendidikan Islam adalah suatu
sistem pendidikan yang
mencangkup seluruh aspek
kehidupan yang dibutuhkan
oleh hamba Allah. Oleh
karena Islam mempedomani
seluruh aspek kehidupan
manusia muslim baik duniawi
maupun ukhrowi”. (Nur
Uhbiyati, 1999:13)
Dengan demikian jelaslah bagi
kita bahwa semua cabang
ilmu pengetahuan yang secara
materiil bukan Islamis
termasuk ruang lingkup
pendidikan juga, sekurang-
kurangnya menjadi bagian
yang menunjang.
Mengingat luasnya jangkuan
yang harus digarap olah
pendidikan Islam, maka
pendidikan Islam tidak
menganut sistem tertutup
melainkan terbuka terhadap
tuntutan kesejahteraan umat
manusia, baik tuntutan
dibidang ilmu pengetahuan
dan tekhnologi maupun
tuntutan pemenuhan
kehidupan rohaniah.
Kebutuhan itu semakin meluas
sejalan dengan meluasnya
tuntutan hidup manusia itu
sendiri.
Oleh karena itu ditinjau dari
aspek penglamannya,
pendidikan Islam berwatak
akomodatif kepada tuntutan
kemajuan zaman yang ruang
lingkupnya berada didalam
kerangka acuan norma-norma
kehidupan Islam.
2. Tujuan Pendidikan Agama
Islam
Tujuan Pendidikan Islam
secara keseluruhan menurut
Zakiyah Daradjat sebagai
berikut :
”Kepribadian seseorang yang
membuatnya insan kamil
dengan pola taqwa, insan
kami artinya manusia utuh
rohani dan jasmani, dapat
hidup dan berkembang secara
wajar dan normal karena
taqwanya kepada Allah S.
W.T.” (Nur Uhbiyah, 1999 : 41)
Ada beberapa tujuan
pendidikan yang perlu kita
ketahui yaitu :
a) Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan
yang akan dicapai dengan
semua kegiatan pendidikan,
baik dengan pengajaran atau
dengan cara lain. Tujuan itu
meliputi sikap, tingkah laku,
pemapilan, kebiasaan dan
pandangan.
b) Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu
berlangsung selam hidup,
maka tujuan akhirnya
terdapat pada waktu hidup di
dunia ini telh berakhir pula.
Tujuan akhir Pendidikan Islam
itu dapat dipahami dalam
firman Allah Surat Ali Imran
ayat 102 :
Artinya : Wahai orang-orang
yang beriman, bertaqwalah
kamu kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa, dan
janganlah kamu, mati kecuali
dalam keadaan muslim”. )Al-
Qur`an dan terjemahnya,
Departemen Agama RI, 1984 :
92
c) Tujuan Sementara
Tujuan sementara yaitu tujuan
yang akan dicapai setelah
anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang
direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal.
d) Tujuan Operasional
Tujuan operasional yaitu
tujuan praktis yang akan
dicapai dengan sejumlah
kegiatan pendidikan tertentu.
B. Peran Serta Tokoh
Masyarakat dan Guru
Peran serta adalah ”Usaha
yang dilakukan bersama-sama
dalam menghadapi suatu
pekerjaan, guna memperingan
dan mempercepat
terselesaikannya suatu
pekerjaan. Peran serta tokoh
masyarakat dan guru
Pendidikan Agama Islam
maksudnya adalah upaya
bersama-sama antara tokoh
masyarakat dan guru dalam
melaksanakan pembinaan
akhlaq pada anak-anak. Peran
serta ini lebih diarahkan pada
perhatian yang serius dan
berkesinambungan dalam
proses pendidikan dan
pembinaan akhlaq, untuk
menciptakan anak yang
berbudi luhur”. (Zuhairirni
dkk : 1997)
C. Pembina Akhlaq
Pembinaan akhlaq ”Usaha
secara sadar dan terarah
guna menanamkan budi
pekerti yang luhur dan niai-
nilai yang susila kepada anak
sesuai dengan prinsip-prinsip
ajaran islami dan tuntunan
serta peri kehidupan
Rosulullah SAW, sebagai
uswatun hasanah”. (Barnawi
Umary : 1996)
D. Hubungan Peran Serta
Tokoh Masyarakat dan Guru
dengan Pembina Akhlaq
Peran serta tokoh masyrakat
dan guru Pendidikan Agama
Islam sangat diperlukan dalam
pembinaan akhlaq terhadap
siswa. ”Keberadaan anak di
sekolah waktunya sangat
terbatas, anak lebih banyak
berada di lingkungan orang
tuanya dari pada di
lingkungan sekolah. Apabila
orang tua kurang
memperhatikan sikap dan
tingkah laku anaknya di
rumah, maka teori-teori
pelajaran yang diberikan oleh
guru disekolah tidak dapat
dilaksanakan dalam
kehidupan praktis di
lingkungan rumah”. (Zuhairini
dkk : 1997)
II. Kerangka Metode, Populasi,
Sampel dan Penelitian
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
deskriftif, yaitu metode yang
bertujuan melukiskan secara
sistematis fakta atau
karakteristik, populasi
tertentu atau bidang tertentu
secara faktual dan cermat”.
(Wahyu MS, 1987 : 42)
B Populasi
”populasi adalah karakteristik
tertentu dari sekumpulan
obyek yang lengkap yang ingin
dipelajari sifatnya” (Sudjana
1989 : 6)
Yang menjadi populasi adalah
siswa /i SD Nanggerang
C Sampel
”Sampel adalah bagian atau
seluruh elemen yang dapat
mewakili dan
menganalisasikan hasil dari
suatu penelitian”. (Suyatna
Basar, 1987 : 58)
D Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik
pengumpulan data yang lazim
dipergunakan oleh penelitian
antara lain.
1. Obsevasi, yaitu dengan
melakukan pengamatan yang
dijadikan lokasi penelitian
guna mendapatkan data yang
diperlukan.
2. Wawancara, yaitu
pengumpulan data dengan
cara mewawancarai
responden yang diteliti.
3. Dokumentasi, yaitu
pengumpulan data dengan
cara merangkap dokumen
sejarah, cara semacam ini
sangat penting untuk
penelitian yang menggunakan
metode historis.
4. Angket, yaitu cara
mengumpulkan data dengan
menggunakan daftar isian
atau daftar pertanyaan yang
lebih disiapkan dan disusun
sedemikian rupa.
E Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang
didapatkan dari hasil
penyebaran angket akan
dioleh dengan perhitungan
statistik X2 atau Chi Kwadrat
dengan menggunakan rumus :
Keterangan : fo = frekwensi
observasi
fh = frekwensi yang harapkan
III. Kondisi Obyektif Lapangan
Lokasi SD Negeri Nanggerang
Sekolah Dasar Negeri
Nanggerang bertempat di
jalan Arya Kemuning Desa
Nanggerang Kecamatan
Leuwimunding Kabupaten
Majalengka. Secara geografis
sekolah Dasar Negeri
Nanggerang letaknya cukup
strategis karena berada di
pinggir jalan sehingga
memudahkan transportasi
bagi yanga akan berkunjung.
Sehingga besar mata
pencaharian penduduknya
adalah sebagai petani dan
sebagian lagi sebagai
pedagang.
Sekolah Dasar negeri
Nanggerang memiliki tanah
seluas 2460m2 dengan batas-
batas tanah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara = Jalan Raya
Nanggerang
b. Sebelah Timur = Pondok
Pesantren Miftahul Huda
Tsani.
c. Sebelah Selatan = Sawah /
Lahan Pertanian
d. Sebelah Barat = Rumah
Penduduk
IV. Kerangka Berfikir
Kemanya sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto Ngalim. Prinsip-
Prinsip dan Tekhnik Evaluasi
Pengajaran. Rosdakarya
Bandung. 1990.
Uhbiyati nur. Ilmu Pendidikan
Islam. CV. Pustaka Setia. 1999.
Hamalik Damar. Strategi
Belajar Mengajar. CV. Sinar
Baru Bandung. 1990.
Soekarno. Sejarah dan Filsafat
Pendidikan Islam. Akasara
Bandung. 1983
Iman Barnadi Sutarmi.
Pengantar Ilmu Pendidikan
Sistematika. Andi Offset
Yogyakarta. 1988.
Zaeni Syahminan. Prinsip-
Prinsip Dasar Konsepsi
Pendidikan Islam. Kalam
Mulia.
1986.
Ms Wahyu. Petunjuk Praktis
Membuat Skripsi. Usaha
Nasional Surabaya. 1987.
Daradzat Zakiyah. Pendidikan
Islam dalam Keluarga dan
Sekolah. Rosdakarya
Bandung. 1993.
Daradzat Zakiyah. Ilmu Jiwa
Agama. Bulan Bintang.
Bandung. 1976.
Zuhairini. Metodik Khusus
Pendidikan Agama Islam.
Usaha Nasional Surabaya.
1893.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar