Minggu, 09 Agustus 2009

MAKALAH AGAMA ISLAMTENTANG PENDIDIKANAGAMA DI LINGKUNGANKELUARGA 2

PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN
KELUARGA
A. Pendahuluan
Surat Luqman yang jumlahnya
34 ayat termasuk golongan
surat makiyyah, diturunkan
setelah surat Ash Shaffaat
disebut surat “Luqman”
dikarenakan dalam ayat ke 12
disebutkan bahwa Luqman
sudah diberi oleh nikmat dan
ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu beliau syukur
kepada Allah terhadap apa
yang telah dianugerahkannya.
Selanjutnya pada ayat ke 13
sampai ayat 19 ada nasihat
Luqman pada anaknya hal ini
merupakan isyarat dari Allah
agar setiap orang tua, ibu
bapak melaksanakan nasihat
kepada anak-anaknya seperti
yang dilakukan oleh Luqman
dan hal ini merupakan
pelaksanaan pendidikan
dalam lingkungan keluarga
karena pendidikan dalam
keluarga merupakan
pendidikan yang pertama dan
yang utama.
B. Pokok-Pokok Isi Surat Al-
Qur'an
1. Tentang Keimanan
Al-Qur'an merupakan
petunjuk dan rahmat yang
betul-betul bisa dirasakan
oleh orang yang muk’min.
Keajaiban yang termasuk di
dalamnya suatu bukti yang
menunjukan kemahatunggalan
dan kemahakuasaan Allah,
manusia tidak akan selamat
kecuali taat pada perintah-
perintah-Nya dan
mengerjakan amal shaleh,
perkara-perkara yang gaib
hanya Allah yang Maha Tahu,
ilmu Allah meliputi segala
macam baik yang dhohir
ataupun yang batin.
2. Tentang Hukum-Hukum
Kewajiban dan berbakti
kepada kedua orang tua
sepanjang tidak bertentangan
dengan perintah-perintah
Allah, perintah untuk meneliti
dan memikirkan keajaiban
alam untuk memperkuat
keimanan terhadap
kemahatunggalan Allah,
perintah untuk selamanya
taqwa dan harus takut akan
balasan dari Allah ada satu
orang nanti di hari kiamat
pada waktu dimana tidak ada
satu orang pun yang dapat
menolong walaupun anak dan
bapak.
3. Tentang Kisah-Kisah
Kisah Luqman, ilmu dan
hikmah yang dimilikinya.
4. Tentang yang lainnya
Orang-orang yang tersesat
dari jalan Allah selamanya
mencela dan mengejek pada
ayat-ayat Allah.
Menyepelekan ajakan dalam
meneliti alam semesta dan
tidak mau menyembah
terhadap yang
menciptakannya, penghibur
hati. Rasulullah dalam
menghadapi kemungkaran
kaum musyrik sebab hal itu
bukan keteledorannya.
Nikmat serta karunia Allah
tidak terhitung.
C. Tafsiran ayat ke 12 sampai
dengan ayat ke 19
ْدَقَلَو َنمْقُلاَنْيَتا
َةَمْكِحلا ِنَا ِهللِْرُكْشا
ْنَمَو
هِسْفَنِلُرُكْشَياَمَّنِاَفْرُكْشَي
ْنَمَو َرَفَك َّنِاَف َهللا
ٌّيِنَغ ٌدْيِمَح.)12(. ْذِاَو َلاَق
ُنمْقُل هِنْبِال َوُهَو هُظِعَي
َّيَنُبي ْكِرْشُتَال ِهللاِب
َّنِا َكْرِّشلا ٌمْلُظَل ٌمْيِظَع.
)13(. َناَسْنِالْااَنْيَّصَوَو
ِهْيَدِلاَوِب ُهْتَلَمَح هُّمُا
ىلَعاًنْهَو ٍنْهَو هُلصِفَّو
ْيِف ِنْيَماَع ِنَا ْرُكْشا ْيِل
َكْيَدِلاَوِلَو َّيَلِا
ُرْيِصَملْا.)14(. ْنِاَو َكدَهاَج
ىلَع ْنَا َكِرْشُت ْيِب
َسْيَلاَم َكَل هِب ًملِع
اَيْنُّدلاىِفاَمُهْبِحاَصَواَمُهْعِطُتَالَف
اًفْوُرْعَم ْعِبَّتَّو َلْيِبَس
ْنَم َباَنَا َّيَلِا َّمُث َّيَلِا
ْمُكُعِجْرَم ْمُكُئِبَنُاَف
ْمُتْنُكاَمِب نْوُلَمْعَت.)15(.
َّيَنُبي ْنِااَهَّنِا ُكَت
َلاَفْثِم ٍةَبَح ْنِّم ٍلَدْرَخ
ْنُكَتَف ْيِف ٍةَرْخَص ْوَا
ِتومَّسلاىِف ىِفْوَا ِضْرَالا
ِتْأَي ُهللااَهِب, َّنِا َهللا
ٌفْيِطَل ٌرْيِبَخ.)16(.
َّيَنُبي ِمِقَا َةولَصلا ُرُمْأَو
ِفُرْعَملْاِب َهْناَو ِنَع
ِرَكْنُملْا ْرِبْصاَو ىلَع
َكَبَصََاآَم, َّنِا َكِلَذ ْنِم
ٍرُمُالْاِمْزَع.)17(. ْرِعَصُتَالَو
َكَّدَخ ِساَّنلِل ِشْمَتَالَو
ىِف ِضْرَالْا اًحَرَم َّنِا َهللا
ُّبِحُيَال َّلُك ٍلاَتْخُم
ٍرْوُخَف.)18(. ْدِصْقاَو ْيِف
َكِيْشَم ْضُضْغاَو ْنِم
َكِتْوَص َّنِا َرَكْنَا
ِتاَوْصَالْا ُتْوَصَل
ِرْيِمَحلْا.)19 ).
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah
kami berikan hikmat kepada
Luqman, yaitu: “bersyukurlah
kepada Allah. Dan barang
siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barang siapa yang
tidak bersyukur; maka
sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji.” (12).
Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya. Di
waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku,
janganlah kamu
mempersekutukan Allah,
sesungguhnya
mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar
kedzaliman yang besar.” (13).
Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik)
kepada kedua orang ibu
bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam
keadaan lemah yang
bertambah dan menyapihnya
dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-
Kulah kembalimu.” (14) Dan
jika keduanya untuk
mempersekutukan dengan
Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu.
Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya. Dan
pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-
Ku, kemudian hanya kepada-
Ku-lah kembalimu, maka
Kuberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.
(15). Luqman (berkata): “Hai
anakku sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi dan berada dalam
batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah
akan mendatangkannya
(membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha
Halus lagi Maha
Mengetahui.” (16). Hai Anakku
dirikanlah sholat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka)
dari perbuatan yang munkar
dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian
itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah). (17).
Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan
di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan
diri. (18). Dan sederhanalah
kamu dalam berjalan dan
lunakanlah suaramu,
sesungguhnya seburuk-buruk
suara adalah suara keledai.
(19).
1. Ayat ke-12 tafsirnya
Ayat ini menjelaskan bahwa
Allah SWT menganugerahkan
nikmat kepada Luqman yaitu
halus perasaannya, sehat akal
pikirannya. Tinggi ilmu
pengetahuannya bisa
mencapai ilmu yang hakiki
menempuh jalan yang lurus
dan benar, sehingga tercapai
kebahagiaan yang abadi oleh
karena itu dia bersyukur
kepada Allah yang telah
memberikan nikmat
kepadanya, itu menunjukan
bahwa pengetahuan dan
ajaran-ajaran yang
disampaikan oleh Luqman itu
bukan dari wahyu yang
diturunkan oleh Allah
kepadanya, tetapi
berdasarkan kepada ilmu dan
hikmah yang telah
dianugerahkan kepada Allah
kepadanya.
Banyak riwayat yang
menerangkan asal muasal
Luqman satu sama lain
berbeda pendapatnya antara
lain:
Said Bin Musyawab
mengatakan bahwa Luqman
asalnya dari Sudan kalau
sekarang Mesir bagian
selatan,
Zamar Khasyari dan Ibnu Isha
mengatakan bahwa Luqman
termasuk keturunan Bani
Israil dan termasuk salah satu
cucunya Azar ayahnya Ibrahim
as. Menurut riwayat ini
Luqman adanya sebelum
adanya Nabi Daud as.
Menurut Al-Waqidi, di
(Luqman salah seorang qodhi
di antara qodhi-qodhi Bani
Israil ada yang menerangkan
bahwa Luqman itu salah
seorang dari Nabi, dalam
riwayat lain bahwa Luqman
hanya seorang wali bukan
Nabi (Tafsir Al-Quthubi, jilid
ke-14 hal 59).
Satu bukti yang jelas bahwa
Luqman adalah seorang
hamba Allah yang selamanya
taat terhadap-Nya dan sangat
mengagungkan akan
kekuasaan Allah, tegasnya
amat syukur kepada nikmat
Allah dan dia telah diberikan
Hikmah dari Allah.
Menurut riwayat Ibnu Umar
pernah mendengar Rasulullah
SAW bersabda Luqman itu
bukan seorang Nabi tapi dia
adalah salah seorang yang
abdi Allah yang banyak
bertafakur dia mencintai Allah
dan Allah pun mencintainya.
Banyak riwayat yang
menyebutkan kata-kata
hikmah yang asalnya dari
Luqman.
Akhir ayat ini Allah SWT
menjelaskan bahwa orang
yang bersyukur kepada Allah
SWT mengandung arti dia
bersyukur kepada Allah
mengandung arti dia
bersyukur untuk kepentingan
dirinya sendiri. Allah SWT
akan menganugerahkan
pahala yang tidak terhitung
karena Allah SWT berfirman:
ْنَمَو َرَكَش اَمَّنِإَف
ُرُكْشَي ِهِسْفَنِل ْنَمَو
َرَفَك َّنِإَف ىِّبَر ٌيِّنَغ
ٌمْيِرَك
Artinya:
Dan siapa orang yang
bersyukur kepada Dia
bersyukur untuk kebaikannya
sendiri dan siapa yang
mengkufurkan sesungguhnya
Allah Maha Kaya dan Mulia
(Q.S An-Nahl: 40)
Dan firman-Nya pula
َو ْنَم َلِمَع اًحِلاَص
ْمِهِسُفْنَألَِف َنْوُدَهْمَي
Artinya:
Dan barang siapa yang
beramal shalih keuntungannya
untuk dirinya sendiri, mereka
mempersiapkan tempat yang
memuaskan. (Q.S 30 Arrum
ayat 44).
Firman Allah
نأل ركش مت ديزأل مكن نألو
رفك مت نإ باذع ديدشل
Artinya:
Jika kami bersyukur atas
nikmat pemberian dariku
maka aku akan menambah
nikmat kepadamu akan tetapi
jika kami ingkar terhadap
nikmat pemberianku
sesungguhnya siksaku amat
pedih.
2. Ayat ke-13 tafsirnya
Allah SWT memberi tuntutan
kepada Rasulullah saw,
nasihat yang diberikan
Luqman pada anaknya pada
waktu dia memberikan didikan
kepada anaknya, nasihatnya
yaitu. “hai anakku janganlah
kamu menyamakan Allah
dengan benda apa saja
sesungguhnya perbuatan itu
adalah (kedhaliman)
sesungguhnya pekerjaan itu
sama dengan menempatkan
sesuatu pada tempatnya,
menyamakan suatu benda
dengan suatu benda dengan
yang memberi nikmat dan
karunia. Allah SWT, sumber
pemberi nikmat dan karunia
disamakan dengan patung-
patung yang tidak berdaya
dan tidak punya kekuatan,
disebutkan bahwa pekerjaan
itu “penganiayaan yang paling
besar” karena yang
disamakannya Allah yang
menciptakan alam semesta
berkuasa di seluruh alam yang
seharusnya semua makhluk
mengabdi dan menyembah
kepada-Nya.
َنْيِذَّلَأ ْوُنَمَأ ْمَل
ْمُهَناَمْيِااْوُسِبْلَي ٍمْلُظِب
َكِئلْوُا ُمُهَل ُنْمَألا َوُهَو
َنْوُدَتْهَت
Artinya:
Orang-orang yang beriman
dan tidak mencampuradukan
imannya dengan kedhaliman
(kemusyirkan) mereka yang
berhak mendapat keamanan
dan mereka yang mendapat
petunjuk. (Q.S Al-Anam ayat
82).
Timbulah kegembiraan di
antara pada sahabat
Rasulullah saw dikarenakan
mereka mempunyai pendirian
berat sekali andai kata
mencampur adukan antara
keimanan dan kedhaliman
selanjutnya mereka berkata
kepada Rasulullah saw. “siapa
di antara kamu yang tidak
mencampur adukan keimanan
dan kedhaliman? Rasulullah
bersabda bukan begitu
maksudnya apakah kamu
sekalian tidak mendengar
perkataan Luqman “hai
anakku janganlah kamu
menyamakan sesuatu kepada
Allah sesungguhnya hal itu
adalah penganiayaan yang
sangat besar” dalam ayat ini
bisa dimaklum di antara
kewajiban ayah terhadap
anak-anaknya memberi
nasihat dan pelajaran
sehingga anak-anaknya itu
bisa menempuh jalan yang
benar dan jauh dari
kesesatan, hal ini sesuai
dengan firman Allah:
اهياَي نيذلا ونما مكسفنأاوقا
مكيلهأو اران سانلااهدوقو
ةراجحلاو
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman
jagalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya dari
manusia dan batu-batu (Q.S.
At-Tahrim, ayat 6).
Kalau kita teliti rincian
kalimat ayat ini bisa diambil
kesimpulan bahwa Luqman
sangat mencegah kepada
anaknya untuk berbuat syirik
cegahan ini sangat sesuai
dengan apa yang disampaikan
Luqman kepada anaknya
dikarenakan melakukan syirik
itu satu pekerjaan dosa yang
sangat besar dalam isi ayat ini
Luqman sudah melaksanakan
pekerjaan yang amat penting
kepada anaknya yaitu sudah
menyampaikan agama yang
benar dan budi pekerti yang
baik dan tinggi contoh Luqman
menyampaikan wasiat itu
wajib diteladani oleh ibu dan
bapak yang mengakui dirinya
muslim.
3. Ayat ke-14 tafsirnya
Allah SWT memberitahukan
kepada manusia agar berbakti
kepada ibu bapak dengan
menteladani nasihat Luqman
dan melaksanakan hak dan
kewajibannya.
Dalam ayat yang lainnya Allah
berfirman:
ىضَقَو َكُّبَر اوَدُبْعَتَّالأ
ُهاَيِإَّالِإ ِنْيَدِلاَولااِبَو
اًنسْحِإ
Artinya:
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain dia,
dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya (QS. Al
Israa, ayat 23).
Selanjutnya disebutkan dalam
ayat ini sebab-sebab di
perintahkan berbakti kepada
ibu bapak yaitu; Ibu yang
mengandung sejak kandungan
kecil sampai lahir hal ini berat
bagi ibu dia rela berkorban
berbulan-bulan menahan sakit
dengan sabar menahan
perasaan lemas ketika
kandungan besar baru pulih
beberapa hari setelah nipas,
selanjutnya ibu menyusui
selama dua tahun banyak
sekali kesulitan dan kesedihan
yang dialami oleh ibu ketika
menyusui anak itu hanya Allah
yang mengetahui kesulitan
dan kesedihan ibunya.
Di dalam ayat tidak
disebutkan mengapa seorang
anak harus berbakti kepada
ibunya dari pada kepada
bapaknya hal ini dikarenakan
seorang ibu lebih berat
penderitaannya dari pada
bapak, ibu mengalami
penderitaan bukan saja saat
mengandung setelah lahirpun
harus membagi makanan
ketika dua tahun menyusui
waktu mengandung membagi
saripati makanan yang
dimakan seorang ibu di dalam
susu. Dengan susah lahirpun
harus membagi melalui ASI.
Tentang saripati makanan
yang dimakan ibunya berupa
ASI mengandung macam
penawar pencegah macam-
macam penyakit anak
sekalipun ada air susu yang
lain tapi tetap air susu ibu
yang paling baik untuk
anaknya, oleh karena itu
sebaiknya para ibu menyusui
anaknya jangan diganti oleh
susu lain SGM atau sejenisnya
kecuali terpaksa ada udur
sebab ASI adalah hak anak
dan menyusui adalah
kewajiban ibunya yang sudah
dipercayakan Allah kepada
ibunya dengan sebab-sebab itu
Allah SWT memerintahkan
kepada manusia untuk taat
dan berbakti kepada ibunya,
nabipun memerintahkan agar
anak berbakti kepada ibunya
lebih dari pada bapaknya
seperti dijelaskan dalam suatu
hadits:
ْنَع ِنْبِزْهَي ٍمْيِكَح ْنَع
ِهْيِبَأ ْنَع ِهْيِّدَج: ُتْلُق
ُلْوُسَراَي هللا ْنَم َّرَبَا
َلاَق: َكُّمَأ َتْلُق َّمَث ْنّم
َلاَق َكُّمُا ُتْلَق َّمُث ْنَم
َلاَق َكُّمُا ُتْلُق َّمُث ْنَم
ُلاُق َكاَبَأ َّمُث ُبَرْقَا
ُبَوْقَالْاَف
Artinya:
Dari Bahaz bin Hakim dari
ayahnya dari kakeknya dia
berkata saya bertanya kepada
Rasulullah kepada siapa saja
saya harus berbakti jawab
Rasulullah kepada ibumu,
saya bertanya lagi selanjutnya
kepada siapa lagi? Jawab
Rasulullah kepada ibumu,
saya bertanya lagi pada siapa
lagi? Jawab Rasulullah pada
ibumu. Kemudian saya
bertanya lagi pada siapa lagi?
Jawab Rasulullah kepada
bapakmu terus kepada
kerabat-kerabatmu yang lebih
dekat.
Kesimpulannya bahwa Allah
SWT menurunkan kepada
manusia untuk berbakti
kepada ibu bapak setelah
melaksanakan ibadah kepada
Allah SWT terakhir ayat ini
memperingatkan kepada
manusia bahwa semuanya
akan kembali kepada-Nya
suatu waktu Allah akan
memberi balasan yang adil
kepada hamba-hambanya,
pekerjaan yang baik amal
yang baik akan dibalas dengan
balasan yang berlipat ganda
yaitu surga yang penuh
dengan nikmat pekerjaan
jelek akan dibalas dengan
siksaan yang berupa neraka
yang sangat panas apinya
membara.
4. Ayat ke-15 tafsirnya
Ayat ini menjelaskan tentang
satu peristiwa bahwa seorang
tidak boleh taat kepada kedua
orang tuanya andaikata orang
tuanya menyuruh untuk
menyekutukan Tuhan
(musyrik) yang dia tidak
mempunyai pengetahuan
tentang hal itu, Allah tidak
mempunyai sekutu baginya. Di
samping itu manusia menurut
fitrahnya cenderung untuk
meng-esakan Allah.
Dalam riwayat ayat ini turun
bertalian dengan keadaan
Saad bin Abi Wakos, dia
berkata ketika saya masuk
Islam ibu saya bersumpah
tidak akan makan dan minum
sebelum saya meninggalkan
Islam dengan kejadian itu hari
berikutnya saya berharap ibu
saya mau makan dan minum
tapi ibu saya tetap dalam
pendiriannya hari kedua ibu
saya masih mempunyai
pendirian seperti itu. Dengan
adanya demikian saya berkata
kepada ibu saya demi Allah
andaikata ibu punya seratus
jiwa pastinya jiwa itu akan
keluar satu persatu sebelum
saya meninggalkan agama
yang dipegang oleh saya
setelah tahu ibu saya akan
pendirian saya baru ibu saya
mau makan dan minum.
Dengan turunnya ayat ini
dapat diambil kesimpulan
bahwa Saad abi Waqqos tidak
termasuk dosa dikarenakan
tidak taat kepada ibunya yang
memegang kemusyrikan,
ketentuan ini berlaku bagi
umat Nabi Muhammad SAW
bahwa tidak boleh taat
kepada kedua orang tua
andaikata menuruti
kemusyrikan dan dosa-dosa
yang lainnya.
Selanjutnya Allah SWT
memerintahkan terhadap
anak agar tetap berbakti
terhadap kedua orang tuanya
dalam urusan yang lainnya.
Lalu ayat yang lainnya
seorang anak harus berkata
dengan kata-kata yang sebaik-
baiknya terhadap kedua orang
tuanya tidak boleh
menyinggung perasaannya,
walaupun hanya dengan
ucapan “ah” untuk menentang
keinginan kedua orangtuanya.
Firman Allah
َالَق ْلُقَت اَمُهَّل ٍفُأ
Artinya
Janganlah mengucapkan ah
kepada mereka. (Q.S. Al-Isro
ayat 23)
5. Ayat ke-16 tafsirnya
Luqman berwasiat kepada
anaknya agar selamanya
waspada terhadap reka
perdaya syetan yang suka
mempengaruhi manusia untuk
berbuat dosa, sesungguhnya
apa-apa yang dikerjakan
manusia dari mulai yang
paling kecil sampai pada
pekerjaan yang paling besar
baik yang dhahir ataupun yang
tersembunyi, baik di langit
ataupun di bumi pasti Allah
akan mengetahui terhadap
itu, dengan demikian Allah
akan membalas apa-apa yang
dikerjakan, pekerjaan yang
baik akan dibalas dengan
surga amal yang jelek akan
dibalas dengan api neraka
yang membara semuanya
tidak akan luput dari
pengetahuan dan penglihatan
Allah semuanya balasan
sesuai dengan apa yang
dilakukan oleh manusia,
sesuai dengan firman-Nya:
ُعَضَنَو َنْيِزاَوَملْا َطْسِقلا
ِمْوَيِل ِةَميِقلْا َالَف
ُمَلْظُت ٌسْفَن اًئْيَش
Artinya:
Kami akan memasang
timbangan yang tepat pada
hari kiamat, maka tidaklah
dirugikan seseorang barang
sedikitpun (Q.S Al Anbiya ayat
47)
6. Ayat ke-17 tafsirnya
Dalam ayat ini Luqman
berwasiat pada anaknya
1. Selamanya harus
mendirikan sholat dengan
sebaik-baiknya sehingga
sholatnya mendapat ridho dari
Allah SWT seandainya
sholatnya mendapat ridho
Allah maka sholat itu dapat
mencegah perbuatan keji dan
munkar. Kalau sholatnya
dilakukan sebaik-baiknya
maka jiwanya akan jadi bersih,
tidak ada kekhawatiran pada
dirinya tidak akan sedih
andaikata mendapat cobaan
karena dirinya lebih dekat
akan Tuhannya, Nabi
bersabda:
ودبعأ هللا كنأك هارت نأَف مل
نكت هارت هنأف كوي
Artinya
Beribadahlah kepada Allah
seolah-olah kamu melihat dia
maka jika kamu tidak dapat
melihat dia sesungguhnya
bahwa dia melihat kamu (H.R
Buchori dan muslim)
2. Berupaya mengajak
manusia
Untuk melaksanakan
pekerjaan yang baik yang
mendapat ridho Allah SWT
dan berusaha agar manusia
telah berbuat dosa, berusaha
membersihkan jiwanya untuk
mendapat derajat yang tinggi.
Firman Allah
َحَلْفَأْدَق ْنَم اَهَكَز ْدَقَو
َباَخ ْنَم اَهَشَد
Artinya:
Sesungguhnya berbahagialah
orang yang mensucikan
jiwanya sesungguhnya rugi
yang mengotori jiwanya (Q.S
Asy Syaiah 9-10)
3. Selamanya sabar dari
segala cobaan
Yang menimpa dirinya dengan
mengajak manusia
melaksanakan pekerjaan yang
baik dan menjauhi
kemunkaran
Terakhir ayat ini menjelaskan
sebab-sebab dia
memerintahkan
melaksanakan tiga perkara
tadi, yaitu pekerjaan yang
diwajibkan Allah SWT
terhadap hamba-hambanya
besar sekali manfaatnya bagi
yang melaksankannya baik
dunia ataupun akhirat.
7. Ayat ke-18 dan 19 tafsirnya
Ayat ini menjelaskan wasiat
Luqman terhadap anaknya
agar anaknya memiliki budi
pekerti yang baik diantaranya:
1. Janganlah kamu mempunyai
sifat sombong membanggakan
diri menganggap rendah
terhadap orang lain
Ciri-ciri orang yang sombong
yaitu:
a. Jika ia bertemu dengan
orang lain suka memalingkan
muka atau tidak menunjukan
keramahtamahan
b. Jika ia berjalan seolah-olah
jalan itu punya sendiri dengan
congkaknya ia berjalan.
Dalam hadits Rasulullah
bersabda:
اْوُضَغاَبَتِال
ِهللاداَبِعاْوُنْوُكَواْوُداَسَحَتَالَواوُرَباَدَتَالَو
اًناَوْخِا َالَو ُّلِحَي ٍمِلْسُمِل
ْنَا ُرْوُجْهَي ُهاَخَا َقْوَف
ِثَالَث
Artinya:
Janganlah kamu saling
bermusuhan, janganlah saling
mengabaikan dan jangan
saling mendengki jadilah
kamu sekalian hamba-hamba
Allah yang bersaudara tidak
boleh seorang muslim tidak
saling menyapa lebih dari tiga
hari.
2. Sebaiknya dalam berjalan
harus pelan-pelan ramah
dalam tutur kata sehingga
orang yang mendengar
merasa tentram hatinya, tidak
boleh tidak boleh berbicara
dengan suara yang keras
dikarenakan sombong sebab
dilarang oleh Allah SWT sebab
perkataan seperti itu tidak
enak didengar dan akan
menyakitkan hati seperti tidak
enaknya mendengar suara
keledai.
Yahya bin Jubair Ath-Thaa’I
meriwayatkan dari ghudaif bin
Harits dia berkata: “saya
duduk dekat Abdullah bin Amr
bin Al-Ashi: saya mendengar
dia berkat sesungguhnya
kuburan berkata dengan yang
dikuburnya. Kuburan itu
berkata “Hai anak Adam apa
yang sudah kamu
mencelakakan kamu hingga
kamu masuk ke lubangku?
Apakah kamu tidak tahu
bahwa saya rumah tempat
kamu sendiri? Apakah kamu
tidak tahu bahwa saya tempat
yang sangat gelap? Apakah
kamu tidak tahu bahwa saya
tempat kebenaran? Apa yang
mencelakakan kamu hingga
kamu masuk ke lubangku?
Sesungguhnya kamu ketika di
dunia sangat sombong sekali
Dalam riwayat lain Rasulullah
bersabda:
ْنَم َّرَج ُهَبْوَث ءاليح
ُرُظْنَيَال ُهللا ِهْيَلِإ َمْوَي
ِةَماَيِقْلا
Artinya:
Siapa orang yang menjelekkan
pakaiannya dikarenakan
kesombongan, Allah tidak
akan melihatnya di hari
kiamat (mengacuhkannya)
Yang dimaksud pertengahan
dalam berjalan dan berkata-
kata ialah berjalan dengan
baik dan berkata –kata pakai
tata krama yang sopan
santun, serta lemah lembut,
sehingga orang yang melihat
dan mendengar tertarik.
D. Kesimpulan
Allah SWT telah memberi
hikmah pada Luqman dengan
demikian dia bersyukur
kepadanya dengan pemberian
nikmat tersebut syukur
kepada Allah bukan untuk
kepentingan Allah tetapi
untuk kepentingan dirinya
sendiri sebab siapa yang
bersyukur atas nikmat
pemberian Allah, Allah akan
menambah nikmatnya
sebaiknya kalau kufur atau
mengingkarinya siksanya yang
akan diterima.
Wasiat Luqman pada anaknya
agar meng-Esakan Allah tidak
boleh musyrik atau
menyekutukan dengan
makhluk-Nya. Allah
memerintahkan agar seorang
anak berbakti kepada kedua
orang tuanya sebab kedua
orang tuanyalah yang telah
memeliharanya dari mulai
lahir sampai dapat mandiri.
Jika kedua orang tuanya
memerintahkan berbuat
musyrik atau berbuat dosa
maka tidak boleh dituruti.
Luqman wasiat kepada
anaknya agar anaknya selalu
waspada dan menjaga diri dari
pada pekerjaan yang dilarang
sebab sebesar apapun
perbuatan dan amal manusia
dapat dilihat oleh Allah.
Selanjutnya nasihatnya harus
selalu mendirikan sholat
mengajak manusia berbuat
kebajikan mencegah
kemunkaran, bersabar dalam
menghadapi cobaan, jangan
berlaku sombong dalam
berjalan dan berkata-kata.
Nasihat Luqman kepada
anaknya itu merupakan
tauladan bagi kita semua
terutama kedua orang tua di
dalam mendidik anak-anak di
lingkungan keluarga sebab
pendidikan di dalam keluarga
merupakan pendidikan yang
pertama dan yang utama.
Tetapi di dunia muslim jaman
sekarang suka terlupakan
dikarenakan kesibukan
seorang bapak, sibuk dengan
urusan mencari nafkah
sehingga tidak menyempatkan
mendidik anaknya begitu pula
seorang ibu, apalagi kalau
seorang ibu sudah berstatus
sebagai wanita karir.
Demikianlah semoga makalah
ini ada manfaatnya khususnya
bagi penulis umumnya bagi
para pembaca. Penulis
menyadari masih banyak
kekurangan dalam segala segi
kritik dan saran yang
diharapkan dari pembaca
makalah ini terutama dari
dosen pembimbing Prof. DR.
H. Maksum, MA..
Wallahu a’lam bishowab
Nopember, 26, 2005
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hasim Djarullah Az
Zamarsyary, Tafsir Kasysyapy
Abu Jafar Muhammad Ibnu Jirir
Atabari, Tafsir Ath Thabary.
Aridh, Ali Hasan Al-. Sejarah
Dan Metodologi Tafsir. Terj.
Ahmad Arkom, CV Rajawali
Press. Jakarta, 1992
Adam, Charles C. Islam and
Modernism in Egypt. Oxford
University Press. Oxford. 1993
Anwar. Rosihon, Melacak
Unsur-Unsur Israliyyat Dalam
Tafsir Ath-Thabari Dan Tafsir
Ibn Katsir. Pustaka Setia.
Bandung, 1999
Asfahani, Al-Raqib Al-. Mu’jam
Mufrad Alfazh Al-Qur'an. Dar
Al-Fikr, Beriut.t.t
Asyrie, Sumadjaja dan Rosi
Yusuf. Indeks Al-Qur'an.
Pustaka. Bandung 1984
Azami, Mustafa. Manhaj An-
Naqd Inda Al-Muhaditsin:
Nasy’atuh Wa Tarikhuhu.
Mahtabah Al-Kautsar, Al-
Manlakah Al-Arabiyyah As-
Saudiyyah. 1990
Bisri, Cik Hasan. Penuntun
Penyusunan Rencana
Penelitian Dan Penulisan
Skripsi. Logos. Jakarta. 1998
Bukhari, Abu Abdillah Bin Abd
Ar-Rahmah Al-. Keagungan
Dan Keindahan Syari’at Islam.
Diterjemahkan oleh Rosihon
Anwar, Pustaka Setia.
Bandung, 1999
Bukhari, Al-Shahih Bukhari.
Dar Al-Fikr. Beirut. T.t
Dzahabi, Muhammad Husein
Al-. Al-Tafsir Wa Al
Mufassirun. Juz I. Dar Al-
Maktub Al-Haditsah. Mesir.
1976
_____, Penyimpangan-
Penyimpangan Dalam
Penafsiran Al-Qur'an. Terj.
Machnun Husein. CV Rajawali
Press. Jakarta. 1991
Departemen Agama, Tasir dan
Terjemah Al-Qur'an
M. Jamaludi Al Quasyry
Mahasi Naatutkwill
Muhamad Rasyid, Riaho Tafsir
Al Kanar
Farmawi, Abd Al-Hayy Al-. Al-
Bidayah I At-Tafsir Al-
Maudhu’i. Maktabah Al-
Jumhuriyyah. Mesir. t.t.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar