Minggu, 02 Agustus 2009

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN(MAKALAH PROFESIONALISMEKEPEMIMPINAN KEPALASEKOLAH)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan tantangan
kehidupan global, pendidikan
merupakan hal yang sangat
penting karena pendidikan
salah satu penentu mutu
Sumber Daya Manusia.
Dimana dewasa ini
keunggulan suatu bangsa
tidak lagi ditandai dengan
melimpahnya kekayaan alam,
melainkan pada keunggulan
Sumber Daya Manusia (SDM).
Dimana mutu Sumber Daya
Manusia (SDM) berkorelasi
positif dengan mutu
pendidikan, mutu pendidikan
sering diindikasikan dengan
kondisi yang baik, memenuhi
syarat, dan segala komponen
yang harus terdapat dalam
pendidikan, komponen-
komponen tersebut adalah
masukan, proses, keluaran,
tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana serta biaya.
Mutu pendidikan tercapai
apabila masukan, proses,
keluaran, guru, sarana dan
prasarana serta biaya apabila
seluruh komponen tersebut
memenuhi syarat tertentu.
Namun dari beberapa
komponen tersebut yang lebih
banyak berperan adalah
tenaga kependidikan yang
bermutu yaitu yang mampu
menjawab tantangan-
tantangan dengan cepat dan
tanggung jawab. Tenaga
kependidikan pada masa
mendatang akan semakin
kompleks, sehingga menuntut
tenaga kependidikan untuk
senantiasa melakukan
berbagai peningkatan dan
penyesuaian penguasaan
kompetensinya. Pendidikan
yang bermutu sangat
membutuhkan tenaga
kependidikan yang
professional. Tenaga
kependidkan mempunyai
peran yang sangat strategis
dalam pembentukan
pengetahuan, ketrampilan,
dan karakter peserta didik.
Oleh karena itu tenaga
kependidikan yang
professional akan
melaksanakan tugasnya
secara professional sehingga
menghasilkan tamatan yang
lebih bermutu. Menjadi tenaga
kependidikan yang profesional
tidak akan terwujud begitu
saja tanpa adanya upaya
untuk meningkatkannya,
adapun salah satu cara untuk
mewujudkannya adalah
dengan pengembangan
profesionalisme ini
membutuhkan dukungan dari
pihak yang mempunyai peran
penting dalam hal ini adalah
kepala sekolah, dimana
kepala sekolah merupakan
pemimpin pendidikan yang
sangat penting karena kepala
sekolah berhubungan
langsung dengan pelaksanaan
program pendidikan di
sekolah.
Ketercapaian tujuan
pendidikan sangat bergantung
pada kecakapan dan
kebijaksanaan kepemimpinan
kepala sekolah yang
merupakan salah satu
pemimpin pendidikan. Karena
kepala sekolah merupakan
seorang pejabat yang
profesional dalam organisasi
sekolah yang bertugas
mengatur semua sumber
organisasi dan bekerjasama
dengan guru-guru dalam
mendidik siswa untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Dengan keprofesionalan
kepala sekolah ini
pengembangan
profesionalisme tenaga
kependidikan mudah
dilakukan karena sesuai
dengan fungsinya, kepala
sekolah memahami kebutuhan
sekolah yang ia pimpin
sehingga kompetensi guru
tidak hanya mandeg pada
kompetensi yang ia miliki
sebelumnya, melainkan
bertambah dan berkembang
dengan baik sehingga
profesionalisme guru akan
terwujud. Karena tenaga
kependidikan profesional tidak
hanya menguasai bidang ilmu,
bahan ajar, dan metode yang
tepat, akan tetapi mampu
memotivasi peserta didik,
memiliki keterampilan yang
tinggi dan wawasan yang luas
terhadap dunia pendidikan.
Profesionalisme tenaga
kependidikan juga secara
konsinten menjadi salah satu
faktor terpenting dari mutu
pendidikan. Tenaga
kependidikan yang profesional
mampu membelajarkan murid
secara efektif sesuai dengan
kendala sumber daya dan
lingkungan. Namun, untuk
menghasilkan guru yang
profesional juga bukanlah
tugas yang mudah. Guru harus
harus lebih dinamis dan
kreatif dalam
mengembangkan proses
pembelajaran siswa. Agar
proses pendidikan dapat
berjalan efektif dan efisien,
guru dituntut memiliki
kompetensi yang memadai,
baik dari segi jenis maupun
isinya.
Namun banyak faktor
penghambat tercapainya
kualitas keprofesionalan
kepemimpinan kepala sekolah
seperti proses
pengangkatannya tidak
trasnparan, rendahnya mental
kepala sekolah yang ditandai
dengan kurangnya motivasi
dan semangat serta
kurangnya disiplin dalam
melakukan tugas, dan
seringnya datang terlambat,
wawasan kepala sekolah yang
masih sempit , serta banyak
faktor penghambat lainnya
yang menghambat tumbuhnya
kepala sekolah yang
professional untuk
meningkatkan kualitas
pendidikan. Ini
mengimplikasikan rendahnya
produktivitas kerja kepala
sekolah yang berimplikasi juga
pada mutu (input, proses, dan
output)
Paradigma baru manajemen
pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas secara
efektif dan efisien, perlu
didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) yang
berkualitas. Dalam hal ini,
pengembangan SDM
merupakan proses
peningkatan kemampuan
manusia agar mampu
melakukan pilihan-pilahan.
Proses pengembangan SDM
tersebut harus menyentuh
berbagai bidang kehidupan
yang tercermin dalam pribadi
pimpinan, termasuk pemimpin
pendidikan, seperti kepala
sekolah.
Kepala sekolah merupakan
salah satu komponen
pendidikan yang paling
berperan dalam
meningkatkan kualitas
pendidikan. Sebagaimana
dikemukakan dalam Pasal 12
ayat 1 PP 28 tahun 1990
bahwa: “Kepala sekolah
bertanggungjawab atas
penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta
pememliharaan sarana dan
prasarana”.
Namun kenyataan dilapangan
masih banyak kepala sekolah
yang tidak menjalankan tugas
dan fungsinya sebagai
pemimpin pendidikan ini
disebabkan karena dalam
proses pengangkatannya tidak
ada trasnfaransi, rendahnya
mental kepala sekolah yang
ditandai dengan kurangnya
motivasi dan semangat serta
kurangnya disiplin dalam
melakukan tugas, dan
seringnya datang terlambat
serta banyak faktor
penghambat lainnya untuk
meningkatkan kualitas
pendidikan yang
mengimplikasikan rendahnya
produktivitas kerja kepala
sekolah yang berimplikasi juga
pada mutu (input, proses, dan
output)
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin
dicapai adalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui
bagaimana gambaran
profesionalisme
kepemimpinan kepala sekolah
2. Untuk mengetahui
bagaimana tugas yang
dijalankan oleh kepala
sekolah
3. Untuk memahami peran
kepala sekolah
4. Untuk mengaetahui
masalah-masalah yang
dihadapi dalam
merealisasikan
keprofesionalan kepala
sekolah
5. Untuk mengetahui dan
memahami upaya pemecahan
dalam merealisasikan
peningkatan profesionalisme
kepala sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Profesionalisme,
Kepemimpinan, dan Kepala
Sekolah
1. Profesionalisme
Kusnandar mengemukakan
bahwa “Profesionalisme
adalah kondisi, arah, nilai,
tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan
yang berkaitan dengan mata
pencaharian sesseorang”.
Selanjutnya Profesionalisme
menurut Mohamad Surya
adalah “Sebutan yang
mengacu pada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari
para anggota suatu profesi
untuk senantiasa mewujudkan
dan meningkatkan kualitas
profesionlanya”.
Sementara Sudarwan Danin
mendefinisikan bahwa
“Profesionalisme adalah
komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya
dan terus-menerus
mengmbangkan strategi-
strategi yang digunakanny
dalam melakukan pekerjaan
sesuai dengan profesinya itu”
Kemudian Freidson (1970)
dalam Syaiful Sagala
mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan
profesionalisme adalah
“sebagai komitmen untuk ide-
ide professional dan karir”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme adalah suatu
bentuk komitmen para
anggota suatu profesi untuk
selalu meningkatkan dan
mengembangkan
kompetensinya yang bertujuan
agar kualitas
keprofesionalannya dapat
tercapai secara
berkesinambungan.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan
salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu organisai
karena sebagian besar
keberhasilan dan kegagalan
suatu organisasi ditentukan
oleh kepemimpinan dalam
organisasi tersebut.
Pentingnya kepemimipinan
seperti yang dikemukakan
oleh James M. Black pada
Manajemem: a Guide to
Executive Command yang
dimaksud dengan
“Kepemimpinan adalah
kemampuan meyakinkan dan
menggerakkan orang lain
agar mau bekerja sama di
bawah kepemimpinannya
sebagai suatu tim untuk
mencapai suatu tujuan
tertentu”.
Sementara R. Soekarto
Indrafachrudi mengartikan
“Kepemimpinan adalah suatu
kegiatan dalam membimbing
suatu kelompok sedemikian
rupa sehingga tercapailah
tujuan itu”.
Kemudian menurut Maman
Ukas “Kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat
mempengaruhi orang lain,
agar ia mau berbuat sesuatu
yang dapat membantu
pencapaian suatu maksud dan
tujuan”.
Sedangkan George R. Terry
mengartikan bahwa
“Kepemimpinan adalah
aktivitas untuk mempengaruhi
orang-orang supaya diarahkan
mencapai tujuan organisasi”.
Berdasarkan beberapa definisi
tersebut dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam
mempangaruhi orang lain
untuk mau bekerja sama agar
mau melakukan tindakan dan
perbuatan dalam mencapai
tujuan bersama.
3. Kepala Sekolah
Kepala sekolah bersal dari
dua kata yaitu “Kepala” dan
“Sekolah” kata kepala dapat
diartikan ketua atau pemimpin
dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedang
sekolah adalah sebuah
lembaga di mana menjadi
tempat menerima dan
memberi pelajaran. Jadi
secara umum kepala sekolah
dapat diartikan pemimpin
sekolah atau suatu lembaga di
mana temapat menerima dan
memberi pelajaran.
Wahjosumidjo mengartikan
bahwa “Kepala sekolah
adalah seorang tenaga
fungsional guru yang diberi
tugas untuk memimpin suatu
sekolah di mana
diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat
di mana terjadi interaksi
antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran”.
Sementara Rahman dkk
mengungkapkan bahwa
“Kepala sekolah adalah
seorang guru (jabatan
fungsional) yang diangkat
untuk menduduki jabatan
structural (kepala sekolah) di
sekolah”.
Berdasarkan beberapa
pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa kepala
sekolah adalah sorang guru
yang mempunyai kemampuan
untuk memimpin segala
sumber daya yang ada pada
suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara
maksimal untuk mencapai
tujuan bersama.
Jadi profesionalisme
kepemimpinan kepala sekolah
berarti suatu bentuk
komitmen para anggota suatu
profesi untuk selalu
meningkatkan dan
mengembangkan
kompetensinya yang bertujuan
agar kualitas
keprofesionalannya dalam
menjalankan dan memimpin
segala sumber daya yang ada
pada suatu sekolah untuk mau
bekerja sama dalam mencapai
tujuan bersama.
B. Profesionalisme
Kepemimpinan Kepala
Sekolah
Kepala sekolah merupakan
salah satu komponen
pendidikan yang paling
berperan dalam
meningkatkan kualitas
pendidikan. Untuk itu kepala
sekolah harus mengetahui
tugas-tugas yang harus ia
laksankan. Adapun tugas-
tugas dari kepala sekolah
adalah :
Kepala sekolah bekerja
dengan dan melalui orang
lain. Kepala sekolah
berperilaku sebagai saluran
komunikasi di lingkungan
sekolah.
Kepala sekolah bertanggung
jawab dan
mempertanggungjawabkan.
Kepala sekolah bertindak dan
bertanggungjawab atas segala
tindakan yang dilakukan oleh
bawahan. Perbuatan yang
dilakukan oleh para guru,
siswa, staf, dan orang tua
siswa tidak dapat dilepaskan
dari tanggung jawab kepala
sekolah
Dengan waktu dan sumber
yang terbatas seorang kepala
sekolah harus mampu
menghadapi berbagai
persoalan.Dengan segala
keterbatasan, seorang kepala
sekolah harus dapat mengatur
pemberian tugas secara cepat
serta dapat memprioritaskan
bila terjadi konflik antara
kepentingan bawahan dengan
kepentingan sekolah.
Kepala sekolah harus berfikir
secara analitik dan
konsepsional. Kepala sekolah
harus dapat memecahkan
persoalan melalui satu
analisis, kemudian
menyelesaikan persoalan
dengan satu solusi yang
feasible. Serta harus dapat
melihatsetiap tugas sebagai
satu keseluruhan yang saling
berkaitan.
Kepala sekolah adalah
seorang mediator atau juru
penengah. Dalam lingkungan
sekolah sebagai suatu
organisasi di dalamnya terdiri
dari manusia yang mempunyai
latar belakang yang berbeda-
beda yang bisa menimbulkan
konflik untuk itu kepala
sekolah harus jadi penengah
dalam konflik tersebut.
Kepala sekolah adalah
seorang politisi. Kepala
sekolah harus dapat
membangun hubungan kerja
sama melalui pendekatan
persuasi dan kesepakatan
(compromise). Peran politis
kepala sekolah dapat
berkembang secara efektif,
apabila:
(1) Dapat dikembangkan
prinsip jaringan saling
pengertian terhadap
kewajiban masing-masing
(2) Terbentuknya aliasi atau
koalisi, seperti organisasi
profesi, OSIS, BP3, dan
sebagainya;
(3) Terciptanya kerjasama
(cooperation) dengan
berbagai pihak, sehingga
aneka macam aktivitas dapat
dilaksanakan.
Kepala sekolah adalah
seorang diplomat. Dalam
berbagai macam pertemuan
kepala sekolah adalah wakil
resmi sekolah yang
dipimpinnya.
Kepala sekolah mengambil
keputusan-keputusan sulit.
Tidak ada satu organisasi pun
yang berjalan mulus tanpa
problem. Demikian pula
sekolah sebagai suatu
organisasi tidak luput dari
persoalan dan kesulitan-
kesulitan. Dan apabila terjadi
kesulitan-kesulitan kepala
sekolah diharapkan berperan
sebagai orang yang dapat
menyelesaikan persoalan yang
sulit tersebut.
Dalam menjalankan
kepemimpinannya, selain
harus tahu dan paham
tugasnya sebagai pemimpin,
yang tak kalah penting dari itu
semua seyogyanya kepala
sekolah memahami dan
mengatahui perannya. Adapun
peran-peran kepala sekolah
yang menjalankan peranannya
sebagai manajer adalah:
Peranan hubungan antar
perseorangan, Peranan
informasional, Sebagai
pengambil keputusan.
Dari tiga peranan kepala
sekolah sebagai manajer
tersebut, dapat penulis
uraikan sebagai berikut:
a. Peranan hubungan antar
perseorangan
Figurehead, figurehead berarti
lambang dengan pengertian
sebagai kepala sekolah
sebagai lambang sekolah.
Kepemimpinan (Leadership).
Kepala sekolah adalah
pemimpin untuk
menggerakkan seluruh
sumber daya yang ada di
sekolah sehingga dapat
melahirkan etos kerja dan
peoduktivitas yang tinggi
untuk mencapai tujuan.
Penghubung (liasion). Kepala
sekolah menjadi penghubung
antara kepentingan kepala
sekolah dengan kepentingan
lingkungan di luar sekolah.
Sedangkan secara internal
kepala sekolah menjadi
perantara antara guru, staf
dan siswa.
b. Peranan informasional
Sebagai monitor. Kepala
sekolah selalu mengadakan
pengamatan terhadap
lingkungan karena
kemungkinan adanya
informasi-informasi yang
berpengaruh terhadap
sekolah.
Sebagai disseminator. Kepala
sekolah bertanggungjawab
untuk menyebar luaskan dan
memabagi-bagi informasi
kepada para guru, staf, dan
orang tua murid.
Spokesman. Kepala sekolah
menyabarkan informasi
kepada lingkungan di luar
yang dianggap perlu.
c. Sebagai pengambil
keputusan
Enterpreneur. Kepala sekolah
selalu berusaha memperbaiki
penampilan sekolah melalui
berbagai macam pemikiran
program-program yang baru
serta malakukan survey untuk
mempelajari berbagai
persoalan yang timbul di
lingkungan sekolah.
Orang yang memperhatikan
ganguan (Disturbance
handler). Kepala sekolah
harus mampu mengantisipasi
gangguan yang timbul dengan
memperhatikan situasi dan
ketepatan keputusan yang
diambil.
Orang yang menyediakan
segala sumber (A Resource
Allocater). Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk
menentukan dan meneliti
siapa yang akan memperoleh
atau menerima sumber-
sumber yang disediakan dan
dibagikan.
A negotiator roles. Kepala
sekolah harus mampu untuk
mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak
luar dalam memnuhi
kebutuhan sekolah.
Seperti halnya diungkapkan di
atas, banyak faktor
penghambat tercapainya
kualitas keprofesionalan
kepemimpinan kepala sekolah
seperti proses
pengangkatannya tidak
trasnparan, rendahnya mental
kepala sekolah yang ditandai
dengan kurangnya motivasi
dan semangat serta
kurangnya disiplin dalam
melakukan tugas, dan
seringnya datang terlambat,
wawasan kepala sekolah yang
masih sempit , serta banyak
faktor penghambat lainnya
yang menghambat tumbuhnya
kepala sekolah yang
professional untuk
meningkatkan kualitas
pendidikan. Ini
mengimplikasikan rendahnya
produktivitas kerja kepala
sekolah yang berimplikasi juga
pada mutu (input, proses, dan
output)
Berdasarkan masalah-masalah
tersebut, adapun
pemecahannya adalah:
1. Pembinaan kemampuan
profesional kepala sekolah
Wadah-wadah yang telah
dikembangkan dalam
pembinaan kemampuan
profesional kepala sekolah
adalah musyawarah kepala
sekolah (MKS) , kelompok
kerja kepala sekolah (KKKS),
pusat kegiatan kepala sekolah
(PKKS). Disamping itu
peningkatan dapat dilakukan
melalui pendidikan, dengan
program sarjana atau pasca
sarjana bagi para kepala
sekolah sesuai dengan bidang
kehaliannya, sehingga tidak
terlepas dari koridor disiplin
ilmu masing-masing.
2. Revitalisasi MGMP dan MKKS
di sekolah
Melalui MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran) dan
MKKS (Musyawarah Kerja
Kepala Sekolah) dapat
dipikirkan bagaimana
menyiasati kurikulum yang
padat dan mencari alternatif
pembelajaran yang tepat
serta menemukan berbagai
variasi metoda dan variasi
media untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Dengan mengefektifkan
MGMP dan MKKS semua
kesulitan dan permasalahan
yang dihadapi oleh guru dan
kepala sekolah dalam
kegiatan pendidikan dapat
dipecahkan, dan diharapkan
dapat meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
3. Peningkatan disiplin
Dalam menumbuhkan kepala
sekolah profesional dalam
paradigma baru manajemen
pandidikan di sekolah
diperlukan adanya
peningkatan disiplin untuk
menciptakan iklim sekolah
yang lebih kondusif dan dapat
memotivasi kerja, serta
menciptakan budaya kerja dan
budaya disiplin para tenaga
kependidikan dalam
melakukan tugasnya di
sekolah.
4. Pembentukan kelompok
diskusi profesi
Kelompok diskusi profesi
dapat dibentuk untuk
mengatasi tenaga
kependidikan yang kurang
semangat dalam melakukan
tugas-tugas kependidikan di
sekolah yang melibatkan
pengawas sekolah, komite
sekolah atau orang lain yang
ahli dalam memecahkan
masalah yang dihadapi kepala
sekolah dan tenaga
kependidikan.
5. Peningkatan layanan
perpustakaan dan
penambahan koleksi
Salah satu sarana peningkatan
profesionalisme kepala
sekolah adalah tersedianya
buku yang dapat menunjang
kegiatan sekolah dalam
mendorong visi menjadi aksi.
Karena akan sangat sulit
dapat mengembangkan dan
meningkatkan profesionalisme
kepala sekolah jika tidak
ditunjangkan oleh sumber
belajar yang memadai.
Selain itu kepala sekolah
harus memiliki visi dan misi,
serta strategi manajemen
pendidikan secara utuh yang
berorientasi kepada mutu.
Strategi ini dikenal dengan
manajemen mutu terpadu
(MMT) atau kalau dunia bisnis
dikenal dengan nama total
quality management (TQM).
Yang merupakan usaha
sistematis dan terkoordinasi
untuk secara terus-menerus
memperbaiki kualitas layanan.
Sedikitnya terdapat lima sifat
layanan yang harus
diwujudkan oleh kepala
sekolah agar “pelanggan”
puas; yakni layanan sesuai
dengan yang dijanjikan
(reliability), mampu menajmin
kualitas pembelajaran
(assurance), iklim sekolah
yang kondusif (tangible),
memberikan perhatian penuh
kepada peserta didik
(emphaty), dan cepat tanggap
terhadap kebutuhan peserta
didik (responsiveness)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepala sekolah merupakan
peimipin formal yang tidak
bisa diisi oleh orang-orang
tanpa didasarkan atas
pertimbangan tertentu. Untuk
itu kepala sekolah
bertangggung jawab
melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan baik yang
berhubungan dengan
pencapaian tujuan pendidikan
maupun dalam mencipatakan
iklim sekolah yang kondusif
yang menumbuhnkan
semangat tenaga pendidik
maupun peserta didik. Dengan
kepemimpinan kepala sekolah
inilah, kepala sekolah
diharapakan dapat
memberikan dorongan serta
memberikan kemudahan
untuk kemajuan serta dapat
memberikan inspirasi dalam
proses pencapaian tujuan.
Kepala sekolah diangkat
melalui prosedur serta
persyaratan tertentu yang
bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan pendidikan
melalui upaya peningkatan
profesionalisme tenaga
kependidikan yang
mengimplikasikan
meningkatkanya prestasi
belajar peserta didik. Kepala
sekolah yang professional
akan berfikir untuk membuat
perubahan tidak lagi berfikir
bagaimana suatu perubahan
sebagaimana adanya sehingga
tidak terlindas oleh perubahan
tersebut. Untuk mewujudkan
kepala sekolah yang
professional tidak semudah
memabalikkan telapak
tangan, semua itu butuh
proses yang panjang.
Sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan budaya yang
diterapkan dunia pendidikan,
sehingga menuntut
penguasaan kepala sekolah
secara professional. Untuk itu
kepala sekolah dihadapkan
pada tantangan untuk
melasnakan pengembangan
pendidikan secara terarah dan
berkesinambungan.
Peningkatan profesionalisme
kepala sekolah perlu
dilaksankan secara
berkeinambungan dan
terncana dengan melihat
permaslahan-permasalahan
dan keterbatasan yang ada.
Sebab kepala sekolah
merupakan pemimpin
pendidikan yang juga
bertanggung jawab dalam
meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan lainnya.
Kepala sekolah yang
professional akan mengetahui
kabutuhan dunia pendidikan,
dengan begitu kepala sekolah
akan melakukan penyesuian-
penyesuian agar pendidikan
berkembang dan maju sesuai
dengan kebutuhan
pembangunan serta kemajuan
ilmu pengetahuan dan
teknologi.
B. Saran
Peningkatan profesionalisme
kepemimpinan kepala sekolah
harus dilakukan melaui suatu
strategi. Melalui strategi
perbaikan mutu inilah
diharapkan dapat mengatasi
masalah rendahnya
pendidikan mutu pendidikan
yang mengoptimalkan segala
sumber daya yang terdapat di
sekolah.
Upaya peningkatan
profesionalisme kepala
sekolah merupakan proses
keseluruhan dan organisasi
sekolah serta harus dilakukan
secara berkesinambungan
karena peubahan yang terjadi
selalu dinamis serta tidak bisa
diprediksi sehingga kepala
sekolah maupun tenaga
kependidikan harus selalu siap
dihadapkan pada kondisi
perubahan. Ada istilah
seorang tenaga pendidik yang
tadinya professional belum
tentu akan terus professional
bergitupun sebaliknya, tenaga
kependidikan yang tadinya
tidak professional belum tentu
akan selamanya tidak
professional. Dari pernyataan
itu jelas kalau perubahan
akan selalu terjadi dan
menuntut adanya penyasuaian
sehingga kita dapat mengatasi
perubahan tersebut dengan
penuh persiapan.
Dalam upaya peningkatan
mutu sekolah dan
profesionalisme kepala
sekolah harus ada pihak yang
berperan dalam peningkatan
mutu tersebut. Dan yang
berperan dalam peningkatan
profesionalisme kepala
sekolah adalah pengawas
sekolah yang juga merupakan
pemimpin pendidikan yang
bersama-sama kepala sekolah
memiliki tanggung jawab
terhadap perkembangan
sekolah.
Upaya peningkatan
keprofesionalan kepala
sekolah tidak akan terwujud
begitu tanpa adanya motivasi
dan adanya kesadaran dalam
diri kepala sekolah tersebut
serta semangat mengabdi
yang akan melahirkan visi
kelembagaan maupun
kemampuan konsepsional
yang jelas. Dan ini merupakan
faktor yang paling penting
sebab tanapa adanya
kesadaran dan motivasi
semangat mengabdi inilah
semua usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan
keprofesionalannya hasilnya
tidak akan maksimal dan
perealisasiannyapun tidak
akan optimal. Berdasarkan
hal itu kepala sekolah harus
memiliki
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala
Sekolah Profesional, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Kusnandar. 2007. Guru Profesional.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Maman Ukas. 2004. Manajemen.
Bandung: Agini
Muhammad Surya. Organisasi
profesi, kode etik dan Dewan
Kehormatan Guru.
Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan
dalam Manajemen, Jakarta: PT
Raja Grafindo.
Rahman (at all). 2006. Peran
Strategis Kapala Sekolah
dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jatinangor:
Alqaprint.
Sadili Samsudin.2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Bandung: CV Pustaka Setia
Soekarto Indarafachrudi. 2006.
Bagaimana Memimpin Sekolah
yang efektif. Bogor: Ghalia
Indonesia
Sudarwan Danim. 2002. Inovasi
Pendidikan dalam Upaya
Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Syaiful Sagala. 2002. Administrasi
Pendidikan Kontemporer.
Bandung : Alfabeta CV
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar